(foto KITLV , Leiden, Belanda) |
SalingkaLuak.com,-Padati atau ada juga yang menyebut dengan pedati. Kendaraan tradisional multi fungsi zaman dulu yang saat ini sudah seakan hilang ditelan kemajuan zaman. Paling kita hanya bisa jumpai pedati sudah jadi pajangan dimuseum atau minimal di sisi rumah gadang milik orang orang Minang yang berduit. Yang ingin membangun kenangan rumah gadang lengkap dengan aksesoris pedati atau bendi.
Dahulu sebelum kendaraan dengan penggerak mesin baik dengan tenaga uap maupun diesel sampai sudah berbagai bahan bakar seperti sekarang, pedati menjadi andalan sarana transportasi. Terutama untuk mengangkut barang. Baik dalam Nagari bahkan sampai antar kota. Biasanya digunakan buat mengangkut hasil bumi ke pasar atau pelabuhan kapal di pesisir pantai Ranah Minang.
Pedati pada umumnya ditarik oleh kerbau. Bodi atau badan pedati layaknya bak truck saat ini. Kusir pedati duduk diantara kerbau dan bak pedati dengan kendali tali serta cambuk kecil.
Baca Juga: Berburu Babi, Hobi Turun Temurun Di Ranah Minang
Kusir alias tukang pedati ini biasanya memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni alias pandeka. Hal ini seiring tuntutan keamanan dijalan. Baik oleh binatang buas maupun penyamun yang akan merampok barang bawaan mereka.
Kusir pedati ini identik dengan pakaian serba hitam celana bin sarawa galembong dengan kepala diikat destar/deta. Jemari dihiasi batu akik lengkap dengan pisau sirauik atau karambik pelengkap keamanan diri maupun buat keperluan lain dijalan.
Kalau perjalanan antar nagari atau kota membawa dagangan pedati ini tidak pernah jalan sendiri. Konvoi istilah orang sekarang. Beriringan sepanjang jalan dengan alunan ganto/genta yang digantungkan di kerbau atau dibodi bawah pedati. Bunyi Ganto sangat khas bagi masyarakat pinggir jalan buat penanda rombongan pedagang dengan pedati sedang lalu menuju pasar/balai. Kalau perjalanan sampai memakan waktu berhari hari pedati ini juga dilengkapi dengan lampu. Lentera orang namakan lampu gantung dipedati tersebut.
Baca Juga: Pacu Jawi Luak Limopuluah, Tradisi Unik Mengadu Kecepatan Sapi Dan Joki Dalam Lumpur
Kerbau yang sudah terlatih menarik pedati ini akan hafal perjalanan yang ditempuhnya. Tanpa dikendalikan kusirpun kerbau ini tetap melaju tanpa gangguan. Walau kusir pedati sedang nyenyak tertidur dilena kantuk dan lelah kerbau akan tetap berjalan menuju tujuan tetap membawa barang di gerobak pedati. Bahkan ada kerbau yang bisa membuka pasangan (istilah buat kayu penarik pedati yang disangkutkan dibadan kerbau).
Saat ini hanya kenangan atau memori membawa kerinduan akan dentang denting ganto kabau padati lalu dijalanan. Semua sudah digantikan deru mesin dan kepulan asap knalpot truk dari kecil sampai yang besar. Kalau ada bertemu pedati satu atau dua paling juga di daerah daerah pinggiran buat membawa pupuk keladang. Dan sudah seperti bersua barang antik rasanya jumpa kerbau menarik pedari di ranah ini. (*)
Baca Juga: Dangau, Bangunan Multi Fungsi Bagi Lelaki Minang