Search

Strategi Bertani Dimasa Covid Melanda



Oleh:Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Pandemi Covid yang melanda dunia berdampak kesegala lini kegiatan masyarakat. Tidak hanya mengguncang dunia kesehatan, juga berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat. 
            
Di sektor pertanian, FAO sudah memperingatkan potensi krisis pangan global. Rantai pasokan pangan dunia juga terancam di Tengah pemberlakuan karantina wilayah, pembatasan sosial, dan larangan perjalanan. Kebijakan tiap-tiap negara dalam mencegah penyebaran covid-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan maupun kemampuan produksi. Realita itu menunjukkan, ketahanan pangan sama pentingnya dengan Kesehatan masyarakat.
            
Pada era pandemi tentu banyak sasaran dan tujuan yang direncakan akan terkendala dengan protocol Kesehatan, sehingga untuk kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan, bisa dialihkan ke alternatif kegiatan yang aman dan efektif, contohnya jika dalam bidang Perkebunan buah dan sayuran, dapat mengalihkan ke sistem pertanian hidroponik, aeroponic, tanaman buah dalam pot, mengkombinasikan berbagai sistem/sistem pertanian terpadu (Integrated Bio Cycle Farming) dan sistem pertanian lain yang tidak membutuhkan lahan khusus. Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu Solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program Pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
            
Dari beberapa sumber dijelaskan Peringatan FAO tentang kemungkinan terjadinya krisis telah direspon dengan Upaya meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional. Upaya tersebut antara lain dengan mempercepat musim tanam kedua dan mengembangkan lahan rawa untuk produksi pangan. Tidak hanya mengandalkan cara-cara yang tradisional. Kementan juga mendukung pola pertanian terpadu dengan menerapkan pertanian tanpa limbah (zero waste) yang akhir-akhir ini ditekuni sejumlah petani di beberapa daerah. Melalui pertanian terpadu, petani memproduksi berbagai komoditas pertanian secara terpadu dalam satu hal. Pada pertanian in dalam satu hal hamparan dibudiayakan banyak komoditas diantaranya padi, sayur, ayam, lele, sapi dan komoditas pangan lainnya.
            
Pemerintah daerah harus brkomitmen mendorong pemanfaatan lahan suboptimal, seperti lahan kering dan rawa, juga sekaligus mencegah terjadinya alih fungsi lahan ataupun satuan kelompok masyarakat yang lebih besar untuk budidaya lahan pekarangan maupun pengolahan hasilnya. Upaya pemanfaatan lahan dilakukan tidak hanya dengan berbudiaya berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura, tetapi juga budidaya ternak dan ikan sehingga bisa mencukupi ketersediaan pangan, baik karbohidrat, protein, vitamin, maupun mineral. Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan bisa dilakukan keluarga sebagai unit kelompok masyarakat terkecil.
            
Penerapan pertanian terpadu akan memberikan hasil yang lebih melimpah. Prospek pertanian terpadu yang cukup menjanjikan tersebut mendorong Kementan untuk serius dan terus mendukung pola pertanian ini. Dukungan diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan KUR, bantuan benih, dan sarana produksinya lainnya. Kementan juga berupaya mengembangkan model ini ke berbagai daerah sehingga ketahanan pangan nasional didukung semua daerah. Tidak hanya untuk ketahanan pangan, tidak kalah penting adalah pertanian terpadu diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
          
Startup bisa membantu menyerap hasil produk sehingga harga di Tingkat petani pun tetap stabil. Yang tidak boleh dilupakan dalam menjaga ketahanan pangan selama pandemi covid-19 ialah memastikan petani kita tetap sehat, Sejahtera, dan semangat agat tetap harus berproduksi. Kedaulatan pangan akan sulit diwujudkan jika petani sebagai pelaku utama usaha tani tidak Sejahtera. Maka, negara harus hadir menjamin kesejahteraan petani, menjaga semangat mereka, dan memastikan kesehatannya di Tengah pandemi covid-19