SIARAN PERS
Dukungan Penuh Badan POM Untuk Penanganan COVID-19
Jakarta – Pandemi
COVID-19 membuat dunia global mengerahkan segala kemampuan untuk
percepatan penanganannya. Demikian juga dengan pemerintah Indonesia yang
menempuh berbagai upaya untuk meminimalkan dan menurunkan angka
masyarakat yang terpapar virus tersebut. Pemerintah semaksimal mungkin
meningkatkan upaya preventif untuk menekan laju penyebaran virus, dan
upaya kuratif untuk meminimalisir efek penyakit pada pasien yang
terdeteksi positif terinfeksi virus COVID-19.
Salah satu hal penting yang dibahas
Presiden RI Joko Widodo pada rapat terbatas Satuan Tugas Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19 Senin (04/05) lalu adalah pengujian
sampel tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), karena
kecepatan dan ketepatan pengujian spesimen memegang peranan kunci
sebagai langkah penanggulangan. Sebagai anggota tim pengarah dan tim
pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Badan POM melalui
Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) dan 21
Balai Besar/Balai POM yang memiliki alat RT-PCR disiagakan untuk
membantu percepatan pengujian COVID-19 di daerah.
“Dengan mengerahkan segala sumber daya
di pusat dan daerah, kami berupaya seoptimal mungkin membantu percepatan
penanganan COVID-19, termasuk penyediaan laboratorium pengujian
spesimen,” ungkap Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat konferensi
pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta,
Selasa (19/05). Badan POM siap mendukung pengujian spesimen COVID-19
dengan peminjaman instrumen RT-PCR, Sumber Daya Manusia (SDM) penguji,
maupun pengujian hasil ekstraksi spesimen bila terjadi peningkatan kasus
COVID-19 yang signifikan di daerah.
Lebih lanjut Penny K. Lukito memaparkan
bahwa lima laboratorium Badan POM siap mendukung percepatan pengujian
spesimen COVID-19. “Kapasitas pengujian spesimen COVID-19 sebanyak 300
sampel/hari oleh PPPOMN, 200 sampel/hari oleh Balai POM di Gorontalo,
150 sampel/hari oleh Balai Besar POM di Makassar, 90 sampel/hari oleh
Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel/hari oleh Balai POM di
Ambon,” jelasnya.
Hingga 18 Mei 2020, empat laboratorium
Badan POM telah operasional melakukan pengujian COVID-19. Laboratorium
PPPOMN menguji 868 spesimen dari RS Darurat Wisma Atlet dan Asrama Haji
serta Balai POM di Gorontalo menguji 730 spesimen atas kerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Gorontalo. Selain itu, laboratorium Balai Besar POM
di Jayapura dan Balai POM di Ambon masing-masing telah menguji 41 dan
153 sampel ekstraksi RNA spesimen COVID-19. “Selain itu, laboratorium
PCR milik Balai Besar POM di Makassar telah siap operasional untuk
melakukan pengujian spesimen COVID-19 dan saat ini sedang menunggu
koordinasi penerimaan spesimen yang akan diuji,” ungkap Kepala Badan
POM.
Hingga saat ini, tercatat 16 Balai
Besar/Balai POM yang memiliki RT-PCR telah atau dalam proses meminjamkan
peralatan pengujian berupa RT-PCR dan pendukungnya kepada laboratorium
di 16 provinsi. Ke-16 provinsi tersebut adalah Riau, Sumatera Barat,
Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat
(NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi
Tenggara serta Lampung, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Utara, dan Sulawesi Barat.
Komitmen Badan POM untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19, Badan POM melakukan merenovasi dan meng-upgrade laboratoriumnya menjadi Laboratorium 3 PPPOMN yang memenuhi kriteria dan fasilitas Biosafety Level
2 (BSL-2) plus yang sesuai untuk pengujian sampel COVID-19. Penny K.
Lukito menjelaskan bahwa selain untuk pengujian sampel COVID-19,
laboratorium 3 PPPOMN akan dimanfaatkan untuk pengujian produk berisiko
tinggi seperti obat dan produk biologi yang bersifat
karsinogenik/mutagenik/teratogenik yang memerlukan fasilitas khusus
termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme. ”Rencananya, kami
meresmikan Gedung Laboratorium 3 PPPOMN sebagai fasilitas khusus
pengujian sampel COVID-19 serta produk berisiko lainnya besok Rabu,”
tukas Kepala Badan POM.
“Sebagai dukungan terhadap upaya
kuratif, 07 April 2020, Badan POM bersama para ahli yang terdiri dari
klinisi, farmakolog, dan akademis merilis Informatorium Obat COVID-19
sebagai acuan tenaga kesehatan di seluruh RS Rujukan COVID-19 di
Indonesia dalam tata laksana pengobatan COVID-19. Informatorium tersebut
disusun berdasarkan tata laksana/manajemen terapi yang dipublikasikan
oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) serta mengacu pada
beberapa negara lain, seperti RRT, Jepang, Amerika, dan Singapura,
beberapa pedoman global seperti yang disarankan WHO, serta publikasi
ilmiah,” jelas Kepala Badan POM. “30 April 2020, Badan POM juga merilis
Pedoman Produksi dan Distribusi Pangan Olahan pada Masa Status Darurat
Kesehatan COVID-19 di Indonesia, yang berisi segala aspek upaya
pencegahan penyebaran COVID-19 di sarana produksi dan distribusi pangan
olahan, mencakup sanitasi, higiene dan kesehatan personel, serta
penerapan pembatasan jarak fisik (physical distancing) sebagaimana protokol pencegahan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,” jelas Kepala Badan POM.
Selanjutnya pada 14 Mei 2020, Badan POM
merilis sepuluh buku informasi di bidang Obat Tradisional dan Suplemen
Kesehatan dalam rangka menghadapi COVID-19, yaitu Buku Pedoman
Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan dalam Menghadapi COVID-19 di
Indonesia, Buku Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa
Pandemi COVID-19, Buku Saku Obat Tradisional untuk Daya Tahan Tubuh,
Buku Saku Suplemen Kesehatan untuk Memelihara Daya tahan Tubuh
Menghadapi COVID-19 seri vitamin C, vitamin D, vitamin E, Probiotik,
Zink, dan Selenium, serta Buku Cerdas Memilih dan Mengonsumsi Herbal,
Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dalam Menghadapi Pandemi
COVID-19.
Upaya Badan POM dan pemerintah di masa
pandemi COVID-19 tentunya perlu didukung dengan peran aktif masyarakat
dalam memilih produk Obat dan Makanan aman untuk melindungi diri dan
keluarga. “Setiap orang memiliki peran penting dalam penanganan COVID-19
ini, termasuk mereka yang berdiam diri di rumah. Kami mengajak semua
orang untuk bersama melawan pandemi ini. Bersama kita bisa menangani
COVID-19.” tutup Kepala Badan POM.