Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
1. Sejarah Doa
Saudaraku,
Anda mungkin terheran-heran dengan judul di atas. Memang doa itu ada
sejarahnya? Ya, doa pun ada sejarahnya. Sejarah doa tidak dilepaskan dari
kelahiran pertama manusia di dunia, Nabi Adam .
Labib
MZ, dalam karyanya “Risalah Doa dalam
AlQuran dan Hadits” menyatakan bahwa doa itu sudah dikenal sejak pertama
kali diciptakannya manusia (yaitu Nabi Adam Alaihissalam).
Hal tersebut bisa dibuktikan dalam keterangan tentang sebab-sebab diturunkannya
(asbabun nuzul) surat Al-Fatihah,
yang merupakan induk daripada Al-Quran yang telah disebutkan di dalam kitab “Khazinatul Asrar”. Di dalamnya
diterangkan bahwa sesudah Nabi Adam ‘Alaihissalam
diciptakan dan ditiupkan roh, beliau berdoa kepada Allah SWT, kepadanya
diajarkan tentang tata cara atau adab berdoa dan sebagai doa yang pertama
dipanjatkan oleh Nabi Adam ‘Alaihissalam adalah,
“Ya Allah, tunjukilah aku jalan yang
lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada
mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan (pula) jalan mereka
yang sesat”.
Nah,
saudaraku, sejak itulah doa mulai digunakan oleh umat manusia, tidak hanya
Qabil dan Habil saja, akan tetapi para Nabi pun memanjatkan doa.
Dengan
demikian, berdoa kepada Allah itu hampir terdapat pada seluruh umat manusia.
Manusia yang bertuhan selain Allah pun menghadapkan doanya kepada sesuatu yang
dianggapnya sebagai Tuhan, seperti matahari, bulan, api. Ada juga yang meminta
kepada sesuatu yang dianggapnya memberikan sumber kekuatan seperti benda-benda
antik, pohon-pohon, gunung, tempattempat angker, dan lain sebagainya. Namun,
bagi orang yang bertuhan kepada Allah SWT, ia menghadapkan dan memanjatkan doa
semata-mata hanya kepada-Nya, sebagai kesatuan pencipta dan sebagai pusat
daripada segala tenaga baik lahir maupun
batin. Karenanya, maka terjadilah yang namanya doa dan shalat itu sebagai
jembatan atau sarana untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada-Nya, yang
merupakan kebutuhan rohani bagi manusia itu sendiri.
Sementara
itu, orang-orang Mesir Kuno berdoa kepada raja-raja seperti kepada Fir’aun dan
matahari, orang-orang Yunani berdoa kepada tuhan-tuhan mereka, orang Hindu,
orang Budha, orang Yahudi, dan orang Nasrani berdoa menurut keyakinan dan
kepercayaannya masing-masing. Semua itu tiada lain hanyalah bertujuan untuk
memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi dirinya, selamat dari bencana dan malapetaka.
Demikianlah
sejarah singkat doa, yang usianya memang sudah cukup tua, bersamaan dengan
terciptanya manusia pertama kali di muka bumi ini
2.Mengapa Harus Berdoa?
Ada
sebuah pertanyaan yang menggelitik pikiran kita, “Mengapa manusia harus berdoa?” Jawaban atas pertanyaan ini adalah,
Pertama, karena panggilan jiwa.
Hal ini dapat dibuktikan ketika Nabi Adam as., dan istrinya Hawa terkena bujuk
rayu Iblis untuk memakan buah larangan Allah, yang dikenal dengan buah khuldi,
dan kepada keduanya Allah SWT berfirman,
“Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua
dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS.Al-A’raaf:
22).
Setelah
mendapat peringatan dari Allah seperti itu keduanya langsung bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah SWT dengan doa berikut,
"Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya
diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS.Al-A’raaf:
23).
Berdasarkan
firman Allah di atas, maka jelaslah, bahwa ketika Nabi Adam as, beserta
istrinya Hawa melakukan kesalahan, seketika itu juga keduanya memanjatkan doa
kepada Allah untuk memohon agar diampuni dosanya dan diberikan rahmat
kepadanya. Berdasarkan hal ini pula maka jelaslah, bahwa berdoa merupakan
panggilan jiwa manusia itu sendiri.
Alasan kedua, karena mendapat kesulitan atau menghadapi marabahaya yang dahsyat. Dengan begitu maka pastilah manusia akan berdoa kepada Allah SWT agar dihindarkan dari segala kesulitan dan marabahaya tersebut.
Hal
ini disinyalir dalam firman Allah SWT:
“Dan apabila manusia disentuh oleh suatu
bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepadaNya.” (QS.Ar-Ruum:
33).
Firman
Allah di atas dengan tegas menyatakan bahwa Allah apabila kesulitan dan
marabahaya telah menimpa umat manusia, ia akan berdoa memohon pertolongan
kepada Allah SWT dengan segala macam cara yang dapat dilakukannya.
Ketiga, karena Allah sendiri yang telah
memerintahkan kepada umat manusia untuk berdoa kepada-Nya.
