Yang sering makan lontong mungkin sudah tidak asing dengan tanaman satu ini. Di Sumbar identik jadi gulai untuk makan lontong tanaman pakis ini. Bahkan namanya dalam dialeg sumbar tanaman ini disebut paku.
Tentu agak asing emang ataupun banyak yang tidak tahu
dengan sayuran yang satu ini bagi yang tidak pernah sarapan pagi dengan lontong sayur. Maklum selama ini memang tumbuh disemak-semak sehingga
terabaikan, namun teranyata kita tidak bisa mangabaikannya begitu saja. Pakis
sayur atau paku sayur atau yang Bernama
latin Diplazium esculentum ini dikenal sebagai tumbuhan liar yang banyak tumbuh
di daerah perbukitan. Pakis sayur atau ada yang menyebut pakis tanjung, banyak
tumbuh dekat sumber air seperti sungai, alur, rawa-rawa, atau daerah lembab. Tumbuhan
ini menyebar dan mudah dikenali Tanaman ini tumbuh luas di Benua Asia,
khususnya Kamboja, Cina, India, Jepang, Malaysia, Papua Nugini, Pakistan,
Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia.
Pakis sayur dapat diidentifikasi berdasarkan
morfologinya yang memiliki rimpang tertutup sisik atau bulu halus (rufous)
dengan tinggi sekitar 50 cm. Daun pakis
sayur berbentuk menyirip dua dengan tangkai daun kecokelatan. Panjang daun majemuk
dari tanaman ini bisa mencapai 1,5 m dengan panjang daun sekunder sekitar 8 cm
dan lebar 2 cm. tumbuhan ini menghasilkan spora dalam jumlah yang sangat besar
sehingga lolos dari budidaya dan dengan mudah menyebar dan menjadi invasif di
beberapa negara di benua Amerika dan Australia.
Masyarakat Indonesia banyak memanfaatkan tumbuhan
ini baik dari bahan segarnya sebagai lalapan, maupun dalam bentuk masakan
(dimasak) seperti gulai pakis, cah pakis, dan sayur pakis lainnya. Pakis esculentum
dianggap sebagai pakis paling penting yang dapat dimakan di seluruh dunia. Nama
‘esculentum‘ berasal dari bahasa Latin untuk ‘dapat dimakan’ atau edible,
mengacu pada penggunaannya sebagai sumber makanan. Nutrisi dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh terkandung dalam tumbuhan paku sayur ini. Beberapa kandungan zat nutrisi
yang terkandung antara lain lipida, protein, karbohidrat, vitamin, serat, dan
mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), zat besi (Fe),
tembaga (Cu) dan mineral lainnya.
Selain itu, ternyata pakis sayur juga mengandung
berbagai senyawa yang dapat dimanfaatkan sebai obat. Secara tradisional, pakis
sayur banyak digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit seperti diabetes,
cacar, asma, diare, rematik, disentri, sakit kepala, demam, luka, nyeri,
campak, tekanan darah tinggi, konstipasi, oliospermia, patah tulang,
pembengkakan kelenar, dan penyakit kulit lainnya. Hal ini bukan tanpa sebab
karena berdasarkan beberpa penelitian bahwa pakis sayur ini banyak digunakan
untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena adanya senyawa bioaktif yang
terkandung di dalamnya. Pada pakis sayur terdapat golongan senyawa fitokimia seperti
alkaloid, flavonoid, glikosida, fenolik, tanin, terpenoid, dan steroid.
Pakis sayur memiliki potensi dalam mengobati maupun
mencegah penyakit berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan.
Beberapa aktivitas biologis potensial yang dimiliki oleh pakis sayur ini antara
lain sebagai aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, dan
imunomodulator. Bagian tumbuhan yang digunakan pada pengobatan maupun
pemeliharaan kesehatan yaitu bagian daun, bagian aerial, daun muda (kuncup),
rhizoma maupun keseluruhan tumbuhan. Hampir tidak ada bagian yang tidak
termanfaatkan dari tumbuhan ini.
Mengingat hal tersebut, sudah selayaknya pakis sayur
menjadi sayuran yang patut mendapatkan perhatian untuk dikembangkan lebh
lanjut. Selama ini hanya sebatas sayuran yang tidak memiliki nilai jual yang
lebih namun demikian ternyata pakis sayur memiliki potensi besar untuk
dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan obat-obatan dimasa depan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengakaji potensi pakis
sayur sebagai sumber pangan dan obat-obatan yang lebih optimal. Hal ini ini
juga didukung oleh melimpahnya pakis sayur tumbuh di Indonesia. Maka, mengingat
sangat berpotensinya tumbuhan ini, maka tidak bisa diabaikan begitu saja.