Masjid Batu Tertua yang Menjadi Cagar Budaya



Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand


Di sudut tenang Kota Pariaman, berdiri sebuah bangunan megah yang menyimpan jejak-jejak sejarah berharga dari masa lalu. Masjid Raya Pasa Kota Pariaman, masjid batu tertua di kota ini, bukan hanya menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu, tetapi juga simbol kekuatan iman dan kebersamaan masyarakatnya. Dengan arsitektur yang memukau dan cerita sejarah yang mendalam, masjid ini telah menjadi cagar budaya yang dihormati dan dikagumi. Menelusuri setiap sudut dan detail dari masjid ini adalah seperti membuka lembaran-lembaran sejarah yang berharga, yang menceritakan tentang kehidupan, perjuangan, dan keindahan budaya masyarakat Pariaman di masa lampau.

Sejarah Pendirian Masjid Raya Pasa Kota Pariaman

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman, yang dikenal sebagai masjid batu tertua di Kota Pariaman, memiliki sejarah yang kaya. Didirikan pada tahun 1882 oleh Syekh Muhammad Jamil El Khalidi, masjid ini dibangun dengan semangat gotong royong oleh masyarakat setempat. Dipimpin oleh seorang tukang bernama Sutan Tundun, pembangunan masjid ini berlangsung selama empat tahun. Sebelum masjid batu ini berdiri, daerah Pasar Pariaman hanya memiliki masjid kayu yang sudah ada sejak sekitar tahun 1829.Arsitektur masjid ini unik, terdiri dari dua tingkat dengan atap tumpang lima. Awalnya, atapnya terbuat dari ijuk sebelum diganti dengan seng. Struktur bangunan utama menggunakan bata berplester, dengan sembilan tiang utama di bagian dalamnya. Masjid ini juga menjadi pusat pendidikan dan kegiatan sosial, dengan didirikannya sekolah agama Madrasatul Falah di kompleksnya pada tahun 1925 oleh Dja'afar, putra Syekh Muhammad Jamil El Khalidi.

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman juga menunjukkan ketangguhannya saat gempa bumi besar melanda Padang Panjang pada tahun 1926, di mana bangunan ini tetap utuh tanpa kerusakan signifikan. Kini, masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya, melestarikan nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi serta simbol persatuan dan gotong royong masyarakat Pariaman.

Fungsi Sosial dan Pendidikan Masjid Raya Pasa Kota Pariaman

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga memiliki peran penting dalam bidang sosial dan pendidikan. Berikut adalah rincian tentang fungsi sosial dan pendidikan dari masjid ini:

Fungsi Sosial

1. Pusat Kegiatan Keagamaan:

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman menjadi pusat berbagai kegiatan keagamaan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap tahunnya, masjid ini meningkatkan rasa kebersamaan dan persatuan.
 

menyelenggarakan acara-acara penting seperti pengajian, ceramah agama, dan perayaan hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat iman masyarakat, tetapi juga
 

2. Kegiatan Sosial dan Amal:

Masjid ini juga aktif dalam mengorganisir berbagai kegiatan sosial dan amal. Misalnya, selama bulan Ramadan, masjid ini menyelenggarakan acara buka puasa bersama dan membagikan bantuan kepada kaum dhuafa. Selain itu, masjid ini juga menggalang dana untuk membantu korban bencana alam dan orang-orang yang membutuhkan bantuan lainnya.

3. Tempat Berkumpul dan Diskusi:

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman sering menjadi tempat berkumpul bagi masyarakat untuk berdiskusi dan mencari solusi atas berbagai masalah sosial yang dihadapi. Diskusi-diskusi ini sering melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan ulama setempat, yang memberikan panduan dan nasihat berdasarkan ajaran Islam.

Fungsi Pendidikan

1. Madrasatul Falah:

Pada tahun 1925, di kompleks masjid ini didirikan sebuah sekolah agama bernama Madrasatul Falah oleh Dja'afar, putra dari Syekh Muhammad Jamil El Khalidi. Madrasatul Falah berperan penting dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak dan remaja di sekitar masjid. Kurikulum sekolah ini mencakup pengajaran Al-Quran, fiqh, tafsir, hadis, dan mata pelajaran agama lainnya.

2. Pengajaran Ulama:

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman menjadi tempat pengajaran oleh ulama-ulama besar. Salah satu ulama terkenal yang pernah mengajar di sini adalah Sutan Darab pada tahun 1916. Pengajaran oleh para ulama ini memberikan pencerahan dan pengetahuan agama yang mendalam kepada masyarakat, serta membentuk generasi muda yang taat beragama dan berakhlak mulia.
 

3. Kegiatan Belajar Mengajar:

Selain sekolah formal, masjid ini juga menjadi tempat kegiatan belajar mengajar secara informal. Pengajian rutin dan kelas-kelas agama diadakan untuk berbagai kelompok umur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kegiatan ini memastikan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki akses untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan agama mereka.

Pengaruh dalam Masyarakat

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman berperan besar dalam membentuk karakter dan moral masyarakat setempat. Dengan berbagai kegiatan sosial dan pendidikan yang dilaksanakan, masjid ini membantu membangun komunitas yang kuat, beriman, dan berpengetahuan. Fungsi sosial dan pendidikan yang dijalankan oleh masjid ini telah menciptakan dampak positif yang signifikan, menjadikan masjid ini sebagai pusat kehidupan spiritual dan intelektual di Kota Pariaman.

Masjid Raya Pasa Kota Pariaman bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga pusat kehidupan sosial dan pendidikan yang terus berkembang dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Melalui berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan, masjid ini berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera, berpengetahuan, dan religius.