Wahyudi Thamrin

Sistem Pertanian Terpadu Untuk Lahan Pekarangan



Oleh:Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas


Lahan pekarangan rumah tangga bisa digunakan untuk hal bermanfaat. Terutama dalam dunia pertanian. Berbagai macam tanaman sayuran bisa ditanam di lahan pekarangan tersebut. 

Tentu untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam memanfaatkan lahan pekarangan ada metodenya. Salah satunya dengan menerapkan sistem pertanian terpadu.

Pertanian terpadu merupakan system yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu Solusi alternatif bagi peningkatan peroduktivitas lahan, program Pembangunan & konservasi lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu. 

Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah dan Panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan system pertanian berbasis agroforestry ini. Hasil pertanian dan perikanan diharapkan mampu mencukupi kehidupan jangka pendek, sedangkan hasil peternakan dan Perkebunan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan jangka menengah. 

Penjualan hasil kebun dan hasil hutan rakyat sekarang dipercaya mampu mencukupi kebutuhan membayar biaya sekolah, rumah sakit, hajatan sunatan, mantenan dan kebutuhan jangka Panjang lain.

Lahan yang berada di sekitar rumah jika dimanfaatkan akan memberikan mperupakan sebuah area yang mengelilingi kontribusi bagi kecukupan pangan dan gizi masyarakat. 

Dengan kecukupan pangan tersebut maka ketahanan pangan bisa terwujud yang merupakan salah satu tujuan Pembangunan pertanian. Pekarangan dapat diartikan sebuah tanah di sekitar rumah. Pekarangan tidak terbatas pada halaman rumah yang ada didepan. Melainkan juga rumah. 

Sehingga pekarangan dapat berada di depan, belakang maupun di samping sebuah bangunan rumah. Luas pekarangan ini tergantung dengan kepemilikan lahan/tanah yang tersisa dan tersedia setelah di kurangi oleh penggunaan bangunan utama. Pekarangan rumah sering dijumpai di masyarakat pedesaan, dan biasanya luas-luas. 

Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang sedikit sekali memiliki pekarangan yang luas, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pekarangan. Pekarangan yang ada di pedesaan membuat rumah menjadi semakin asri dengan ditanami berbagai macam tanaman seperti singkong, papaya, pisang, durian, mangga, rambutan, dan tanaman-tanaman obat serta bunga-bunga.

Jika dikaji lebih jauh lagi, pemanfaatan pekarangan memiliki banyak fungsi antara lain:

1.      Fungsi sosial ekonomi

Mempunyai peranan penting sebagai sumber tambahan kebutuhan sehari-hari yang cukup memadahi. Ada beberapa pekarangan di pedesaan juga sebagai penghasil bahan dasar untuk kerajinan, misalnya bambu untuk membuat anyaman, karena bisa menghasilkan banyak hal yang positif, maka pemberdayaan pekarangan atau Upaya pekarangan merupakan sebuah media produktivitas, dari hasil pekarangan itu bukan hanya bisa dikonsumsi untuk diri sendiri tetapi juga bisa dijual untuk meningkatkan penghasilan.

2.      Fungsi produksi

Berlawanan dengan sawah dan tegal, pekarangan dapat menghasilkan bahan produksi hampir setiap hari, sehingga mengakibatkan adanya suatu yang dijual ke pasar. Hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan. Pekarangan juga sangat potensial untuk memperoduksi dan menyediakan bahan-bahan pangan. Dengan potensinya sebagai bahan makanan ini., maka pekarangan juga mempunyai implikasi yang luas terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat.

3.      Fungsi peningkatan gizi

Banyak tanaman dipekarangan mempunyai kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang tinggi untuk peningkatan gizi keluarga. Sumber karbohidrat diperoleh dari budidaya tanaman jagung atau berbagai macam tanaman umbi-umbian. Sedangkan sayuran, buah-buahan, ikan, ternak dapat sebagai sumber protein, lemak, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, garam-garam Ca, Mg, Fe dan serat-serrat.

4.      Perlindungan terhadap tanah dan air

membentuk sratifikasi tajuk yang dapat menahan hempasan air hujan sehingga dapat melindungi tanah. Ternak dari ikan yang dipelihara di pekarangan di samping memberikan bahan makanan protein, bersama-sama dengan bahan organic yang berasal dari tanaman pekarangan, memelihara kesuburan tanah pekarangan dan terhindar pula dari erosi dan proses perusakan lainnya.

Optimalisasi pengelolaan lahan pekarangan untuk pengembangan usahatani tanaman sayuran perlu ditingkatkan pelaksaannya agar dapat memberikan pengingkatan produksi dan meminimalkan terjadinya gejolak harga yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan daerah. Pengelolaan lahan pekarangan dan telajakan untuk budidaya tanaman sayuran sangatlah berbeda dengan budiaya tanaman lainnya karena memerlukan penanganan lebih. Permasalahan dalam pengelolaan usahatani tanaman sayuran perlu penanganan secara intensif terutama berusahatani di luar musim.

Penanganan pada pekarangan dapat dilakukan pada tanah langsung atau menggunakan pot dan polibag. Penanaman pada tanah langsung dilakukan dengan cara melakukan pencangkulan tanah dan mencampur tanah dengan pupuk organic, selanjutnya tanaman bisa ditanam. Pada tanaman keras dan buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan, sengon, jeruk, dll. 

Tanah terlebih dahulu dibuatkan lubang tersebut bagian atas dan bawah dipisahkan karena kedua tanah tersebut memiliki Tingkat kesubutan yang berbeda, penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit ke dalam lubang tanam diberikan pupuk organic dan ditutup dengan tanah lapisan atas terlebih dahulu kemudian tanah bagian bawah. Media tanam pada pot dan polibag menggunakan campuran tanah, sekam dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Sayuran atau bunga yang akan di tanam dapat dipindahkan ke dalam polibag atau pot yang telah diberi media tanam tersebut. 

Penanaman di pekarangan juga dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol minuman, paralon bekas, kaleng cat, kaleng makanan dan plastic minyak goreng untuk dijadikan tempat menanam dan kotoran ternak serta kompos daun-daun untuk dijadikan pupuk organic. Untuk meningkatkan kesuburan tanah juga dapat memanfaatkan air bekas cucuian beras (air leri) untk menyiram tanaman.

Pemanfaatan lahan pekarangan dengan pertanian terpadu juga dapat dimanfaatkan untuk kolam ikan sebagai sumber protein hewani. Kolan yang dibuat dapat berupa ikan air tawar seperti lele, nila, atau ikan hurami. Untuk budidaya lele sendiri, pemasangan kolam terpal dilaksanakan di pekarangan rumah warga sebagai lahan yang berpotensi untuk kegiatan perikanan. Jenis kolam yang dibuat adalah kolam terpal diatas permukaan tanah. Kolam ini adalah kolam yang dibuat diatas permukaan tanah tanpa menggali atau melubangi tanahnya, dan kontruksinya harus menggunakan kerangka. Bahan kerangka kolam, baik cagak atau penyangga herizontalnya dapat dibuat dari bambu, kayu, pipa, leding, atau batu bata.

Satu hal yang menarik dari budidaya ikan lele ini adalah, bahwa ikan tersebut bisa tumbuh di jenis kolam apapun. Begitu juga dengan luas kollamnya. Bisa membangun dengan volume berapapun tergantung luas lahan yang dimiliki.