Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat yang bersifat kronik dan sering menimbulkan kekambuhan. Kekambuhan yang terjadi pada pasien gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor seperti pasien, dokter, keluarga dan penangung jawab pasien, tetapi 30-40% pasien mengalami kekambuhan pada satu tahun setelah keluar dari rumah sakit meskipun tetap meminum obat.
Merawat anggota keluarga yang menderita skizofrenia menghadirkan berbagai tantangan bagi caregiver. Di antaranya adalah banyaknya waktu yang terbuang, tingginya biaya hidup, terbatasnya waktu untuk bersosialisasi, serta perasaan stres, depresi, malu, bersalah, dan stigma. Semua ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis caregiver, bahkan berisiko menyebabkan kekambuhan kondisi pasien skizofrenia yang semakin mengganggu kesejahteraan mereka. Permasalahan tersebut berdampak terhadap kondisi psikologis, kesehatan mental dan kualitas hidup caregiver yaitu psychological well being.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekambuhan pada pasien yang mengalami skizofrenia adalah dengan self-efficacy. Self efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.
Salah satu penelitian terbaru yang menarik perhatian adalah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan kesejahteraan psikologis caregiver dalam merawat pasien skizofrenia. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional, yang melibatkan seluruh keluarga pasien skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara self efficacy dengan kesejahteraan psikologis caregiver, dengan nilai p=0,000. Ini berarti self efficacy, atau keyakinan diri caregiver dalam menghadapi dan mengelola perawatan pasien skizofrenia, berperan penting dalam menentukan kesejahteraan psikologis mereka.
Penelitian ini memberikan bukti bahwa meningkatkan self efficacy pada caregiver dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka. Oleh karena itu, penting bagi institusi kesehatan, khususnya di Puskesmas Kota Padang, untuk mengembangkan program-program yang mendukung dan memperkuat self efficacy caregiver. Program pelatihan, dukungan psikologis, serta penyediaan informasi yang memadai tentang skizofrenia dan cara merawatnya dapat membantu caregiver mengelola stres dan beban perawatan dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan pasien yang mereka rawat.
Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan dan program intervensi yang lebih efektif dalam mendukung caregiver pasien skizofrenia, sehingga mereka dapat menjalankan peran mereka dengan lebih baik dan tetap menjaga kesejahteraan psikologis mereka. Dengan demikian, kualitas perawatan bagi pasien skizofrenia juga dapat meningkat, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat positif bagi seluruh keluarga dan masyarakat.
Artikel selengkapnya dapat diakses pada DOI: https://doi.org/10.32584/jikj.v6i3
Oleh: Ns. Yuanita Ananda, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas