Oleh : Syaiful Anwar
Dosen
FE Unand Kampus II Payakumbuh
“Rabb, bangunkan aku di tengah malam!”. Begitu pinta para pecinta tahajud. Ayat-ayat dan hadis-hadis yang menganjurkan untuk bertahajud serta energi yang dipancarkan oleh malam telah membakar jiwa mereka dalam pengharapan doa yang senantiasa dipanjatkan saat malam menjelang.
Wahai
para pecinta tahajud, jika Anda ingin dibangunkan untuk shalat tahajud, tidak
hanya sekadar doa yang harus kita panjatkan.Namun, Anda harus pun melewati
pintu-pintu ini agar Allah berkenan membangunkan Anda pada malam hari untuk
bertemu dengan-Nya.
A.
Azam yang Kuat
Inilah
pintu pertama yang harus kita lalui agar dimudahkan oleh Allah untuk bangun
malam. Tanpa azam atau keinginan yang kuat, semua harapan mustahil terwujud.
Semuanya dimulai dari keinginan. Segalanya dimulai dari niat yang kokoh.
·
Anda ingin kaya, Anda
pasti kaya.
·
Anda ingin sukses, Anda
pasti sukses.
·
Anda ingin sehat, pasti
Anda sehat.
·
Anda ingin lulus ujian,
pasti Anda lulus ujian.
·
Anda ingin menjadi orang
saleh, pasti Anda saleh.
·
Anda ingin menjadi
sarjana, pasti Anda akan jadi sarjana.
· Anda
ingin naik haji, pasti Anda akan naik haji. Nah, semuanya dimulai dari sebuah
keinginan.
·
Mengapa ini bisa terjadi?
·
Berikut ini beberapa
alasan dilihat dari beberapa bidang ilmu.
·
Dalam kajian ilmu
psikologi terutama dalam teori-teori motivasi menyatakan bahwa sesuatu pasti
akan terjadi sesuai dengan kekuatan pikiran dan keinginan kita. Apapun yang ada
dalam benak Anda, jika hal tersebut kita inginkan untuk terjadi, maka
terjadilah.
·
Dalam kajian ilmu
psikologi dikenal ilmu sugesti, yang mana segala apa yang terjadi dalam
kehidupan, sangat tergantung dari apa yang sedang dipikirkan dan diinginkan.
Misalnya: untuk mendapatkan nilai 9 dalam mengikuti pelajaran matematika adalah
sesuatu pekerjaan yang sulit Anda capai. Namun jika Anda mensugesti diri bahwa
Anda bisa mendapatkannya, hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Suatu saat
ada ujian matematika. Anda ingin mendapatka nilai yang sesuai, jika sugesti,
Anda jadikan sebagai pegangan dalam diri Anda dan Anda mengucapkan, “Saya
pastikan saya bisa mencapai nilai 9 dalam ujian kali ini, maka Anda pasti
mendapatkan nilai 9,” apa yang terjadi? Saya yakin Anda akan mendapatkannya.
·
Dalam kajian fisiologi
otak, sugesti yang kita tanamkan dalam diri kita akan diproses dalam otak besar
kita (hypothalamus), kemudian secara otomatis akan terkoneksi dalam gerakan
tubuh kita. Oleh karena itu, jika Anda melakukan sugesti bahwa diri Anda bisa
melakukan apapun yang Anda inginkan, maka Anda akan memiliki kekuatan,
semangat, dan dorongan untuk melakukan apa yang Anda inginkan.
Demikian
juga jika hal ini kita praktekkan dalam konteks bangun malam untuk shalat
tahajud. Jika kita memiliki niat yang kuat atau keinginan yang kuat, maka akan
tersugesti dalam pikiran bahwa Anda bisa melakukan hal tersebut. Kerja sugesti
akan memengaruhi pola pikir Anda untuk membangunkan Anda pada waktu malam. Jika
ingin bangun pukul 03.00 dinihari, maka kekuatan pikiran Anda membangunak Anda
pada jam tersebut.
Jika
Anda kurang yakin dengan teori dan penjelasan di atas, silakan saja Anda coba
mempraktekkannya! Saya sudah mempraktekkannya. Ketika saya dan istri berazam
ingin tahajud pukul 03.00, maka saya pun bangun pukul 03.00, bahkan terkadang
lebih cepat daripada waktu yang saya inginkan.
B.
Jauhi Dosa dan Maksiat
Jauhi
dosa dan maksiat! Inilah pintu kedua yang harus Anda lalui agar mudah bangun
malam. Pasti Anda bertanya-tanya, apa korelasi bangun malam dengan menjauhi
dosa dan maksiat, bukan? Untuk menjawab tanda tanya besar tersebut, marilah
simak riwayat dan perkataan para ulama berikut ini.