Perhatikan
firman Allah berikut ini,
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min:
60)
Ayat
di atas dengan tegas menyatakan, bahwa Allah telah memerintahkan kepada umat
manusia agar ia berdoa kepada-Nya. Dan hal ini adalah merupakan peraturan
Allah, yang harus dipatuhi oleh seluruh umat manusia. Siapa yang tidak mau
berdoa/meminta kepada Allah, maka ia tergolong orang yang sombong.
Keempat, karena manusia itu sendiri diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan lemah.
Simaklah
firman Allah SWT,
“Dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS.An-Nisa
[4]: 28).
Berdasarkan
firman Allah di atas maka jelaslah, bahwa manusia itu adalah makhluk yang
lemah. Karenanya maka ia sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan dari Allah
apabila ia ditimpa musibah atau bencana yang sangat dahsyat. Seperti kedatangan
banjir bah, kedatangan puyuh, terkena penyakit, gempa bumi, tanah longsor,
krisis ekonomi, dan lain sebagainya.
Dari
segala kejadian di atas, manusia tidak sanggup untuk menghadapinya, dan tidak
ada satu pun kekuatan yang dapat menolongnya atau mengeluarkan dari semuanya
itu selain daripada Allah, Zat yang telah menciptakan dan mengatur semua itu
menurut kehendakNya.
Dalam
hal ini Allah berfirman:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri.” (QS.Yunus:
12)
Demikianlah
beberapa alasan yang menyebabkan manusia harus berdoa kepada Allah SWT.
3. Makna Dan Hakikat Doa
Kata
‘Doa’ berasal dari kata pokok “da’a”.
Artinya menurut ilmu bahasa bermacam-macam, tergantung kepada susunan dan
tujuan kalimat yang dipergunakan kata-kata itu. Dalam Al-Quran banyak dijumpai
kata-kata doa, adakalanya dengan makna ibadat, meminta pertolongan, memohon,
memuji dan lain-lain sebagainya.
Doa
yang dimaksudkan dalam uraian ini adalah dengan makna ‘memohon’. Yaitu, permohonan dari si lemah kepada Zat yang Maha
Kuat, Mahagagah Perkasa. Doa adalah pengakuan tulus dari seorang hamba
yang berlumur dosa dan berkubang nista
kepada Allah Yang Maha Quddus
(Suci). Doa adalah penenang jiwa tatkala
gundah gulana, penerang kalbu tatkala gelap gulita, dan penunjuk jalan tatkala
sesat. Dengan dermikian kita membutuhkan doa.
Berdoa
dan bertaqarrub kepada Allah SWT
sangat diperlukan dan dianjurkan pada setiap waktu dan kondisi. Akan tetapi,
Allah telah menetapkan adanya beberapa waktu dan kesempatan untuk para
kekasih-Nya yang selalu berdo’a, yang pada waktu-waktu tersebut Allah akan
melipatgandakan pahala bagi mereka yang berdoa dan bertaqarrub kepada-Nya. Betapa besarnya karunia Allah, sebab Dia juga
akan mengabulkan permintaan mereka
sebagai bentuk jawaban atas apa yang mereka inginkan. Allah, Dzat Yang Mahasuci, Dialah Yang Maha Mengetahui keadaan
kita dan apa yang bermanfaat bagi kita.
Di
antara waktu-waktu tersebut adalah:
a.
Malam
Jum’at, siang harinya, dan sesaat pada siang harinya
Tidak
diragukan lagi bahwa malam Jum’at, siang harinya, dan sesaat pada siang harinya
memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan hari lainnya. Hal itu antara
lain berdasarkan dua hadits Nabi yang berasal dari Abu Hurairah r.a. berikut: أ رمخَُ
رخِيَْ يَنَ رامٍ رلَْ َّطَثَو ػََوَفِريُرج
ِ غَأوُر خيَُررِِ الجَ ظَّ يَِرر َاضُ يَ رمَ ا رلُْ ُػَثِ فِيرهُ
ِ خُوِه َ مَمُ وَفِيرهُ ِ
“Sebaik-baik hari yang ada di dunia adalah
hari Jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan
dari surga.” (HR.Muslim, Tirmidzi,
Ahmad, dan Nasa’i).
فَِير
َا شَاغَثٌ لاََيُ َافقُِ َا خَتردٌ مُ رصوِىٌ وَِ
ُ َْ قهَاِ ىٌِ يُ َ ه ر س رصَه اَُ اإَ إِلاَّ أ رخطَاهُ
إيِاَّهُ وَأطَارَ بِيدَِهِ حُقَو وُ َا يزَُِ دُ
َا
“Pada hari Jum’at terdapat suatu waktu, yang
jika seorang muslim dapat menepati waktu tersebut dengan mendirikan shalat dan
memohon sesuatu kepada Allah, maka Dia pasti akan mengabulkannya.” Rasulullah
s.a.w. kemudian memberi isyarat dengan (jari) tangannya yang maksudnya bahwa waktunya
hanya sebentar.” (HR.Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
b. Tengah
malam
Hal
ini berdasarkan Hadits riwayat Tirmidzi yang menurutnbya berkualitas hasan.
