Wahyudi Thamrin

Perbaiki Kualitas Tidur Pasien Dengan teknik Relaksasi Benson

 


Teknik Relaksasi Benson: Solusi Non-Farmakologis untuk Memperbaiki Kualitas Tidur Pasien PJK"

Penulis: Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Penyakit jantung koroner yang sering dikenal dengan PJK merupakan masalah utama gangguan jantung baik global maupun nasional. Pemulihan pasien setelah mengalami serangan jantung merupakan periode yang sangat kritis, terutama dalam 8 minggu pertama. Salah satu aspek yang penting untuk dipahami selama masa pemulihan ini adalah gejala yang sering dikeluhkan pasien, salah satunya adalah durasi tidur yang pendek. Penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur kurang dari 6 jam per hari merupakan gejala klinis yang signifikan terkait dengan PJK. Artikel ini akan mengulas berbagai studi yang menjelaskan hubungan antara durasi tidur yang pendek dengan kondisi kesehatan pasien PJK dan implikasinya terhadap pemulihan.

Berbagai studi telah mengemukakan bahwa durasi tidur yang pendek menjadi masalah yang sering dilaporkan oleh pasien selama masa pemulihan, dimana sekitar 30% individu dilaporkan tidur kurang dari 6 jam per hari, yang berdampak pada perasaan tidak bugar, kelelahan saat bangun, mengantuk di siang hari, dan fatigue. Kondisi ini dapat memperlambat proses pemulihan pasien PJK.

Durasi tidur yang pendek juga berhubungan erat dengan peningkatan risiko PJK dan infark miokardium dengan Odds Ratio (OR) sebesar 1,36 (p < 0,0005). Ini menunjukkan bahwa individu yang tidur kurang dari 6 jam per hari memiliki risiko 36% lebih tinggi untuk mengalami infark miokardium dibandingkan dengan mereka yang memiliki durasi tidur yang cukup. Durasi tidur kurang dari 6 jam per hari secara signifikan berhubungan positif dengan kejadian PJK (p < 0,001). Studi di Keio University Hospital menemukan bahwa 35,3% dari 1071 pasien gangguan kardiovaskular memiliki durasi tidur yang pendek, yang berkontribusi sebesar 59,3% terhadap kualitas tidur yang buruk (sumber: El-Mokadem dan Grandner et al).

Oleh karena itu, intervensi untuk memperbaiki durasi dan kualitas tidur selama masa pemulihan sangat diperlukan. Teknik relaksasi Benson adalah salah satu terapi non farmakologi yang bertujuan untuk meningkatkan durasi tidur. Sebuah studi kuasi eksperimental dengan desain pretest-posttest control group yang dilakukan kepada 29 pasien PJK dalam masa 1 bulan pertama pasca PCI, menemukan peningkatan yang signifikan dalam rata-rata durasi tidur sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi Benson pada kelompok intervensi (nilai p < 0,001). Intervensi relaksasi Benson dilakukan selama 5 hari, sebanyak dua kali sehari, masing-masing selama 20 menit pada kelompok intervensi. Sementara kelompok kontrol menerima perawatan rutin sesuai standar perawatan.

Peningkatan durasi tidur yang signifikan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson efektif sebagai intervensi non-farmakologis untuk meningkatkan durasi tidur pada pasien CAD. Teknik relaksasi ini bekerja dengan menginduksi keadaan relaksasi fisik dan mental yang mendalam, yang dapat membantu pasien mengatasi kecemasan dan stres yang sering kali mengganggu kualitas tidur mereka.

Studi ini menyimpulkan bahwa teknik relaksasi Benson merupakan intervensi non-farmakologis yang efektif untuk meningkatkan durasi tidur pada pasien CAD. Teknik ini dapat menjadi bagian penting dari program rehabilitasi jantung untuk membantu pasien mencapai kualitas tidur yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan proses pemulihan dan kualitas hidup mereka. Tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi yang tepat tentang pentingnya durasi tidur yang cukup bagi pasien PJK. Selain itu, perlu dikembangkan program intervensi yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur selama masa pemulihan, seperti teknik relaksasi atau terapi perilaku kognitif untuk masalah tidur.

Artikel selengkapnya dapat diakses pada DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2788