Bukittinggi, SalingkaLuak.Com,- Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar), Meisyifa Yosaliza bakal mengikuti kegiatan Digital Rights Asia-Pasific (DRAPAC24) di Taipei, Taiwan pada 18-19 Agustus dan Asia Pasific Regional Internet Governance Forum (APrlGF) pada 20-23 Agustus nanti. Keikutsertaannya dalam ajang se-Asia-Pasifik ini setelah dirinya mendapatkan undangan langsung dari Engange Media pada Kamis (20/6).
Meisyifa mengungkapkan, undangan Engange Media tersebut berawal dari keikutsertaannya pada program Kaliber (Kawal Pemilu Bersih) yang diadakan Fakultas Hukum UM Sumbar dan menjadi sorotan bagi pihak luar. Akhirnya ia mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan Lokakarya akademik dan Diskusi Publik mengenai Gelombang Baru Aktivisme Pemuda dan Pelajar di Indonesia yang diadakan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera, Jakarta pada 7-8 Maret 2024.
Kegiatan Diskusi Publik yang ia ungkap dibiayai seluruhnya, mulai dari tiket penerbangan pulang-pergi, hotel dan uang saku itu dilaksanakan oleh para aktivis mulai dari Aceh hingga Papua. Dalam kegiatan tersebut juga dibersamai salah satu pakar pakar hukum tata Negara (HTN) yang ada dalam film Dirty Vote yakni Bivitri Susanti dan dosen-dosen luar negeri. Berawal dari selesainya kegiatan tersebutlah, ia diundang pada DRAPAC24 dan APrlGF yang bakal membahas terkait Hak Asasi Manusia di bidang digital dan persoalan teknologi yang terbuka dan aman.
Kegiatan tersebut jelasnya, bakal dihadiri oleh 500 peserta dari 35 negara yang terdiri dari pembela HAM, perwakilan masyarakat sipil, peneliti, aktivis dan akademis se-Asia-Psifik. Tidak hanya itu saja, dalam acara kali ini ia bakal mengikuti program komprehensif yang terdiri dari 161 sesi, termasuk meja bundar, lokakarya, panel, pemutaran film, acara budaya yang mendorong pertukaran pengetahuan dan kolaborasi.
Meisyifa juga menyampaikan di samping itu ia juga bercerita bahwa dirinya menjadi aktivis dan mengikuti organisasi Lembaga Kajian Hukum dan Anti Korupsi (Luhak). Alasannya menjadi aktivis tersebut hanya ingin memperoleh ilmu di kampus. Tidak pernah terpikir untuk menjadi aktivis sebelumnya, namun kemudian ia tergabung organisasi untuk mendapatkan pengetahuan dan relasi. Seiring berjalannya kegiatan di organisasi tanpa dia sadari sudah melangkah ke dunia aktivis. Diakuinya, dukungan orang tua untuk segala hal selalu ia dapatkan asal selalu dalam tindakan positif.
Meisyifa Yosaliza merupakan satu-satunya perwakilan dari pulau Sumatera, pulau Jawa 2 orang, Kalimantan 1 Orang, Sulawesi 1 orang dan Papua 2 Orang.
Dr. Wendra Yunaldi, SH., MH selaku Pimpinan Fakultas Hukum UM Sumbar mengatakan keberangkatan mahasiswa Fakultas Hukum Meisyifa Yosafliza untuk mengikuti kegiatan Digital Rights Asia-Pasific (DRAPAC24) di Taipe tahun 2024 adalah sebuah prestasi untuk mahasiswa Fakultas Hukum yang selama ini sudah kita lakukan pembinaan dan pedampingan. Kita berharap kegiatan serupa akan juga di ikuti mahasiswa Fakultas Hukum lainnya dalam kegiatan ajang pertemuan/ konferensi atau kegiatan tingkat daerah , nasional maupun internasional.
“Kita berharap dengan peningkatan program yang telah kita lakukan baik kurikulum maupun ekstrakurikuler dapat mendorong mahasiswa kita aktif di kegiatan tingkat daerah, nasional dan internasional, Meisyifa Yosaliza merupakan salah satu contoh mahasiswa yang berahasil mengikuti kegiatan internasional”, ujar Wendra.
Saya sendiri berharap akan banyak mahasiswa Fakultas Hukum kedepannya yang hadir baik dalam kegiatan konferensi maupun kegiatan internasional lainnya, tutup Wenda Yunaldi.