Hadits tersebut berasal dari Abu Umamah r.a. yang berkata bahwa Rasulullah
pernah ditanya: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kriteria doa yang paling utama
itu?” Beliau bersabda, “Doa yang
dipanjatkan pada tengah malam dan setiap selesai shalat.”
c. Ketika
dikumandangkan azan dan pada waktu antara azan dan iqamah
Tentang
keutamaan waktu saat dikumandangkan azan adalah berdasarkan hadits dari Imam
Malik dalam alMuwaththa’ dan Abu
Dawud yang bersumber dari Sahl bin
Sa’ad r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah
Saw. pernah Bersabda :
“Dua waktu yang tidak akan ditolak jika seseorang berdoa kepada-Nya, yakni ketika dikumandangkan azan dan ketika peperangan, yaitu ketika pasukan yang satu menggempur pasukan lainnya. (HR.Ibnu Hibban dan Hakim).
Adapun
keutamaan waktu antara azan dan iqamah didasarkan pada hadits dari Anas bin
Malik r.a., yang berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
لاَيرَُ عَم ا عَاَُ ُ بَ رلَ الأذََانِ
وَالإِقاَيَثِ قِيرنَ يَاذَا جَقُ راُ يهَا رشَُه راَ اإِ قاَاَ شَوُ ا اإَ اهرػَافِيثََ
فِِ ا عَ رجياَ وَالآخِرَةِ
“Doa yang diucapkan antara azan dan iqamah
tidak akan ditolak. Ketika Rasulullah ditanya, “Doa apa yang harus kami
ucapkan, ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Hendaklah kalian minta kepada
Allah keselamatan di dunia dan akhirat.” (HR.Nasa’i
dan Ibnu Hibban)
d. Ketika
dikumandangkan iqamah
Hal
ini berdasarkan hadits dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: إِذَا ذُ بَ ةاِلَ َّ لاَةِ
فُخِدَ رج أةَر َابُ الصَّ َاُ ِ وَا رشخجُِيربَ
ا عَاَُ ُ
“Ketika iqamah dikumandankan, pintu-pintu
langit dibuka dan doa dikabulkan.” (HR.
Hakim dan ia menshahihkannya)
e. Ketika
terjadi peperangan dan jihad di jalan Allah
Hal
ini berdasarkan hadits dari Imam Malik dalam alMuwaththa’ dan Abu Dawud yang bersumber dari Sahl bin Sa’ad r.a.
Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Dua waktu yang tidak akan ditolak jika
seseorang berdoa kepada-Nya, yakni ketika dikumandangkan azan dan ketika
peperangan, yaitu ketika pasukan yang satu menggempur pasukan lainnya.”
(HR.Ibnu Hibban dan Hakim).
f. Setiap
selesai shalat fardhu
Abu
Umamah meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah Saw. ditanya: “Ya Rasulullah, doa
mana yang paling didengar Allah?” beliau menjawab,
“Doa yang dipanjatkan pada waktu tengah malam
dan pada setiap selesai shalat fardhu.” (HR.Tirmidzi)
g. Ketika
sujud
Hal
ini berdasarkan pada riwayat Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda: أقَررَبُ
يَايكَُ رنُ اهرػَتردُ يِ ر رَ بُ ِ وَِ ُ َْ
شَاجِدٌ فاَ رلثُِِوا ا عَاَُ ِ
“Waktu yang paling dekat bagi seorang hamba
kepada Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa (ketika
sujud).” (HR.Muslim dan lainnya)
h. Ketika
menutupkan mata mayat
Hal
ini didasarkan pada hadits yang dikeluarkan oleh Muslim dan para penyusun kitab
Sunan dari Ummu Salamah, bahwa ia
berkata:
“Rasulullah
pernah menengok Abu Salamah (sewaktu meninggalnya dan) saat matanya masih
terbuka. Beliau pun menutupkan kedua matanya, kemudian bersabda, “Ketika ruh
sedang dicabut, maka akan diikuti oleh mata”. Mendengar hal itu tersentaklah
keluarganya. Rasulullah lalu bersabda, ‘Hendaklah kalian tidak berdoa untuk
diri kalian, selain kebaikan, sebab para malaikat akan mengamini ucapan
kalian.’ Selanjutnya, beliau berdoa, “Allahum-maghfir
li abi salamatan warfa’ darajatuhu fil mahdiyyin, wakhlufhu fi aqibihi fil
ghabirin, waghfir lana wa lahu ya rabbal ‘alamin, wafsah lahu qabrahu wa nawwir
lahu fih” (Ya Allah, berilah ampunan untuk Abu Salamah; angkatlah
derajatnya ke dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk; peliharalah
anggota keluarganya yang dia tinggalkan yang berada di antara mereka yang
hidup; berikanlah ampunan bagi kami dan baginya, wahai Tuhan semesta alam;
lapangkanlah dan terangilah kuburnya).”
i.
