Payakumbuh --- Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh Nomor Urut 4 Erwin Yunaz dan Fahlevi Mazni tampil mengesankan dalam debat putaran pertama calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh dalam agenda pemilihan kepala daerah 2024 berlangsung di Hotel Mangkuto, Selasa (12/11) malam.
Dalam segmen yang membahas terkait adat budaya, dengan lantang Erwin Yunaz menyentil terkait Niniak Mamak yang seakan dimanfaatkan saja untuk kepentingan politik. Pelestarian adat budaya bagi Erwin adalah hal yang fundamental, maka dia menegaskan kalau peran niniak mamak adalah sebagai penasehat dalam kepala daerah dalam menjalankan pemerintah, mereka adalah lembaga untuk dijunjung tinggi dan dihormati, bukan lembaga yang diajak untuk berpihak kepada kelompok yang berkepentingan.
"Niniak mamak sebagai kapai tampek batanyo kapulang babarito, alim ulama sebagai suluah bendang dalam nagari unduang-unduang kamarenah payuang panji kasarugo. Mereka diposisikan pada tempatnya, tidak melibatkan lembaga ini untuk kepentingan kelompok tertentu. Niniak mamak dan alim ulama punya tempat istimewa, tempat mengadu dan beguru, jangan libatkan mereka untuk persaingan politik kita," ulasnya.
Pasangan calon yang membawa tagline "Payakumbuh Bergerak Lebih Cepat" ini terpantau memaparkan sejumlah program unggulan yang akan mereka lakukan jika terpilih sebagai kepala daerah Kota Payakumbuh nanti.
Mulai dari pembangunan, Erwin Yunaz dan Fahlevi Mazni memaparkan membangun daerah harus mengacu kepada konsep blue print kota, kepala daerah harus bisa memetakan skala prioritas pembangunan Kota Payakumbuh.
Melalui 100 iven pertahun, kata Erwin, ini bakal menjadi langkah yang akan memberi dampak pembangunan di Kota Payakumbuh, dengan menyebarkan iven itu ke seluruh kelurahan yang ada di Kota Payakumbuh.
"Karena kebijakan pengelolaan anggaran yang terbatas, kita tentu perlu melibatkan anggaran provinsi dan pusat. Kalau tak punya blue print, kita tidak punya pedoman untuk pembangunan di masa yang akan datang," kata Erwin.
Erwin yang merupakan mantan Wakil Wali Kota Payakumbuh itu juga menyebut perlunya memilah tanggung jawab pembangunan dari daerah tingkat 1, daerah tingkat 2, dan pemerintah pusat.
Sementara itu, terkait UMKM dan Ekonomi Kreatif, Erwin Yunaz yang berlatar belakang pengusaha itu menyebut program kerja membangkitkan UMKM dan ekonomi kreatif, terlIhat nyata dengan program yang dibawa oleh paslon nomor 4 untuk Kota Payakumbuh. Ada 17 sub sektor ekonomi kreatif yang bakal disentuhnya.
"Saat menjabat di eksekutif dulu, kami telah membina UMKM rendang dengan menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan UMKM untuk naik kelas, hingga Payakumbuh sudah bisa mengekspor rendang," kata Erwin.
Dengan begitu, menurutnya adanya iven di 47 kelurahan, anggaran yang disiapkan adalah 100 juta perkelurahan, maka 1 kelurahan bisa punya sekitar 3 kegiatan pertahun.
"Sentra industri kita siapkan untuk kebutuhan UMKM, gerakan pembinaan dari pemerintah kota, bukan dengan bantuan modal yang berkisar 2 juta atau 5 juta saja, tapi ada sentra yang dibangun pemko untuk mereka bisa bersaing di tingkat dunia," tukuknya.
Dalam urusan pendidikan dan kesejahteraan pendidik, Erwin menyampaikan metoda pendidikan sekarang berubah, di era Presiden Prabowo kembali kepada membangun karakter, dan memang itu yang dibutuhkan saat ini.
Untuk siswa berprestasi dan pencari kerja, sudah ada bukti program yang telah berjalan saat Erwin menjadi wakil wali kota dulu, kerja sama dengan instansi pendidikan yang dapat memfasilitasi program sarjana berpenghasilan. Erwin juga mengeluarkan program payotrans untuk mengurangi beban keluarga, agar mereka tidak lagi terbebani dengan kredit motor karena sudah ada kendaraan umum untuk masyarakat secara gratis, ini juga mendukung kegiatan 100 iven pertahun di Kota Payakumbuh.