• Seorang
sahabat bertanya kepada Hasan Al-Bashri, “Wahai Abu Sa‟id–panggilan Hasan
Al-Bashri–aku ingin bangun malam dan menyucikan diri, tetapi kenapa rasanya
begitu sulit?” Hasan Al-Bashri menjawab, “Apakah tadi siang kau telah berbuat
dosa?” kemudian sahabat tersebut menjawab, “Iya. Tadi siang aku menyakiti hati
temanku dan aku juga memperlambat shalatku.” Hasan menjawab kembali, “Segeralah
minta maaf kepada temanmu dan segeralah beristighfar, niscaya engkau akan mudah
bangun malam.”
• Beberapa
orang sahabat bertanya kepada Ibnu Mas‟ud, mengapa kami tidak bisa bangun di
malam hari (untuk melaksanakan shalat tahajud)? Dengan bijak Ibnu Mas‟ud
menjawab agar para sahabat tersebut introspeksi diri, apakah kalian banyak
melakukan dosa? Jika demikian, itulah penyebab terbesarnya. Lebih lanjut lagi,
orang yang banyak melakukan kemaksiatan bukan hanya sulit untuk melakukan
kebaikan, melainkan menghalangi pahala kebaikannya untuk diterima.
• Ats-Tsauri
berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat
malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang pernah kulakukan.” Ditanyakan
orang kepada beliau, “Dosa apakah itu?” Beliau menjawab, “Aku melihat seorang
lelaki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa hal itu dilakukan
sebagai bentuk kepurapuraan saja (hanya untuk riya).”
• Fudhail
bin Iyadh mengatakan, “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan
puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa sebenarnya engkau sedang terhalang
(oleh dosa).”
• Sebagian
dari orang-orang saleh mengatakan, “Betapa sering sesuap makanan itu
menghalangi pelaksanaan shalat. Betapa sering pandangan itu menghalangi
seseorang dari membaca satu surat dari Al-Quran. Sungguh, seorang hamba itu
menyantap satu makanan atau melakukan satu perbuatan yang menyebabkannya tidak
bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun.”
Saudaraku,
berapa orangkah di siang hari yang telah kita sakiti? Berapa orang kah di siang
hari yang telah kita gunjing dan buka aibnya? Berapa wanitakah yang tidak
menutup aurat kita pandang dengan penuh syahwat? Dan berapa jamkah kita lalai
melakukan shalat dari waktunya? Introspeksi dan lihat ke dalam diri kita
masing-masing.
Jika
Anda ingin bangun malam untuk shalat tahajud, maka berusahalah untuk tidak
melakukan maksiat di siang harinya. Karena, maksiat akan menghalangi kita untuk
bertemu dengan Allah Yang Mahasuci. Pertanyaan saya, “Layakkah kita menghadap
Maharaja dengan pakaian yang kotor? Layakkah kita menghadap Mahasuci dengan
„wajah batin‟ kita yang dipenuhi dosa?”
C.
Jangan Terlalu Banyak
Makan
Inilah
pintu ketiga yang harus Anda lalui. “Jangan terlalu banyak makan.” Ya, jangan
terlalu banyak makan. Kenapa banyak makan dan minum menjadi pengahalang kita
untuk bangun di waktu malam? Berikut ini beberapa alasannya.
·
Karena terlalu banyak
makan, apalagi makanan berlemak akan menyebabkan penimbunan lemak yang
menyebabkan Anda tidur melebihi waktu yang umum sehingga Anda sulit terbangun
di malam hari. Umumnya, seseorang tidur paling lama 6- 8 jam. Banyak makan akan
membuat Anda tertidur lebih dari 8 jam sehingga jika Anda tidur pada malam hari
jam 9, Anda baru akan bangun di atas jam 5 jika Anda banyak makan.
·
Karena terlalu banyak
makan dan minum–apalagi di malam hari–akan menyebabkan kekenyangan dan kembung.
Kekenyangan akan menyebabkan mata ngantuk dan ngantuk akan memudahkan Anda
untuk tidur terlelap. Ya, dapat dipastikan
Anda akan sulit bangun malam untuk tahajud.
·
Banyak makan dan minum
merupakan perkara yang dilarang oleh Rasulullah. Dalam salah satu hadisnya,
Rasulullah bersabda, “Tidaklah anak Adam itu memenuhi sebuah bejana yang lebih
buruk daripada (bejana yang berupa) perut. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa
suap makanan yang sekiranya bisa membuat tegak tulang sulbinya (punggungnya).
Jika terpaksa melampaui hal itu, hendaknya sepertiga (bagian perutnya) untuk
makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah).
·
Sebagian dari para syaikh
ketika berdiri di depan meja makan, selalu berkata kepada para muridnya, “Wahai
sekalian muridku, janganlah kalian banyak makan, sehingga kalian akan banyak
minum. Kalau sudah begitu, kalian akan banyak tidur, lalu kalian akan banyak
menyesal ketika meninggal!” Ini merupakan hal yang mendasar untuk bisa bangun
malam, yaitu meringankan lambung dari beratnya makanan.
·
Diriwayatkan bahwa iblis
menampakkan kepada Nabi Yahya bin Zakaria A.s. dengan membawa banyak sendok.
Nabi Yahya bertanya kepadanya, “Ada apa dengan sendok-sendok itu?” Iblis
menjawab, “Ini adalah syahwat yang saya gunakan untuk memburu anak Adam.” Nabi
Yahya bertanya lagi kepada iblis, “Apakah engkau mendapatkan sesuatu pada
diriku berkaitan dengan perangkapmu itu?” Iblis menjawab, “Ya. Pada suatu
malam, engkau sangat kenyang sehingga aku bisa membuatmu merasa berat untuk
mengerjakan shalat malam.” Kemudian Nabi Yahya berkata, “Sudah tentu, sesudah
ini, aku tidak akan mau berkenyang-kenyang selamanya.” Iblis kemudian berkata,
“Baiklah, tapi jangan engkau nasihatkan kepada orang lain sesudahmu.”
·
Seorang ulama besar
bernama Sofyan Ats-Tsauri berkata, “Hendaklah kalian menyedikitkan makan,
niscaya kalian bisa menguasai qiyamullail
(tahajud).
·
Ma‟qal bin Habib pernah
melihat sebuah kaum yang makan dengan porsi banyak, lantas ia berkata dengan
tegas, “Setahu kami, kawan-kawan kami ini rupanya tidak suka shalat malam.”
·
Wahb bin Munabbih
berkata, “Tidak ada orang yang paling disukai oleh setan dari kalangan anak
Adam, kecuali orang yang banyak makan dan banyak tidur.”
D. Qailûlah
Pintu
keempat yang dapat Anda lakukan agar dapat bangun pada malam hari Qailulah. Qailûlah? Mungkin di antara
Anda ada yang merasa aneh mendengar kata ini. Qailûlahmaksudnya adalah tidur sebentar di siang hari. Tidur
seperti ini merupakan sunah yang dianjurkan dan selalu dilakukan Rasulullah
untuk bisa membantu pelaksanaan shalat tahajud pada malam hari. Rasulullah Saw.
bersabda, Mintalah bantuan dengan makan
sahur untuk bisa menunaikan puasa di siang hari, dan dengan qailûlah untuk bisa mengerjakan shalat
malam (tahajud).” (HR. Ibnu Majah). o Tidurlah
sebentar saja pada siang hari karena setan tidak akan melakukannya. (HR. Abu
Nu‟aim)
Anjuran
Rasulullah tersebut bukan hanya sekadar anjuran biasa saja, tapi ternyata
memilki sisi manfaat yang luar biasa. Hal ini berdasarkan penelitian para ahli
kesehatan tentang manfaat tidur di siang hari atau qailûlah. Mari kita simak hasil penelitian tersebut!
ü Secara
medis, tidur di siang hari memiliki fungsi untuk mengembalikan kebugaran tubuh
dan menenteramkan hati. Setelah bekerja keras seharian dan setelah makan siang,
jiwa dan hati kita biasanya menjadi tenang dan sejenak beristirahat. Pada saat
ini, qailulah yang kita butuhkan
untuk kesehatan tubuh kita.
ü Sejumlah
peneliti di negara Yunani menyatakan bahwa tidur singkat di siang hari efektif
untuk menghindari munculnya beberapa jenis penyakit. Setelah mengamati sejumlah
pasien di beberapa rumah sakit di Athena selama beberapa tahun, para peneliti
menyimpulkan bahwa tidur siang selama 30 menit setelah shalat, mengurangi
penyumbatan pembuluh darah hingga 30 %. Jika kurang atau lebih dari waktu
tersebut, maka manfaat yang didapatkannya kurang maksimal.