Ketika seorang mukmin
menghembuskan nafas terakhirnya
Hal
Ini berdasarkan hadits dari Abi Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: إِذَا خُضَِِ الًرُ رؤيِ ٌُ أتََخُر ُ مَلاَِ
كَِثُ الر رحََّْثُ
“Ketika seorang mukmin menghembuskan nafas
terakhirnya, para malaikat akan datang kepadanya.” (HR. Nasa`i)
j.
Pada waktu membaca
Al-Quran, terlebih lagi ketika menamatkannya
Hal
ini didasarkan pada riwayat Tirmizi yang menurutnya berderajat hasan. Hadits
tersebut bersumber dari Imran bin
Hushain, bahwa ia pernah melewati seseorang yang sedang membaca
Al-Quran. Setelah selesai membaca, orang tersebut meminta-meminta kepada manusia.
Melihat hal tersebut Imran pun meng-ucapkan istirja’
(inna lillahi wa inna ilaihi raji’un). Selanjutnya ia berkata, “Saya pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
يَ
ر قرََأَ اهرقُه ررَنَ فَوَر رصَه اَُ اإَ ةهُِ ِ فََّ ِ هَُّ ُ
شَهيجَِير ُ أقَره َامٌ
حَ رقهرَ ُ رونَ اهرقُ ررَنَ س رصَ لَُ رنَ ةُِ
ِ ادَّاسَ
“Barangsiapa membaca Al-Quran, hendaklah
ia meminta sesuatu kepada Allah dengan bacaannya tersebut, sebab kelak akan
datang suatu kaum yang membaca Al-Quran, kemudian meminta-minta kepada manusia
dengan bacaannya tersebut.”
Imam
Thabrani menuturkan sebuah riwayat yang menunjukkan disyariatkannya berdoa
ketika menamatkan Al-Quran. Hadits tersebut berasal dari Ibnu Abi Syaibah, dari
Mujahid yang menyebutkan: إِذَا خُخِىَ اهرقُ ررَنُ زََّه رجَ الر ر حََّْ
ث
“Ketika seseorang menamatkan Al-Quran,
maka turunlah rahmat.”
k. Ketika
imam telah selesai membaca waladhdhâllîn
Yakni
setelah imam membaca surat Al-Fatihah pada shalat yang dikeraskan bacaannya.
Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw:
إِذَا أيََّ ٌَ الإِيَامُ
فَ يََُ را فََّ ٍَِّ ُُ يَ ر وَافَ َ حَ ريِير ُ ُُ حَ ريِ
رلَ الًر َلاَِ كَِثِ غُفِرَ يَاتَقَدَّمَ يِ ر ذٍَرتُِ
ِ
“Apabila imam shalat mengucapkan ‘Amiin’,
maka ucapanlah oleh kalian ‘Amiin’, sebab siapa saja yang ucapan ‘amiin’-nya
bersamaan dengan ucapan ‘amiin’-nya malaikat, niscaya dosa-dosanya yang telah
lewat akan diampuni.” (HR.Muslim dan Imam
lainnya)
l.
Pada malam Lailatul Qadar
Siapa
saja yang menginginkan Lailatul Qadar, hendaklah mencarinya pada 10 malam
terakhir dari bulan Ramadhan. Lailatul Qadar adalah sebuah karunia Allah SWT.
Keistimewaan lain yang dimiliki Lailatul Qadar adalah bahwa pada malam itulah
Allah menurunkan AlQuran, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya
kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS.Al-Qadr: 1-5)
Imam
Ahmad dan Thabrani-dalam al-Kabir- mengeluarkan
sebuah hadits yang bersumber dari Ubadah bin Shamit r.a., bahwa siapa saja yang
beribadah pada malam tersebut dengan disertai keimanan dan sematamata mengharap
ridha Allah SWT, maka dosa-dosanya akan diampuni, baik dosa yang telah lalu
maupun yang akan datang.
Maka
perbanyaklah berdoa dan beristighfar pada malam Lailatul Qadar tersebut.
m. Pada
bulan Ramadhan
Hadits
tentang keutamaan bulan Ramadhan cukup banyak, antara lain diriwayatkan oleh
Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Bulan yang penuh berkah telah datang kepada
kalian. Pada bulan tersebut kalian diwajibkan berpuasa; pintupintu surga
dibuka; pintu-pintu neraka ditutup; dan setansetan dibelenggu. Didalamnya
terdapat satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa
yang ditakdirkan tidak bisa meraih keutamaan malam tersebut, sungguh ia tak
akan bisa meraihnya.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Baihaqi).
