Misi Bupati Safni Untuk Pertanian, Belajar Dari Kegagalan Yang Sebelumnya


Sarilamak --- Salah satu Misi Bupati Limapuluh Kota Safni Sikumbang adalah membangun perekonomian yang tangguh, unggul, berdaya saing, dan berkeadilan dengan berbasis ekonomi kerakyatan terutama pada bidang pertanian dan perkebunan.

Hal ini menjadi sorotan dari akademisi di Limapuluh Kota. Budi Febriandi, SP, selaku Analis Laboratorium Ilmu Tanah Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh kepada media, dalam momentum Dies Natalis ke 36, Rabu (26/2).

Budi mengungkapkan Pemda harus belajar dari kegagalan kebijakan yang sebelumnya. Bupati Safni harus mengawali kebijakan itu dengan berbasis data dan riset. Mengingat belum adanya informasi yang jelas terkait kebutuhan dan potensi pertanian Limapuluh Kota secara komprehensif.

Menurutnya, langkah pertama perlu dilakukan pemetaan partisipatif, mengingat lahan yang sebagian besar adalah tanah ulayat, baru nanti bisa dibuat pola pengelolaannya.

"Nantinya pemda bisa memberdayakan kaum yang punya tanah ulayat, usaha itu berbasis kaum. Kemudian pendekatan ini tidak dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, tapi melalui nagari," katanya.

Mengesampingkan keuntungan untuk pemda dalam pengelolaan ini, kata Budi, pola harus diubah, kedepan kolaborasi multi pihak dalam membangun ini menjadi sebuah keharusan. Dengan dilakukan pemetaan potensi wilayah, nanti pemda punya bank data cocoknya lahan-lahan untuk komoditas seperti kawasan penanaman jeruk, jagung, dan tanaman tertentu.

"Selama ini ketika berbicara daerah kebingungan mau mengembangkan apa. Padahal tidak semua lahan tidur berpotensi untuk 1 komoditas saja, topografinya berbeda, kesuburannya berbeda, makanya butuh dipetakan terlebih dahulu," ungkapnya.

Kemudian, lanjut Budi, apabila data sudah ada dan dapat diekspose, pihak ketiga seperti investor bisa melihat potensi itu dan berminat untuk menggarap usaha tersebut, sehingga ada multiplier effect.

"Kita contoh saja lah program yang terdahulu, 20.000 hektar lahan jagung itu kan mustahil, terlalu ambisius, kita belum mengkaji lahan sebanyak itu tidak bisa hanya jagung saja, ada lahan yang tak cocok dengan jagung. Makanya jangan membuat program secara emosional, tapi harus didahului dengan riset melibatkan masyarakat, akademisi dan praktisi. Akademisi berperan dengan keilmuannya dan praktisi dengan pengalamannya," terangnya.

Lebih jauh, Budi menyebut setelah memiliki data dan hasil riset, setiap nagari bisa punya BUMNAG untuk produksi komoditas pertanian. Tentu peran nagari di tingkat bawah adalah bisa menginventarisir lahan tidur, diidentifikasi oleh nagari dan dikerjasamakan pengelolaannya, sementara itu pemdalah yang menyediakan regulasinya.

"Di Limapuluh Kota ada 79 nagari, kalau misalnya masing-masing nagari berinvestasi 100 juta, maka nilai investasinya 7,9 M, ini bisa menjadi potensi untuk daerah. Nanti akan ada perusahaan holding komoditas, contohnya jagung, ini diproduksi oleh BUMNAG, nanti kemudian diolah oleh BUMD, atau pihak swasta. Kita berharap ini jadi perhatian oleh bupati terpilih saat ini, urgensinya sangat mendesak mengingat kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pusat, pemda harus bisa mandiri dengan anggarannya kedepan," pungkasnya. (FS)

Selamat Atas Dilantiknya Bupati & Wakil Bupati 50 Kota

Selamat Atas Dilantiknya Bupati & Wakil Bupati 50 Kota