Dari hasil survei yang dilakukan Salah satu toko online terbesar di Indonesia terungkap bahwa masyarakat Indonesia semakin tidak bisa lepas dari ponsel pintar dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Indonesia, menurut hasil survei perusahaan tersebut terhadap 2.000 responden yang dipublikasi beberapa waktu lalu, mengecek ponsel mereka hampir setiap lima menit dan dalam sehari bisa melirik gawai tersebut hingga 200 kali.
Baca Juga: Budidaya Ikan Ala Kelompok Kampoeng Ikan Nagari Tarantang Harau
Selain itu, CEO Lazada Indonesia Magnus Ekbom perusahaan yang melakukan survey tersebut, juga mengungkapkan bahwa 85 persen pengguna ponsel pintar mengunduh 10-15 aplikasi mobile, bahkan 10 persen memiliki 40 aplikasi dalam ponselnya.
Masyarakat Indonesia biasanya mengunduh aplikasi baru setiap sebulan sekali. Sekitar 50 persen dari mereka mengunduh tiga sampai lima aplikasi belanja online, ujar Ekbom.
Ia menambahkan bahwa pengguna ponsel pintar diprediksi akan mencapai 100 juta orang lebih. Angka ini naik 50 kali lipat dibandingkan tahun awal awal ponsel mulai digunakan masyarakat.
Tingginya tingkat pengunduhan aplikasi belanja daring tersebut menunjukkan bahwa perekonomian berbasis internet tumbuh pesat, atau e-dagang, di Indonesia.
Menurut Ekbom, ada tiga faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi berbasis internet ini, yakni jaringan yang makin cepat dan stabil, banyaknya aplikasi mobile yang mampu mengakomodir kebutuhan aktivitas pengguna, dan semakin banyaknya produsen gawai yang mampu menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen.
Pengamat e-dagang dari Institut Teknologi Bandung, Kun Arief Cahyantoro menyatakan e-dagang melalui ponsel bakal meningkat semakin pesat pada tahun-tahun mendatang.
Dengan rata-rata penetrasi telepon seluler di Indonesia yang mencapai 121 persen ditambah dengan tingginya kecenderungan pengguna ponsel pintar yang didominasi kaum usia produktif, bisnis online melalui perangkat aplikasi mobile akan terus meningkat, jelas Kun.
Berdasarkan data jumlah transaksi sepanjang Januari 2016, memang e-dagang melalui PC dan laptop (21,14 juta transaksi) masih lebih banyak dibandingkan yang menggunakan ponsel (12,82 juta).
Tetapi, menurut Kun, angka e-dagang menggunakan ponsel itu naik 172,8 persen dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu ia memperkirakan pada Januari 2017 belanja online menggunakan ponsel akan mencapai angka 34,97 juta transaksi, sementara PC dan laptop hanya sekitar 30,25 juta.
Akan tetapi, ada kendala yang bisa menghambat perkembangan e-dagang. Salah satunya, papar Kun, masih ada 60,9 persen pengguna internet yang enggan melakukan transaksi daring. Selain itu, dari data yang diperoleh pada 2015, ada 80 persen pengguna intenet yang mengecek harga tanpa melakukan transaksi.
Baca Juga: Berakhir Pekan Dengan Pesona Alam Nagari Taram
Alasan utama mereka yang enggan bertransaksi daring adalah keamanan sistem pembayaran.
Oleh karena itu, Kun menegaskan para pemangku kepentingan e-dagang mesti memberikan jaminan keamanan data pelanggan agar tingkat kepercayaan masyarakat semakin meningkat.
Telah Tayang di Lokadata dengan judul:
Masyarakat Indonesia mengecek ponsel 5 menit sekali