Manfaatkan Lahan Kering Jadi Produktif Dengan Pola Ini


Lahan kering tidaklah jadi kendala dalam bertani. Lahan yang dikenal minus air dan kesuburan tanah bisa dijadikan lahan produktif jika kita mengetahui pola pengolahannya. 

Umumnya lahan kering memiliki tekstur tanah berpasir, suhu tinggi dan kelembaban rendah. 

Lahan kering merupakan salah satu media tanam yang bisa dimanfaatkan bagi petani untuk melakukan aktivitas pertanian. Potensi luasan yang tinggi menjadikan lahan kering dapat dimanfaatkan sebagai lahan produktif yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan pertanian di wilayah ini. Hampir 70% luasan wilayah ini terdiri dari lahan kering yang kesemuanya itu berada pada topografi> 15%. Berdasarkan luasan tersebut, lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang Pembangunan pertanian di Indonesia. 

Namun demikian, optimalisasi pemanfaatan lahan kering masih dihadapkan pada berbagai tantangan, diantaranya dalam hal penerapan system pertanian yang tidak sesuai, penanggulangan erosi yang tidak tepat dan Tingkat kesuburan lahan yang sangat rendah. Penurunan produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan pada lahan kering sangat mempengaruhi pendapatan petani. System monoklur selain berpengaruh langsung terhadap erosi dan produksi, biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam system pemupukan dan pengelolaannya juga sangat tinggi. Akibatnya, pendapatan yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani.

Penelitian (Lai,2001) menjelaskan bahwa korelasi antara produksi dan hilangnya lapisan atas tanah akbiat erosi di Ohio sangat parah yang awalnya hanya sebesar 17% meningkat menjadi 21%. Penelitian lain melaporkan bahwa produksi pertanian menurun sekitar 2,7% untuk setiap kehilangan 1 cm lapisan atas tanah. Selain itu, rata-rata penurunan produksi pertanian sekitar 0,2% tahun-1 atau penurunan 3,1% cm-1 dari pengikisan bagian atas pada tanah Ultisol (Den Biggelaar et al., 2001). Erosi juga dapat menyebabkan perubahan penggunaan lahan akbit lahan yang kurang produktif lagi. 

Estimasi kerugian produksi dan dampak ekonomi dari erosi untuk produksi jagung,gandung, kedelai, dan kapas menggunakan ekstrapolasi berbasis dari empat jenis pertanian yang disebabkan oleh erosi adalah sekitar $56.000.000 pada tahun 2000 (Den Biggelaar et al., 2001). Berbagai Upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani di lahan kering kabupaten Gowa, salah satu diantaranya adalah penerapan system pertanian terpadu. System pertanian terpadu adalah system penggunaan lahan dengan memadukan banyak jenis usaha tani yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya pada satu tempat yang sama (Mcdicken dan Vergara,1990).

Penerapan system pertanian terpadu oleh (Kabaluapa,2004) di bagian timur Alabama, menemukan bahwa model pertanian terpadu pada berbagai kemiringan dapat menanggulangi erosi yang terjadi. System pertanian terpadu merupakan pencampuran dari berbagai sub-sistem yang juga telah terbukti praktis dan ekonomis dalam meperbaiki kualitas tanah di lereng yang curam dibandingkan dengan system konservasi mekanik. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa pertanian terpadu dengan jarak 4 m, dengan melibatkan leucaena dengan jagung dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi petani. 

Manfaat dari pertanian terpadu adalah karena efek konservasi tanahnya yang rendah dan dapat mempertahankan hasil dari konstan sepanjang waktu. Teknologi integrasi tanaman dengan system hedgerow (barisan tanaman pagar menjadi salah satu Solusi dalam Upaya peningkatan produktivitas dan sejalan dengan peningkatan pendapatan ekonomi lahan kering yang berbasis lingkungan dan berkelanjutan. 

Penggunaan hedgerows dalam system pertanaman seperti mischantus (Miscanthus), rumput gajah (Pennisetum purpureum), setaria (Setaria sphacelate), gamal (Gliricidia sepium) manggis (Garcinia Mangostana L) sebagai tanaman pohon dan jagung (Zea mays) sebagai tanaman utama diyakini dapat memberikan manfaat ekologi dan produksi yang tinggi. 

Berdasarkan uraian diatas, maka perluu dilakukan penelitian system pertanian terpadu hedgerow meningkatkan pendapatan petani lahan kering. Penelitian ini dilaksakan untuk meningkatkan pendapatan petani di lahan kering.

Sumber:
Den Biggelaar, C., R. Lai Wiebe, and V. Breneman.2001. Impact of Soil Erosion on CropYields In North America,p. 1-52  Advances in Agronomy, Vol.72.

Gonggo, B. M., Hermawan, B., and Anggraeni, D. 2005. Pengaruh jenis tanaman penutup dan pengolakan tanah terhadap sifat fisika tanah pada lahan alang-alang. Jurnal ilmu-ilmu pertanian Indonesia. 7(1):44-55.

Haines., S.A.2011. Nitrogen and Phosphorus Fertilizer Effects on Establishnment of Miscanthus xgiganteus in North Carolina. Thesis submitted to the Graduate Faculty of North Carolina State University Soil Science

Raleigh North Carolina. Kabaluapa. N.K. 2004. Agronomic and Environmental effects of Alley Cropping and Terracing in North Alabama. Desertase of Auburn Uneversity. Alabama.

Lai,R 2001. Soil degradation by erosion. Land Degradation & Development 12:519-539.

Macdicken KG, Vergara NT. 1990. Agroforestry, Clasification and Management. A Wiley-Interscience Publication. 0-471-83871-4.

Okaraonye, C. C., and Ikewuchi, J. C. 2009. Nutritional and antinutritional Components of Pennisetrum purpureum Schumach. Pakistan journal of Nutritional 8 (1): 32-34.

Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas