Wahyudi Thamrin

Asal Usul Punting Beliung

Dunia maya sempat dihebohkan dengan potongan singkat rekaman video segerombolan bocah SD yang bermain di pusaran angin puting beliung. Tanpa sedikitpun rasa takut, mereka tampak menikmati sekali fenomena tersebut. Apakah berbahaya?

https://geologi.co.id/wp-content/uploads/2018/08/videoplayback.mp4
😦 kata netizen lho bulek, “Cuma di Indonesia, Tornado gak punya harga diri,"
🙂 Anak SD lebih takut sama ujian nasional dari pada sama puting beliung yaa.. hihihii..
Di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia kerap terjadi angin puting beliung. Beberapa diantaranya tidak berbahaya, berdiameter kecil dan hanya bertahan beberapa saat (kurang dari 5 menit) seperti pada peristiwa yang terekam di video tersebut. Tak sedikit pula puting beliung yang berhasil memporak-porandakan pemukiman, seperti yang terjadi di Riau (6/8). Setidaknya 25 rumah rusak diterjang angin puting beliung yang disertai dengan hujan badai.Pada prinsipnya, angin puting beliung terjadi disebabkan karena pertemuan udara panas dan dingin yang menghasilkan pusaran angin dan disertai dengan kehadiran awan badai (Cumulunimbus).
😦 Aku pernah lho bulek, waktu pergi ke bromo di pasir berbisik ada beberapa ‘anakan’ puting beliung.. padahal cuacanya puanaass.. lha kok bisa?

Karakter Atmosfer bumi

Terjadinya puting beliung tidak terlepas dari prinsip kerja atmosfer bumi. Pada hakikatnya, keterdapatan atmosfer disebabkan oleh gaya gravitasi bumi itu sendiri yang mengikat partikel – partikel udara sehingga atmosfer tidak berhamburan di angkasa dan tetap melapisi bumi hingga kini. Semakin dekat dengan permukaan bumi maka semakin bersar pula gaya gravitasi / gaya tarik antara bumi dan atmosfer. Hal ini mengakibatkan kerapatan masa udara di dekat permukaan bumi lebih tinggi dibandingkan pada ketinggian yang jauh dari permukaan bumi. Besarnya densitas atmosfer di dekat permukaan bumi juga disebabkan karena adanya gaya berat dari lapisan atmosfer. Jika bisa dikalkulasikan, berat udara di atmosfer bumi mencapai hingga 5.5 x 1015  ton. Besarnya gaya tekan atmosfer inilah yang membuat lapisan dibagian bawahnya memadat.
😦  Waduuuh.. udara kok ya seberat itu yaaa..
Selain kondisi tekanan udara, kondisi temperatur juga sangat berperan dalam pembentukan puting beliung. Sama halnya dengan tekanan, besar kecilnya suhu atmosfer dikontrol oleh ketinggiannya dari permukaan bumi. Makin dekat dengan permukaan maka suhu atmosfer akan semakin panas.
😦 Nggak kebalik kah bulek? Kan makin dekat dengan matahari seharusnya suhu nya makin besar
🙂 Suhu atmosfer itu ibarat kita sedang memasak telor thole. matangnya telur diakibatkan oleh panasnya teflon.

Artinya, naiknya suhu atmosfer berasal dari rambatan panas yang disimpan oleh permukaan bumi, bukan berasal dari panasnya matahari. Akibatnya, suhu pada bagian bawah lapisan troposfer (lapisan yang paling dekat dengan bumi), lebih panas dan mendingin secara gradual seiring dengan bertambahnya ketinggian.
Partikel masa udara  yang terpanaskan oleh hantaran panas dari permukaan bumi mengembang sehingga memperkecil densitas / kerapatan masa udara. Mengurangnya densitas / kerapatan masa udara tentunya juga mengurangi tekanan internal yang terjadi pada atmosfer. Perbedaan tekanan inilah yang memicu terjadinya pergerakan angin. Angin akan bergerak dari kawasan yang memiliki tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Pergerakan ini disebut gaya gradien tekanan. Singkat kata, angin akan bergerak dari daerah yang dingin (daerah bertekanan tinggi) menuju ke daerah yang panas (daerah bertekanan rendah).
🙂 Karena pada hakikatnya alam selalu berusaha untuk mempertemukan sebuah titik keseimbangan.

Mekanisme Puting Beliung

Berdasarkan beberapa prinsip di atas, secara vertikal, menurunnya densitas udara yang mengalami pemanasan akan membuat udara panas bergerak naik. Seperti halnya, yang terjadi pada udara di balon gas. Udara dipanaskan agar dapat bergerak naik. Bedanya, pada puting beliung sesampainya di ketinggian udara akan kembali mendingin dan bergerak turun mendekati permukaan bumi. Udara dingin kembali terpanaskan oleh panas yang dihantarkan tanah. Mekanisme tersebut terus berlangsung, hingga pada suatu kondisi di mana sudah tiada lagi perbedaan tekanan, atau tercapailah kesetimbangan antara udara panas dan udara dingin.
Mekanisme pembentukan dan kenampakan proses terjadinya puting beliung

Tidak hanya pergerakan angin secara vertikal, pergerakan angin secara lateral juga berperan dalam memperbesar tenaga yang terbentuk oleh puting beliung. Berkumpulnya angin dan awan akibat dari perbedaan tekanan secara horisontal, membuat kawasan yang bertekanan rendah (daerah panas) banyak dihampiri angin dan awan yang kemudian membentuk pusaran angin. Jika perbedaan gradien terlampau tinggi maka puting beliung akan menjadi semakin agresif
😦 Wah.. jangan diganggu kalau lagi agresif ya bulek.
🙂 Nahh iyaa.. kita perlu mewanti-wanti agar tak sembarangan bermain dengan puting beliung, hati-hati lho kalau doi lagi agresif.
Sumber: Dongeng Geologi@gmail.coim