"Agar dapat bersaing di kancah global, SDM kita harus memiliki karakter kuat, berilmu, dan berakhlak mulia. Kita pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana yang baik, sekolah di bawah kewenangan kota akan dibina agar bisa menjadi yang terbaik. Anak-anak berkebutuhan khusus bisa menikmati pendidikan inklusif sehingga ada pemerataan pendidikan, termasuk kesempatan kerja bagi kaum disabilitas," tuturnya.
Terkait dengan strategi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tanpa membebani masyarakat dengan pajak dan retribusi yang memberatkan, Erwin Yunaz menyebut memiliki strategi kebijakan dan langkah-langkah untuk itu melalui program 100 iven pertahun yang akan memberi daya ungkit ekonomi bagi daerah.
"Kepala daerah bukan sebagai pejabat, tapi CEO. Mengembangkan daerah tak hanya dengan menghabiskan APBD saja, tapi bisa mengelola daerah dengan keuangan yang ada untuk menjadi trigger pengembangan daerah kedepannya.
"Kita akan perbanyak BUMD untuk seluruh sektor pertumbuhan ekonomi. Saat kami jadi wakil wali kota, BUMD sudah ada hanya 1, maka nanti akan ada 10 bila kami menjadi wali kota. Ini juga bakal menjadi solusi masalah pengangguran. Peran kepala daerah penting memberikan peluang kerja bagi masyarakatnya, termasuk melalui BUMD yang dikelola dengan baik dan profesional," ulas Erwin.
Untuk terkait dengan revitalisasi adat budaya, Erwin Yunaz yakin dengan motto utama membuat program menjadikan Kota Payakumbuh menjadi kota iven, masyarakat dan pemerintah bersama-sama menjaga adat budaya, kenapa terjadi penyimpangan selama ini karena tidak ada yang menggiring kegiatan positif di setiap sudut kota.
"Iven di 47 kelurahan nanti, kita punya lembaga yang dilibatkan, termasuk niniak mamak dan bundo kanduang guna menjaga kelestarian adat budaya. Tidak ada waktu longgar untuk melanggar norma dan moral, dengan 3 kegiatan perkelurahan setiap tahun, masyarakat kita punya hal-hal positif untuk dilakukan. Ada arahnya juga bagi generasi muda berkegiatan positif," kata Erwin.
Di antara banyak calon, Erwin Yunaz yang berani menyatakan akan melakukan revisi terhadap Perda Kawasan Tanpa Rokok. Perda ini lahir di masa lalu, 13 tahun silam, dan anak-anak muda saat itu belum dikatakan milenial dan Gen Z.
"Perda itu nanti bisa menyesuaikan dengan program pemerintah, Kota Payakumbuh sebagai kota iven, industri rokok menjadi mitra kegiatan positif. Karena rokok tidak selalu negatif selamanya, sebagian besar orang menikmati rokok, dan harusnya pemerintah juga dapat menikmati itu, ada kontribusi industri itu untuk daerah," katanya.
"Tidak merokok tidak apa-apa, merokok juga tak apa-apa, maka nanti Perda itu akan direvisi untuk kebutuhan daerah dan bisa kita optimalkan untuk masa yang akan datang. Industri rokok dapat memberikan support pada industri lainnya di Kota Payakumbuh," tambah Erwin.
Terakhir, statement pamungkas paslon nomor 4 dalam debat tersebut dan program 100 hari pertama pemerintahan, Erwin Yunaz menyampaikan dia dan Fahlevi Mazni tentu menjalankan program dan anggaran yang mengaju kepada RPJMD, program wajib yang harus dijalankan. Ada 4 besar PR Kota Payakumbuh yang perlu segera diselesaikan, menurutnya.
"Melanjutkan untuk peningkatan RSUD Adnaan WD dan puskesmas, pembangunan batang agam tahun 2025 ada dana pusat 55 miliar, memaksimalkan fungsi kawasan Padang Kaduduak, serta mengelola sampah menjadi energi. Sampah menjadi masalah kalau dibiarkan dan menjadi energi kalau dikelola. Payakumbuh akan menjadi kota yang nyaman ditempati, indah untuk dikunjungi sebagai kota inovatif, mandiri, dan sejahtera masyarakatnya, bersama Erwin Yunaz dan Fahlevi Mazni," pungkasnya. (FS)