Wahyudi Thamrin

Realisasi Pendapatan APBD Sumbar Capai 60,85 Persen


Padang, Meskipun Indonesia berada dalam Pandemi Covid-19, dimana keadaan ini turut berdampak pada lesunya ekonomi nasional. Banyak pos-pos pendapatan dan belanja negara yang mengalami refocusing dalam upaya menanggulangi Corona Virus ini.

Demikian juga dengan keuangan daerah. Impact nasional, mau tak mau berimbas juga ke daerah. Sumber utama pendapatan daerah banyak tak tercapai. Begitu jua pos pengeluaran, situasi extraordinary cepat tanggap Covid-19 tidak seluruhnya bisa direspon segera sebagian provinsi.

Baca Juga: Wawako Goro Bersama Persiapan Bedah Rumah Warga Miskin

Alhamdulillah Sumatera Barat tetap on track. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementrian Keuangan RI, tanggal 9 Agustus 2020, pukul 12.00 WIB, realisasi pendapatan APBD Sumatera Barat telah mencapai 60.85 persen, terbaik kedua nasional di bawah DKI Jakarta, ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin (10/8).

Dalam rilis yang sama, Sumbar juga menjadi terbaik ketiga dalam realisasi belanja di bawah DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan dengan persentase 51.88. Kedua realisasi ini diatas rata-rata nasional dan provinsi.

Irwan menjelaskan, sesuai amanat Presiden Jokowi, gubernur diminta mempercepat penyerapan APBD untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang anjlok akibat Covid-19.
Presiden berpesan penyerapan anggaran musti segera dilakukan. Momentumnya kuartal ketiga, Juli Agustus dan September. Kalau tak bisa mengejar di kuartal ketiga, jangan harap mampu dikuartal keempat, tambah Irwan menirukan pesan presiden.

Atas prestasi ini, gubernur menyampaikan apresiasi pada semua pihak yang terlibat.Semuanya berperan atas keberhasilan ini. Kendati Kita ditengah pandemi, produktivitas tetap tak luntur. Selamat kepada seluruh tim yang telah bekerja keras mewujudkan kondisi ini, ucapnya.

Terakhir, Irwan tak lupa berpesan, agar jajarannya tak cepat berpuas diri.Terus genjot pendapatan dan belanja daerah, sebab situasi perekonomian masih mengkhawatirkan. Di kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -4,3 persen. Agar segera positif, maka pertumbuhan ekonomi harus meningkat. Salah satunya cara dengan mempercepat belanja pemerintah, pungkas Irwan.(humas)