Festival Maek 2024, Menyingkap Tabir Peradaban Tua Di Negeri Seribu Menhir


Limapuluh Kota,Salingkaluak.com,-Maek, sebuah nagari yang berada di lembah bukit barisan di ujung utara Kabupaten Limapuluh Kota. Nagari Maek dikenal dengan sebutan nagari seribu menhir serta pesona bukit tembus (Bukik Posuak). 

Menhir menhir yang menyebar di beberapa jorong dinagari ini diyakini merupakan sisa peradaban ribuan tahun lalu. Misteri peradaban zaman megalitikum masih menyelimuti negeri ini. Bahkan sudah ada beberapa ilmuan baik nasional maupun manca negara yang melakukan penelitian tentang menhir tersebut. 



Untuk lembih membuka mata dunia akan peradaban tua di Nagari Maek Kecamatan Bukit Barisan kabupaten Limapuluh Kota, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalu dinas Kebudayaan menggelar kegiatan Festival Maek 2024. Kegiatan ini merupakan pokok pikiran ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi SH. 

kegiatan Festival Maek ini di beberapa waktu lalu dengan berbagai kegiatan. Dari diskusi sampai pameran foto foto tentang sejarah megalitikum di Nagari Maek. 

Festival Maek sendiri ditabuh mulai tanggal 17 sampai 20 Juli 2024 di Nagari Maek Kecamatan Bukit Barisan. 

Pembukaan acara yang diadakan di lapangan bola kaki Jorong Koto Godang Nagari Maek ditandai dengan pemukulan talempong bersama oleh Gubernur Sumatera Barat, Ketua DPRD Sumbar,PJ Walikota Payakumbuh dan Bupati Limapuluh Kota. 

Festival Maek 2024 ini bertujuan untuk mengungkap peradaban tua di negeri ini. Bukti bukti peninggalan masa lampau banyak yang belum tergali secara keilmuan saat ini. Batu menhir salah satu peninggalan zaman purbakala merupakan salah satu bukti bahwa nagari yang berada di lembah bukit barisan dan hulu aliran Batang maek ini sudah punya peradaban ribuan tahun silam

Dihadiri tamu tamu mancanegara  seperti Jepang, Australia, Jerman, dan Mesir, pembukaan Festival Maek 2024 berlansung meriah. 

Supardi mengatakan, bahwa ia mendukung penuh untuk menjadikan Maek sebagai destinasi wisata khusus. Sebab, ia meyakini peradaban yang ada di Nagari Maek Diprediksi sudah ada sejak 4000 tahun sebelum masehi (SM).


“Kita berupaya membuktikan bahwa peradaban tertua ada di Nagari Maek ini. Pembuktian itu tengah kita tunggu hasilnya. Sebenarnya, kemaren kita berharap hasil labornya keluar sebelum kegiatan festival ini, namun ternyata belum,” ungkap Supardi.

Ketua DPRD Sumbar Supardi berharap suatu saat nanti Maek menjadi destinasi wisata khusus, tempat berkumpulnya arkeolog dan peneliti-peneliti dunia. Hingga akan mampu mendatangkan tamu-tamu dan wisatawan tidak hanya dari Indonesia, tetetapi dari manca negara.

“Ketika nanti Maek ini menjadi pusat arkeolog dunia, saya pastikan Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh dan khususnya Sumbar tingkat kunjungnan pariwisatanya akan luar biasa. Jadi kita semua harus bangga dengan banyaknya potensi yang dimiliki Maek,” ujarnya.

Supardi berpesan kepada masyarakat Maek agar memanfaatkan potensi yang ada di nagari itu untuk dinikmati oleh pengunjung. Maayarakat juga diminta untuk dapat membangun narasi kepada pengunjung agar tertarik datang serta tinggal lama di Nagari Maek yang punya sekitar 1200 Menhir tersebut.

“Artinya, kita masyarakat harus welcome terhadap tamu-tamu yang datang berkunjung. Yang paling penting sekali adalah kita jangan sampai kehilangan jati diri kita sebagai masyarakat yang berbudaya dan beradab. Sebab, itulah yang akan kita jual kepada mereka,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumbar dan Ketua DPRD Sumbar yang telah sukses melaksanakan iven Festival Maek 2024 yang digelar Dinas Kebudayaan Sumbar.