Dari
anjuran Nabi dan manfaat qailullah, sekarang
Anda barangkali bersemangat dan sudah bersiap-siap untuk menutup kedua mata
sambil membaca doa hendak tidur di siang hari. Namun, tiba-tiba Anda
terperanjat karena ingat akan pesan syaikh, “Wahai sekalian muridku, janganlah kalian banyak makan, sehingga kalian
akan banyak minum. Kalau sudah begitu, kalian akan banyak tidur, lalu kalian
akan banyak menyesal ketika meninggal.” Jangan salah persepsi! Ternyata,
tidak ada hubungannya antara seseorang setelah makan siang kemudian mengantuk.
Berdasarkan sebuah penelitian juga ternyata yang menyebabkan seseorang
mengantuk dan ingin tidur pada siang hari karena disebabkan pola pikir dan
badan yang terlalu lelah karena seharian bekerja. Bukan karena makan siang yang
baru dilakukannya. Coba Anda simak, ketika Ramadhan saat berpuasa kita selalu
ingin tidur pada siang hari, padahal kita tidak habis makan dan minum, bukan?.
Hal yang dilarang adalah „jangan terlalu
banyak makan‟–apalagi makan malam menjelang tidur. Ya, kalau makan
sekedarnya „kan tidak dilarang dan tidak berpengaruh kepada Anda.
Oleh
karena itu, wahai saudaraku pecinta tahajud, jika Anda menginginkan
melaksanakan shalat tahajud, jangan segan-segan untuk mengistirahatkan badan
Anda sebentar saja di siang hari dengan tidur sejenak (qailûlah). Bukankah ini merupakan sunah Nabi? Dan bukankah Anda
ingin bangun malam untuk melaksanakan tahajud?
E. Memasang
Alarm atau Jam Weker
Jika
langkah pertama hingga keempat belum
juga mampu membangunkan Anda pada waktu malam, maka lakukanlah langkah kelima
ini. “Pasang dan setel alarm atau jam weker agar Anda terbangun pada waktu
malam!”
Saya
yakin masing-masing Anda pasti mempunyai HP. Nah, di setiap HP pasti ada fitur ekstra, di fitur ekstra ada jam alarm.
Anda bisa menyetelnya atau mensettingnya sesuai kemauan Anda. Jika Anda mau
bangun pukul 02.30, ya Anda tinggal menyetelnya di jam tersebut, demikian juga
seterusnya. Atau, Anda bisa membeli jam weker dan menyetelnya di jam yang Anda
inginkan. Wah, saya yakin, sepulas apapun tidur Anda, kalau jam alarm atau jam
weker berdendang keras, insya Allah Anda akan terperanjat untuk bangun. Saya
dan istri pun sering melakukannya, dan sejauh ini terbukti sangat manjur!
Tapi,
dalam penggunaan alarm atau weker pun ada strategi yang perlu diperhatikan.
Sebaiknya posisi HP atau pun jam weker diletakkan sedikit jauh dari kasur atau
tempat tidur Anda. Anda dapat meletakkannya
di meja atau di tempat yang menurut Anda jauh dari jangkauan tangan
Anda. Mengapa demikian? Berdasarkan pengalaman saya, ketika HP atau jam weker
mudah dijangkau oleh tangan, maka saat alarm berdendang atau jam weker
berbunyi, tangan akan mudah menjangkaunya dan mematikan bunyi yang memekakkan
telinga itu, dan biasanya bukan malah terperanjat bangun, justru saat jam alarm
dimatikan dan suasana kembali tenang, mata ini kembali tertutup dan melanjutkan
perjuangan di atas kasur (baca: tidur). Pada akhirnya saya tidak jadi bangun
malam untuk tahajud. Sebenarnya ini merupakan pengamalan yang terkadang membuat
saya malu mengungkapkannya, tapi ya lebih baik jujur saja, agar menjadi i‟tibar bagi Anda. Alhamdulillah, sejak
pengalaman pahit ini, saya tidak mau lagi meletakkan HP di dekat tempat tidur
saya.
Sekarang…pegang
HP dengan tangan Anda, lalu tekan fitur ekstra, jam alarm, atur alarm, ketik 02.30 atau 03.00,
tekan OK. Biarkan saja. Lalu tidurlah Anda! Mudah-mudahan Allah membangunkan
Anda lewat alarm ini.
F.
Gunakan Kasur yang
Sederhana
Langkah
keenam agar dapat bangun pada malam hari adalah, “Gunakan kasur yang sederhana!”
atau “Jangan pakai kasur yang terlalu empuk saat tidur!”. Mengapa demikian?
Sebab, kasur yang terlalu empuk akan membuat Anda akan tidur dengan pulas dan
nyenyakan. Kasur yang empuk mendatangkan kemalasan dan ogah-ogahan untuk segera
bangun.