Ada
sebuah hadits dari Utbah, bahwa ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah
Saw. bersabda perihal bulan Ramadhan:
تُ رغوَ ُ
أةَر َابُ ادَّارِ وَتُفَخَّحُ
أةَره َابُ اَ رلَْ َّهثِ وَحُ
َ ه فدُ فِيرهُ الظَّهياَطِ رلُ وَيُ اَمِ ري
فِيُر مَوكٌَ ياَ ةاَغَِِ ا رلْ ريَِْ أبر
رشِِ وَ ياَةاَعَِِ ال شَِّ أقَِر رصِِه خَه َّ
ينَرخَهِِ
رَمَضَاِنُ
“Pada bulan tersebut pintu-pintu neraka
ditutup; pintu surga dibuka; dan setan-setan dibelenggu. Beliau bersabda lagi:
‘Pada (tiap malam di) bulan itu seorang malaikat berseru: ‘Wahai pelaku
kebaikan bergembiralah kalian; dan pelaku keburukan bertobatlah kalian. Seruan
itu terus diulang-ulang hingga habis bulan Ramadhan. (HR.Ahmad dan Nasa’i)
Berdoa
pada bulan Ramadhan sangat utama dan Allah SWT akan mengabulkan mereka yang
berdoa, sebab ia adalah bulan Allah.
n. Saat
berkumpulnya umat Islam di majelis ilmu, majelis zikir atau majelis Al-Quran
Abu
Hurairah dan Abu Sa’id berkata bahwa mereka pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda:
لاَحَ رقػُدُ قَ رمٌ ي رذَلُرُ رونَ اإَ غَزَّ
وجََنَّ إِلاَّ خَفَّخر ُىُ الًر َلاَِ كَِثُ وغََظَِ خَّر
ُىُ الر رحََّْثُ وَ زََه رجَ غَويَّر ِى
الصَّمِير ثَُ وذََلَرَِ ُىُ اإُ فِيًر َ ر غِ
ردَهُ.
“Tidaklah duduk suatu kaum berzikir
(menyebut) nama Allah Azza wa Jalla melainkan dinaungilah malaikat, dipenuhi
mereka oleh rahmat Allah dan diberikan ketenangan kepada mereka, juga Allah
menyebut-nyebut nama mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR.
Muslim, Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri).
o. Pada
hari Arafah
Dari
Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Nabi Saw. bersabda,
“Sebaik-baik doa adalah doa Arafah, dan sebaik-baik yang aku ucapkan dan para
Nabi terdahulu ialah kalimat,
لاَ إِ لََ إِلاَّ اإُ و رخَدهُ
لاَرَِِيركَ لَُل لَُ الر ُوركُ وَلَُ ا رحََ
ردُ وَِ ُ َْ لََ كُُ
طَير ٍ قدَِيررٌ
“Tiada tuhan selain Allah, tiada sekutu
bagi-Nya, pemilik kerajaan dan segala pujian, dan Dialah yang berkuasa atas
segala sesuatu.” (HR.Tirmidzi)
p. Ketika
turun hujan
Hal
ini didasarkan pada hadits Shahih dari Sahl bin Sa’d yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud. Hadits ini juga
dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Kabir.
q. Ketika
meminum air zamzam
Dalam
sebuah riwayat dinyatakan bahwa apabila Ibnu Abbas ٍُminum air zamzam,
ia suka membaca doa:الَوَّّ ُىَّ إِ رنِّ
أ رشَ لَكَُ غِور ًا
اَفِػًا وَرِ رزقاً وَاشِػًا وطَِفَاُ ً
يِ ر كُُ
مَا
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang
bermanfaat, rizki yang banyak, dan kesembuhan dari segala penyakit.”
r.
Saat
ayam jantan berkokok pada pagi hari
Rasulullah
Saw bersabda:
إِذَا
شَ رػخُ رى صِيَاحَ ا يركَثِ فاَ رش لَُ
ا اإَ يِ ر ف رضَوُِ فََّ جَّ َا رَأ رتٍَ
مَوَكًًَ وِِإذَِا شَ ِ رػخُ رى ٍَ ِّير َ ا رحًَِ َارِ فَخَػَ ذَُّوا ةاِإِ
يِ ٌَ الظَِّيرطَِانِ فََّ ِ َّ ُُ رَأى طَيرطَاٍ
اً
“Apabila kalian mendengar suara kokok ayam
maka mintalah keutamaan kepada Allah, karena sesungguhnya ia menyaksikan
malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkik keledai, maka mintalah
perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, karena sesungguhnya binatang itu
melihat setan.” (HR. Bukhari
& Muslim). Dalam riwayat lain dikatakan,
“Apabila kalian mendengar suara kokok ayam
janta maka mintalah kepada Allah keutamaan-Nya.”
Imam Nawawi berkata: Al-Qadhi berkata,
“Sebabnya ialah, karena kita mengharap malaikat mengaminkan doa yang kita
panjatkan saat itu, serta permintaan ampunannya dan kesaksiannya atas doa dan
keikhlasan kita.”
Pada
hakikatnya, di tempat mana pun kita berdoa, Allah akan mengabulkan doa kita,
jika kita bersungguhsungguh dalam berdoa seraya memperbaiki diri dan
melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Namun, ada beberapa tempat yang
terpilih untuk para hamba-Nya yang selalu berdo’a, yang pada tempat-tempat
tersebut Allah berkenan mengabukannya.
Di
antara tempat-tempat tersebut adalah:
1.
