Salingka Luak,-Dentuman tup tup tup bukanlah suara salak senjata, tapi suara dari lesung bertubrukan dengan alu yang diayunkan oleh sekolompok orang. Alat penumpuk tersebut dalam masyarakat Aceh dikenal dengan “jeungki” dan di Minangkabau sendiri dikenal dengan "losuang indiak"
Di Era keperkasaan jeungki kini tergusur oleh kecanggihan teknologi mesin, suara alunan jeungki yang beraturan itu kini sudah jarang terdengar seiring waktu diguras modernisasi. Alat tumbuk tradisional itu terbuat dari kayu pilihan yang kuat, dan batu yang dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti mangkuk.
Cara kerja alat ini digerakkan dengan ujung kaki yang dihentak, titik tumpang lebih ke ujung pengungkit sehingga memberikan pukulan yang lebih keras, di ujung pengungkit dipasang suatu kerangka terdiri atas dua bagian tegak lurus yang dihubungkan oleh kayu as (penggerak) harizontal sepanjang minimal empat meter sehingga jeungki naik dan turun, diujung sisi yang lain tempat dipasangkan alu sepanjang kira-kira 50 cm untuk menumbuk pada lesung. Ada tiga komponen utama sebuah Losuang Indiak yaitu: Kayu Jeungki atau injakan (indiak), alu dan lesung.
Baca Juga: Tembakau, Dari bertanam Sampai Pengolahan Siap Jual
Namun budaya berjalan seiring dengan kemajuan jaman, losuang indiak ini yang dulu merupakan bagian kehidupan sehari-hari, terutama di daerah-daerah pedalaman mulai tersingkir oleh kemajuan teknologi, masyarakat lebih memilih untuk menumbuk padinya di kilang padi, menumbuk beras untuk menjadi tepung dengan alat-alat modern (alat giling). Akan tetapi sedikit banyaknya jeungki ini masih terdapat di kampung-kampung, walaupun ada yang tidak digunakan lagi, dan di kota-kota besar sebagai barang hiasan masyarakat kelas atas dan para kolektor benda-benda sejarah. Tak ada lagi yang indah dari alat manual ini kecuali kenangan, mungkin 10 tahun ke depan alat ini tinggal nama, satu bagian budaya hilang bersama arus kemajuan peradaban.
.
Baca Juga: Pedati, Kendaraan Angkutan Barang Tempo Doeloe.
.
Video : @lintas_sungainaniang
Via IG: @mudiak.ten.bona