Search

Gambaran Perilaku Lansia Terhadap Pencegahan Covid


Corona virus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular disebabkan oleh virus corona, jika virus ini menyerang manusia akan menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan seperti flu sampai penyakit serius Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory syndrome (SARS). Virus ini pertama kali menginfeksi manusia di Wuhan Cina pada tahun 2019 akhir, yang dinamakan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita COVID-19 di Indonesia termasuk kebijakan mengenai protokol kesehatan bagi masyarakat lokal dan fasilitas umum. Meskipun kebijakan yang di anjurkan bersifat baik, namun masih tetap saja masyarakat yang mengabaikan peraturan yang telah dianjurkan sehingga berpotensi meningkatkan angka penularan yang lebih besar. Perlu adanya pemahaman yang baik untuk menciptakan perilaku masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan yang ada. 

Pandemi COVID-19 telah menunjukkan dampak yang signifikan, terutama bagi kelompok lanjut usia (lansia). Data menunjukkan bahwa 95% kematian akibat COVID-19 terjadi pada lansia berusia 60 tahun ke atas, dan lebih dari 50% di antaranya terjadi pada mereka yang berusia 80 tahun ke atas. Meskipun demikian, banyak lansia yang masih mengabaikan anjuran protokol kesehatan, sehingga meningkatkan risiko paparan COVID-19.

Salah satu penelitian terbaru yang menarik perhatian adalah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas bertujuan untuk memahami perilaku lansia dalam upaya pencegahan COVID-19 menggunakan metode deskriptif, penelitian ini melibatkan 189 responden lansia yang dipilih melalui teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,5% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai COVID-19 dan protokol kesehatannya. Sebanyak 54,5% responden menunjukkan sikap negatif, sementara 51,3% lainnya melakukan tindakan yang kurang baik dalam pencegahan COVID-19. Secara keseluruhan, 67,2% responden memiliki perilaku yang kurang baik dalam mencegah penyebaran virus ini.

Temuan ini menyoroti pentingnya peningkatan kesadaran dan pengetahuan lansia mengenai protokol kesehatan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan memberikan motivasi kepada lansia dan mengadakan demonstrasi langsung mengenai cara menjalankan protokol kesehatan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu lansia lebih memahami tindakan yang perlu diambil untuk melindungi diri mereka sendiri selama pandemi COVID-19.

Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman lansia mengenai pentingnya protokol kesehatan, diharapkan angka kejadian lansia terkonfirmasi positif COVID-19 yang saat ini mencapai 13% dari total kasus terkonfirmasi, dapat ditekan. Penelitian ini menggaris bawahi betapa pentingnya intervensi yang tepat sasaran untuk melindungi kelompok yang berisiko tinggi, serta mengurangi penyebaran virus di tengah masyarakat. Oleh karena itu, intervensi edukatif dan motivasional sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan di kalangan lansia. Upaya ini tidak hanya akan melindungi lansia, tetapi juga membantu menekan penyebaran virus COVID-19 di masyarakat secara keseluruhan.

Artikel selengkapnya dapat diakses pada DOI: 10.33757/jik.v6i2.573
Oleh: Ns. Yuanita Ananda, M.KepFakultas Keperawatan Universitas Andalas