Di
dekat Ka’bah
Ketika
melihat Ka’bah, seorang muslim hendaklah membaca:
الوَّّ
ُىَّ ز رمِ َذَا ا رسَيرجَ تَ رػظِير
ًا وَت رشَِِيرفًا وَح ركَرِ ري ًا
وَمَ َاةثًَ وَبرًِّا وَز رمِ يِ ر خَظَ ًِ ُِ وَرََِفِ
ُِ
“Ya Allah, tambahkanlah kebesaran,
keagungan, kemuliaan, kewibawaan, dan kebaikan Baitullah ini; tambahkan
keagungan dan kemuliaannya.”
Di
samping itu, seorang muslim hendaknya tahu bahwa berdoa di dekat Baitullah
adalah makbul. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Thabrani, bahwasanya
Rasulullah Saw. pernah bersabda: إِنَّ ا عَاَُ َ مُ رصخَجَابٌ غِ ردَ رُ رؤيَثِ اهرمَ رػتَثِ
“Sesungguhnya berdoa ketika melihat Ka’bah
akan dikabulkan.”
2. Di
Masjidil Haram
Orang
yang shalat di Masjidil Haram akan mendapat pahala berlipat-ganda dan doanya
akan dikabulkan
3.
Di
Shafa, di Marwah, di tempat Sa’i, di dekat sumur zamzam, di belakang makam
Ibrahim, di ‘Arafah, di Muzdalifah, di Mina, dan di ketiga tempat melempar
jumrah
Hal
ini berdasarkan hadits yang disebutkan dalam Shahih Muslim bahwa ketika Nabi Saw. masuk ke Baitullah, beliau
berdoa di salah satu sisinya. Juga berdasarkan hadits dalam ash-Shahihain yang menyebutkan bahwa
ketika memasuki Baitullah beliau mendoakan beberapa orang kafir Quraisy agar
menemui kecelekaan.
Selain
itu, hal di atas juga berdasarkan keterangan yang terdapat dalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah Saw.
mengangkat kedua tangannya dan berdoa untuk melempar jumrah. Juga dinyatakan
dalam Shahih Muslim dan kitab-kitab Sunan bahwa Rasulullah berdoa di
Masy’aril Haram.
Begitu
pula ketika mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw. dan ketika berada di
Masjid Al-Aqsha. Juga di masjid-masjid tempat kita mengerjakan shalat, sebab
semuanya adalah rumah Allah dan kita semua adalah tamu-tamu-Nya. Tentu Dia
tidak akan menolak doa dan permohonan kita, sebab kita adalah
tamu-tamu-Nya.
a. Doa
seorang Muslim untuk Saudaranya
Ini
berdasarkan pada hadits Abu Darda’, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: إِنَّ أ
رسََْعَ ا ُاَُ ِ إِجَاةثًَ مَ رغ َْ ةُ غََِ بٍِ هِغَاِ بٍِ
“Sesungguhnya doa yang paling cepat
dikabulkan Allah adalah doanya seseorang kepada orang lain yang tidak sedang
bersamanya.” (HR.Abu Dawud)
Rasulullah
juga bersabda sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas:
مَ رغ َْ حاَنِ
هَ رسَ ةََ ر َ ُّ َا وَبَ رلَ اإِ خَجَابٌ مَ
رغ َْةُ الر َ رظوُ رمِ ومََ رغ
َْةُ الر َرُ ِ لأَخِيُر ِ الًر ُ رصوِىِ بَظَّ
ررِ اهرغَيربِ
“Dua jenis doa yang tidak ada penghalang
antara keduanya dan Allah SWT, yaitu: doa orang yang teraniaya dan doa
seseorang untuk saudaranya yang tidak sedang bersamanya.” (HR.Thabrani)
b. Doa
Orang tua untuk Anaknya (kebaikan) atau atas anaknya (keburukan)
Hal
ini berdasarkan hadits riwayat Uqbah bin Amir, dari Nabi Saw., bahwa beliau
bersabda:
ذلَاَذثٌَ
ت رصُخجََابُ مَ رغ َْتُّ ُ رى ا لر َا ِ ُُّ وَالًر
ُصَافرُِ وَالر َ رظوُ رمُ
“Ada tiga orang yang doanya akan dikabulkan
Allah, yaitu: orang tua (yang berdoa untuk anaknya), musafir, dan orang yang
dizalimi.” (HR. Baihaqi dan lainnya).
