Wahyudi Thamrin

Ternyata Minangkabau Tempo Doeloe Sudah Bisa Merakit dan Menjual Senjata Api



Sedikit orang yang tahu bahwa pada abad ke-18, Minangkabau sudah terkenal sebagai pembuat senapan dan mengekspor senapan beserta pelurunya pada bangsa asing seperti Portugis maupun pada Kerajaan Aceh. 

Seorang Belanda yang berkunjung ke Sumatera Barat pada saat awal Perang Padri menulis: “Rakyat Minangkabau adalah orang yang berani, terlatih dalam perang, penembak yang jitu dan dalam menghadapi kesulitan serta pandai menggunakan keadaan alam sebagai keuntungan dalam pertahanan”. Dia juga menulis bahwa Rakyat Minangkabau sudah mengenal senapan dan bahkan telah mampu memproduksinya sendiri. Senapan - senapan itu persis dengan yang Belanda miliki, modelnya pun hanya tertinggal setahun dua tahun.

Daerah yang terkenal sebagai produsen senapan adalah Sungai Yani dan Sungai Puar. Harga senapan kualitas satu berkisar antara 10-12 gulden dan naik tajam pada saat perang Padri menjadi 20-30 gulden. Peluru yang dipakai orang Minang pada saat itu adalah peluru timah dan biasanya dicampur dengan pecahan porselen, besi kecil dan beras.

Pembuatan mesiu dilakukan oleh para wanita Minang dengan campuran saltpeter (diperoleh dari kotoran hewan meskipun terdapat saltpeter alam tetapi orang-orang Minang tidak mengetahuinya), belerang yang diperoleh dari gunung berapi maupun sumber air panas dan arang. Semua bahan-bahan tersebut diramu dan dimasak diatas wajan besi diatas api. Sebuah proses yang sederhana dan sangat berbahaya tetapi jarang sekali terjadi kecelakaan. 

Anda Orang Minang, Harus Tahu dan Banggalah ! (sumbae IG Kabarantau)