Raup Untung Bertani Dengan Pola SIPT



Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Penggabungan pola pertanian dan peternakan sangat berdampak positif untuk peningkatan ekonomi petani. Seperti pengintekgrasian padi dan sapi yang dikenal dengan Sistem Integrasi Padi-Sapi (SIPT)


Sistem integrasi padi-sapi (SIPT) merupakan sistem pertanian yang mampu memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk kandang yang bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani, SIPT memberikan kontribuusi terhadap pendapatan total rumah tangga petani cukup tinggi. Kemudian SIPT juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya local seperti pemanfaatan Jerami sebagai pakan ternak dan kotoran sapi sebagai pupuk organik.
            
Sistem pertanian terpadu padi-ternak sapi (SIPT) merupakan usaha meningkatkan produksi padi yang diintegrasikan dengan ternak sapi. Pemilihan padi dan sapi dalam usaha tani didasarkan pada hubungan timbal balik di mana padi menyediakan Jerami dan dedak untuk pakan sapi. Sebaliknya, sapi menghasilkan kotoran yang dapat disajikan sebagai pupuk organic pada tanaman padi (Sunyoto dan Rachman,2005). SIPT bisa meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki kesuburan lahan, kualitas air dan udara serta menciptakan keserasian lingkungan sosial budata masyarakat. Usahatani terpadu sapo potong dan padi sawah efesien dan bisa meningkatkan kuntungan dibandingkan dengan usaha tani Tunggal, karena dapat menciptakan biaya produksi yang minimal dan adanya pemanfaatan potensi sumber daya local (Handayani,2009).

            
Hasil penelitian SIPT dengan pola tanam IP-300 menunjukkan hasil yang cukup menarik. Ternyata integrasi sapi-padi mampu meningkatkan pendapatan petani. Sekitar 40% dari hasil tersebut berasal dari nilai pupuk organic yang diperoleh dari ternak sapo. Apabila yang dipelihara sapi perah sistem low input, maka pol aini memberikan Rp11.000/ekor/hari karena seekor sapi dengan produksi susu 8-10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3-4 liter susu (Haryanto et al., 1999).

            
Hasil penelitian Ghalib (2010), penerapan SIPT dapat meningkatkan pendapatan, pengurangan biaya produksi dan peningkatan pemanfaatan limbah tanaman padi dan sampi, penggunaan pupuk anorganik menjadi berkurang dan intensitas tanam dapat ditingkatkan serta memberikan peluang usaha selain tanaman padi. Penambahan bobot badan sapi rata-rata 410,2g/ekor/hari. Pupuk organic yang dihasilkan rata-rata 5 kg/ekor/hari, sehingga di Desa Lok Tangga memiliki potensi pupuk organic sebesar 500 kg/hari, serta Jerami padi 5,44 t/ha/panen, pendapatan petani padi mencapai Rp 15.309.950.

Sumber:

Ghalib, R. 2010. Pengembangan Sistem Integrasi Padi-Sapi di Lahan Sawah Tadah Hujan Kalimantan Selatan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Banjar Baru.

Handayani Sayekti. 2009. Model Integrasi Tanaman-Ternak di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah Pendekatan Optimasi Program Linier. Tesis Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.163 hal.

Haryanto, B., M. Sabrani, M. Winugroho, B. Sudaryanto, B. Risdiono, S. Priyanti, E. Martindah, M. Siahaan, E. Suyanti, dan Subiyanto, 1999. Pengembangan Hijauan Makanan Ternak IP 300 Pusat Penelitian dan Pengemabngan Peternakan bekerja sama dengan Bagian Proyek Pemberdayaan Petani Peternak Pusat.

Sunyoto, P dan Rachman, B. 2005. Kajian Integrasi Padi-Sapi di lahan Sawah Irigasi Kabupaten Lebak Banten. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Tahun 2005. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, Serang.