c. Anak
Yatim yang Ditelantarkan
Hal
ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Waqqash yang telah
tersebut dalam pasal ‘Berlaku lunak pada anak yatim. Dan sabda Nabi Saw: .ياَ أةَاَ
ة ركَرٍل ه رئَِِ لَُرجَ أ رغَضَترخَّ
ُ رى هقََ رد أ رغَضَترجَ رَبَّكَ
“Ada tiga orang yang doanya akan dikabulkan
Allah, yaitu: orang tua (yang berdoa untuk anaknya), musafir, dan orang yang
dizalimi.” (HR. Baihaqi dan lainnya)
d. Doa Anak yang
Saleh
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah
Saw. bersabda, إِذَا يَاتَ ا رب ٌُ مَمَ ا
رجقَطَعَ خًَ َوُُ ُ إِلاَّ يِ ر ذلَاَثٍ: صَدَق ثٌَ جَارِيَثٌ
وغَِورىٌ ينُرخفََعُ ةُِ ِ وَوَ َ ٌُّ صَاهِحٌ ي
ردَغُ ر لَُ
“Apabila seorang manusia telah mati, maka
terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan doa anak saleh untuk kedua orang tuanya.” (HR. Muslim)
e. Doa
orang yang Berpuasa ketika Hendak Berbuka, doa Pemimpin yang adil dan doa orang
Teraniaya
Dari
Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
ذلَاَذثٌَ
لاَحرَُ عَم مَ رغ َْتُّ ُ رى ال ََّئِىُ خَ
َّ حُ رفطِرَ وَالإِيَامُ اهرػَامِاُ
ومََ رغ َْةُ الر َ رظوُ رمِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak akan
ditolak, yaitu: orang yang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan
orang yang teraniaya.” (HR. Baihaqi)
f. Orang
yang Berdoa sebagaimana doa Dzinnun (Nabi Yunus AS)
Dari
Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Doa Zinnun yang
ia ucapkan ketika berada dalam perut ikan paus ialah: لاَإلََِ
إِلاَّ أٍَرجَ شُتردَاٍكََ
إِ رنِّ لَُرجُ يِ ٌَ اهظَّالًِ
ِ رلَ
“Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau,
ya Allah, dan aku termasuk orang-orang yang zalim.”Dan tidaklah seorang muslim
mengamalkan doa ini dalam kondisi apapun kecuali Allah mengijabah doanya.”
(HR. Muslim)
g. Doa
orang yang Bangun dari Tidurnya
Dari
Ubadah bin Shamit r.a., bahwa Nabi Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bangun pada
malam hari dan berkata,
لاَ إِلََ إِلاَّ اإُ و رخَدَهُ لاَرَِِ ريكَ لَُل
لَُ الًر ُوركُ وَلَُ ا رحًََ ردُ
وَِ ُ َْ لَََ كُُ
طَير قَدِيررٌل ا
رحَََ ردُ إِ ل وشَُتردَانَ اإِل وَ لآ إلََِ إِلاَّ
اإُ وَاإُ أ ركبََُل وَ لاخٍََ راَ ولاقَُ َّْةَ إِ لاَّ ةاِإِ. ثُىَّ
قاَاَ: الوَّّ ُىَّ ا رغفِ رر رل .
“Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu
bagi-Nya, pemilik kerajaan dan segala puji untuk-Nya serta Maha Berkuasa atas
segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tiada kemampuan dan
kekuatan kecuali milik Allah.”
Dan setelah itu ia berkata, “Ya Allah,
ampunilah aku.” Niscaya doanya dikabulkan. Dan apabila ia berwudhu dan
melaksanakan shalat, maka shalatnya akan diterima.”
(HR.
Bukhari
dan Muslim)
h. Doa
Anak yang berbakti kepada kepada kedua
orang tuanya
Abu
Hurairah r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw. bahwa beliau bersabda:
إِنَّ
اإَ تَتاَركََ وَتَػَالََ ه ريََْفَعُ ا َّرجََثَ فَيقَُ راُ أَنََّّ رلِِ َذِهِ فَيَقُ راُ ةدُِاَُ وَ َ ُِّكَ
“Allah Tabaraka wa Ta’ala sungguh akan
mengangkat derajat seseorang.” Seseorang bertanya: “Bagaimana saya bisa
mendapatkan derajat tersebut?” Rasulullah bersabda,
“Berkat doa anakmu.”
i.
Doa
orang yang banyak berzikir kepada Allah
Dari
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. bersabda,
“Tiga golongan manusia yang doanya tidak
tertolak: orang yang berzikir kepada Allah dengan zikir yang banyak, doa orang
yang teraniaya dan pemimpin yang adil.”
(HR. Baihaqi dan Thabrani)
j.
Doa orang yang dicintai
Allah dan ridha padanya
Dari
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang memusuhi para wakil-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya.
Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada
apa yang telah Aku wajibkan. Dan tidaklah hamba-Ku mendekati Aku dengan ibadah
sunnah yang mereka lakukan sehingga Aku mencintainya. Maka ketika Aku
mencintainya, Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia
gunakan untuk berbuat, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan, dan jika
ia meminta kepada-Ku niscaya Aku berikan, dan jika ia meminta perlindungan
pada-Ku pasti Aku melindunginya.” (HR. Bukhari)
k. Doa
Seorang Musafir
Mereka
adalah orang yang menempuh suatu perjalanan dengan tujuan menggapai ridha
Allah, baik yang berkaitan dengan ibadah yang wajib, seperti melaksanakan
ibadah haji, maupun yang sunat, seperti bersliturahmi kepada sanak saudara. Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
اذلًرُ لَاَصَاثُفِ رِمَ
غَوَ مََا رغ َْتٍةُ امُلر َرصا
ِخَ ُِّ جَاةاَلََ تٌوَ َ لاطََكَّ فِيّر ِ ٌَّ مَ رغ َْةُ
الر َ رظوُ رمِ وَمَ رغ َىُ
ُِّهِ
“Ada tiga golongan yang pasti dikabulkan Alah
SWT, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa orang tua untuk
anaknya.” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi).
l.
