Sektor perkebunan
menjadi salah satu sektor yang memiliki nilai tinggi. Bahkan, Menteri
Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perkebunan merupakan
subsektor yang paling menjanjikan untuk peningkatan devisa dan
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Ujung dari sektor
perkebunan adalah industri hilirnya karena nilainya akan jauh lebih
tinggi dibandingkan jika hanya di hulu saja. Jadi memang harus dihitung
sampai kepasarnya, karena pada saat kita tidak menghitung pasar dan
industrinya, di sana biasanya terjadi kegagalan, jelas Syahrul di
hadapan para pejabat dan staf Direktorat jenderal Perkebunan, 2019 yang
lalu.
Baca Juga: H Saiful SP terpilih Sebagai Ketua umum SP4 Limapuluh Kota
Salah satu
komoditas perkebunan unggulan di Indonesia adalah tembakau. Tanaman
tembakau (Nicotiana tabacum L.) telah lama dibudidayakan di Indonesia
untuk diambil daunnya. Pemanfaatan tembakau pada umumnya masih terbatas
hanya sebagai bahan baku pembuatan rokok.
Namun, dengan
adanya Peraturan Pemerintah No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Aditif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (PP
Tembakau), pada pasal 58 disebutkan bahwa perlu dilakukan upaya
diversifikasi produk tembakau.
Karena itu, perlu
diciptakan produk-produk lain dari tembakau yang bermanfaat dan
memberikan nilai tambah bagi petani namun tetap aman bagi kesehatan.
Daun tembakau
mengandung senyawa-senyawa kimia, mulai dari golongan asam, alkohol,
aldehid, keton, alkaloid, asam amino, karbohidrat, ester dan terpenoid.
Kandungan utama dari tembakau adalah alkaloid (nikotin), ungkap Elda
Nurnasari, Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
dalam keterangan tertulisnya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Wadirut Garuda Ini Siap Maju Dipilkada Sumbar Bersama Poros Koalisi Baru
Menurut Elda,
tembakau memiliki aroma yang khas karena didalam tembakau terkandung
senyawa-senyawa aromatis yang mudah menguap atau biasa disebut dengan
minyak atsiri. Minyak atsiri tembakau dapat diekstrak dengan cara
destilasi. Hasilnya adalah berupa minyak berwarna kuning kecoklatan
dengan aroma tembakau yang khas dan menyengat, lanjutnya.
Kandungan senyawa
utama dalam minyak atsiri tembakau adalah neofitadiena. Neofitadiena
adalah senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri tembakau dengan jumlah
yang besar (> 40%).
Minyak atsiri
tembakau memiliki aroma yang khas sehingga dapat digunakan sebagai bahan
campuran pembuatan parfum badan. 'Balitbangtan telah meneliti dan
memanfaatkan minyak atsiri tembakau sebagai salah satu bahan pembuatan
parfum badan, tambah Elda.
Hasil uji
organoleptik parfum terhadap 30 orang responden (wanita) kebanyakan
memilih parfum minyak atsiri tembakau yang dicampur dengan aroma jeruk,
jasmine dan lavender. "Invensi ini juga telah mendapatkan paten dari
Kemenkumham dengan nomor IDS000001735 sejak tahun 2018 yang lalu,"
ungkap Elda.
Sementara di
sektor hulu, sejak 1997 hingga 2019 Balitbangtan telah melepas 82
varietas unggul baru (VUB) tembakau yang memiliki beragam keunggulan.
"Beberapa diantaranya adalah VUB Tembakau Temanggung Kemloko 4, 5, dan 6
Agribun yang penelitiannya bekerjasama dengan Pemkab Temanggung," jelas
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)
Fadjry Djufry.
Fadjry menambahkan
bahwa ketiga VUB yang telah dilepas sejak 2017 yang lalu ini sangat
sesuai untuk ditanam di lahan endemik penyakit, khususnya nematoda
Meloidogyne spp, bakteri Ralstonia solanacearum, dan cendawan
Phythopthora nicotianae.
Baca Juga: Warga Sangat Terbantu Dengan Adanya Pelayanan SIM Keliling di MPP Payakumbuh
Keunggulan lain
dari ketiga VUB ini adalah pada postur dan performanya lebih besar. Daun
lebih panjang lebar bulat, batang lebih kuat. Dari sisi produksi bisa
menghasilkan lebih banyak, karena daun bisa tumbuh hingga 26 helai
sedangkan varietas di bawahnya hanya 20 helai daun, tambahnya.
Tembakau dari
varietas Kemloko 4, 5, dan 6 ini mampu menghasilkan tembakau kering di
atas rata-rata, di mana varietas lain rata-rata hanya 0,7 ton per
hektare sementara dengan varietas ini diharapkan bisa sampai 0,9 hingga
satu ton per hektare.(relis)