“Festival Maek 2024 ini melampaui ekspektasi kami. Saya tidak menyangka bahwa Festival Maek 2024 akan semeriah ini, luar biasa. Kami mengapresiasi Pemprov Sumbar dan Ketua DPRD Sumbar serta seluruh yang terlibat dalam kegiatan ini termasuk seleruh masyarakat Maek,” ujar Bupati Safaruddin.

Bupati Safaruddin menyebut Nagari Maek memiliki potensi pariwasata khusus yang harus terus dikembangkan. Bahkan katanya, kawasan situs bersejarah menhir maek telah diakui ditingkat nasional dengan menjadi juara III Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2023 kategori Situs Bersejarah.

“Insya Allah akan kita perjuangkan dan support agar Maek ini menjadi pusat arkeolog dunia. Salah satunya adalah berkaitan dengan pembangunan infrastruktur. Insya Allah kita akan mengalokasi anggaran untuk perbaikan jalan menuju Maek dan pembangunan infrastruktur pendukung lainnya,” kata bupati.

Dikatakan Safaruddin, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota siap mendukung penuh digelarnya iven-iven serupa di Nagari Maek di masa yang akan datang.

“Kita dukung nanti sesuai dengan anggaran yang ada. Kalau nanti sudah dianggarkan oleh pemprov, nah ini akan kita kolaborasikan. Artinya, Pemda Limapuluh Kota mendukung penuh digelarnya festival ini setiap tahun,” tukuknya.

Sementara itu Walinagari Maek Efrizal Hendri Dt. Putiah memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya ivent ini karena akan memberikan efek positif kepada masyarakat dan nagari maek. “Terimakasih kepada semua pihak yang terkait atas terselenggaranya Festival Maek ini dan kami ucapkan selamat datang ke Nagari Maek untuk para tamu undangan serta pengunjung selama diadakannya ivent ini,” ujar Efrizal.

Pj Wali Kota Payakumbuh Suprayitno yang hadir di acara pembukaan festival Maek 2024 tersebut menyampaikan bahwa Festival Maek bukan sekadar perayaan biasa, tetapi juga merupakan ajang penting untuk menggali dan memperkenalkan kekayaan arkeologi serta sejarah peradaban di Luak Limo Puluah.

“Acara ini menjadi kesempatan emas bagi kita semua untuk mendalami dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak zaman megalitikum,” ujar Suprayitno.

Menurutnya, melalui pameran dan diskusi arkeologi yang telah diselenggarakan dalam Pra-Festival Maek beberapa hari sebelumnya, sejarah peradaban Maek yang kaya akan nilai-nilai luhur bisa sepenuhnya tergali.

Ekspos tentang peninggalan arkeologi yang tersebar di beberapa nagari di Luak Limo Puluh, terutama di Nagari Maek, merupakan potensi besar yang dapat menarik minat wisatawan dan memperkenalkan Kabupaten Lima Puluh Kota serta Kota Payakumbuh ke kancah internasional.

“Kita paham, Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki posisi strategis sebagai gerbang timur akses ke Provinsi Sumatera Barat dari arah Riau. Potensi ini sangat penting untuk kita kembangkan bersama, guna meningkatkan daya tarik wisata dan menggerakkan roda perekonomian daerah,” lanjutnya.

Suprayitno menegaskan bahwa Kota Payakumbuh siap berkolaborasi dan mendukung penuh segala upaya pengembangan potensi wisata dan budaya di wilayah ini

Suprayitno berharap, melalui Festival Maek, dapat memberikan inspirasi dan manfaat besar bagi masyarakat, serta memperkuat identitas budaya Luak Limopuluah.

“Jangan biarkan akar ini tergerus oleh waktu, tapi mari kita rawat, jaga, dan terus wariskan kepada generasi penerus. Dengan semangat kebersamaan dan cinta akan budaya, kita bisa membawa Lima Puluh Kota dan Payakumbuh menuju masa depan peradaban yang lebih baik,” tutupnya.

Festival Maek 2024 akan berlangsung selama empat hari, Rabu-Sabtu (17-20/7/2024). Sebelumnya, telah dilaksanakan pra festival di Kota Payakumbuh.

Turut hadir pada kesempatan itu, Gubernur Sumbar diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Jeffrinal Arifin, Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra, Pj. Wali Kota Payakumbuh Suprayitno, Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah, Camat, Wali Nagari se-Kecamatan Bukik Barisan, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan tamu undangan lainnya.