Doa orang yang
Dizalimi/Teraniaya
Menurut
para ulama, doanya dikabulkan sekalipun yang dizalimi itu adalah orang yang
banyak berbuat dosa atau kafir. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Saw.
غَ اةر خَتَّاسٍ رضََِِ اإُ خَر ُ َا أنََّ رشَُ راَ اإِ صَلََّّ اإٍُ غَويَُر
ةََوَ ر َشَ َوَِّاىَ وَةبَػَِردَ
يًػَاذًا إِلََ ا رلًَْ َ ٌِ فَقَااَ إحَِّ ِ مَ رغ َْةَ الر َ رظوُ
رمِ فََّ ِ َّ ُُ هََ رسَِ
لَ
اإِ خِجَا بٌ
“Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah Saw.
ketika hendak mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Hendaklah
engkau takut akan doa orang yang teraniaya, sebab tidak ada penghalang antara
doanya dan Allah SWT. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi).
m. Doa
orang yang sedang dalam Kesulitan
Mereka
adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan baik karena dililit utang,
fakir, maupun tertimpa kesulitan lain, sehingga ia memohon dengan
sungguh-sungguh kepada Allah agar dibebaskan dari segala bentuk kesulitan yang
menimpanya.
Allah
SWT berfirman dalam Al-Quran:
أمََّن يُ
يجِ ن ِ يُم ضِ طن َإَّيَُي َ يُاَُ َويَُِ َ َْ
ِ ينلِيُمءَن ويَيَُ َ َْ ُ َُِْ ِن يُخِ فََآيَيُلأَ ر يضيُيُ62يُ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa)
orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?...”
(QS.An-Naml: 62).
Allah SWT berfirman :
أ اِعِ و ينِيُأ سَتَُ ي يُلَ ِِ يُيُيُ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan
doa kalian”. (QS. Al-Mukmin: 60)
Ayat
di atas dengan tegas menyatakan bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada kita
agar berdoa. Dan ini merupakan undang-undang Allah yang harus dipatuhi oleh
seluruh umat manusia.
Kalau
kita berdoa, jaminannya adalah Astajib
lakum (pasti Allah kabulkan permintaan kita). Tapi timbul pertanyaan baru,
“Saya sudah berdoa tidak juga dikabulkan?” sebagai bahan evaluasi diri ada
sebuah riwayat berikut ini:
“Ada
seorang ulama yang terkenal wara’ yang bernama Ibrahim bin Adham. Sewaktu
beliau berkunjung ke negeri Basrah. Setelah tiba di negeri itu, beliau
didatangi orang-orang seraya mengajukan pertanyaan: “Apa sebabnya keadaan nasib
kami tidak berubah, padahal kamu selalu berdoa kepada Allah SWT, dan bukankah
Allah telah berjanji akan mengabulkan permohonan hamba-Nya?”
Ibrahim
bin Adham menjawab, “Mati hati-hati kalian pada sepuluh perkara, bagaimana
Allah mungkin Allah akan mengabulkan doa-doa kalian?”
1.
Kamu mengaku mengenal
Allah, tetapi hak-hak-Nya tidak kamu penuhi
2.
Kamu mengaku mencintai
Rasulullah, tetapi sunnahnya tidak kamu jalankan
3.
Kamu membaca Al-Quran,
tetapi isi yang terkandung didalamnya tidak kamu amalkan.
4.
Kamu mengaku bahwa setan
itu adalah musuhmu tetapi kamu patuh kepadanya.
5.
Kamu selalu berdoa agar
bisa masuk surga, tetapi kamu tidak beramal untuknya.
6.
Kamu telah berdoa untuk
menghindarkan dirimu dari siksa api neraka, tetapi kamu campakkan dirimu
kedalamnya (dengan berbuat dosa dan maksiat).
7.
Kamu mengatakan bahwa
kematian itu pasti datang, tetapi kamu tidak mempersiapkan diri untuk kematian
itu.
8.
Kamu selalu sibuk dengan
dengan aib/cacat saudaramu, tetapi kamu melupakan aib dirimu sendiri.
9.
Kamu telah memakan nikmat
dari Tuhanmu, tetapi kamu tidak mensyukurinya.
10.
Kamu kuburkan
orang-orang, tetapi kamu tidak mengambil
pelajaran dari peristiwa kematian itu.
Demikianlah
jawaban Ibrahim bin Ad-ham terhadap pertanyaan orang-orang Bashrah yang
merupakan jawaban sekaligus tolak ukur mengapa doa yang sering kita panjatkan
tidak mendapat respon/tanggapan dari Allah SWT. Oleh sebab itu, kita harus
senantiasa menginstrospeksi diri kalau-kalau sepuluh macam penyebab doa yang
tidak dikabulkan tersebut di atas ada pada diri kita.