Berkaitan
dengan kasur empuk ini ada pengalaman menarik dari Pak Raden dan Ibu Silvia
yang selalu rutin menjalankan shalat malam. Mau dengar ceritanya!
“Suatu
malam, Pak Raden dan Ibu Silvia menemani adiknya, Malik, tidur di rumah dr.H. Jazil Karimi, SpPD, yang
beralamat di Jl. Cempedak No. 1 Pekanbaru, Riau. Kebetulan dr. Jazil dan
istrinya sedang lawatan ke Australia
karena suatu tugas. Dan Malik–anak angkat dr. Jazil–disuruh menunggu rumah yang
besar dan megah tersebut. Setelah ngobrol ngalor ngidul, Pak Raden dan Ibu
Silvia tidur di kamar yang telah disediakan. Saat Pak Raden dan Ibu Silvia
menghempaskan badannya di tempat tidur, terjadilah sesuatu yang mengejutkan
mereka. “Kasurnya empuk banget, Pak.” Kata Ibu Silvia kepada sang suami. “Iya,
Bu, kasurnya empuk banget.” Tukas Pak Raden dengan ungkapan yang sama.
Kebetulan, Pak Raden dan Ibu Silvia ini sudah berbulan-bulan tidur di kasur
santai atau kasur tipis. Maka, ketika menempati kasur empuk berkelas mereka pun
terperanjat. Dan tahukah apa yang terjadi setelah itu? Tak lama kemudian,
setelah mengucapkan kata-kata tersebut, mereka pun tertidur pulas, dan
terbangun pas muazin mengumandangkan shalat subuh. Jadi, keduanya batal bangun
di tengah malam untuk shalat tahajud.” Demikian cerita tentang kasur empuk.
Oleh
karena itu, saudaraku, gunakanlah kasur yang sederhana! Kalau perlu, cukuplah
dengan menggunakan karpet atau tikar saja. Riwayat berikut ini dapat kita ambil
pelajaran tentang Rasulullah dan sahabat Abu Bakar Siddik yang selalu tidur
beralaskan tikar biasa.
Ø Dari
Ibnu Abbas r.a., Umar bin Khattab pernah menjumpai Nabi Saw. tidur di atas
tikar yang membekas di punggungnya. Umar lantas berujar, “Wahai nabiyullah,
alangkah sebaiknya engkau mengambil tikar yang lebih empuk daripada ini?” Nabi
menjawab, “Apalah artinya aku mengambil dunia (secara berlebihan), tidaklah
permisalanku dengan dunia selain bagaikan pengembara di musim panas, lantas ia
berlindung sesaat di bawah pohon ketika siang, kemudian ia meneruskan
perjalanannya dan meninggalkannya.” (HR. Ahmad).
Ø Abu
Bakar pernah diberi hamparan kasur oleh pembantunya, lantas ia jamah dengan
tangannya seraya berujar, “Demi Allah, sungguh engkau nian empuk, sungguh
engkau sedemikian sejuk, demi Allah, namun aku tak anak menaikimu
selamanyalamanya.” Kemudian ia beranjak dan melakukan shalat fajar.
G.
Tidur Berbaring pada Sisi
Kanan
Langkah
berikutnya agar mudah bangun di waktu malam adalah “tidur berbaring pada sisi
kanan”. Cara ini merupakan langkah yang unik karena sulit dimengerti, dan pasti
menimbulkan pertanyaan Anda, “Apa sih hubungannya
tidur bertumpu pinggang sebelah kanan dengan kemudahan bangun malam untuk
shalat tahajud?”
Untuk
menjawab rasa penasaran Anda, saya kutipkan ungkapan Ibnu Qayyim berikut ini. Yuk kita simak!
Kata
Ibnu Qayyim, “Ada rahasia tersendiri mengenai tidur dengan berbaring pada sisi
kanan. Yaitu bahwa jantung itu bergantung pada sisi kiri tubuh kita. Maka, jika
seseorang itu tidur pada sisi kiri, maka ia akan tidur sangat nyenyak, karena
ia berada dalam kondisi tenang dan nyaman. Inilah yang menyebabkan tidur dengan
nyenyak. Sebaliknya, jika ia tidur dengan berbaring pada sisi kanannya, maka ia
akan gelisah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak disebabkan karena kegelisahan
hati. Sebab, ia ingin mencari tempat ketenangannya dan kecenderungannya
kepadanya. Oleh karena itu, para dokter menyukai tidur pada sisi kiri, karena
ketika itu seseorang mendapatkan rehat yang sempurna dan tidur yang enak.
Sementara itu, syara‟ lebih menyukai tidur pada sisi kanan, karena tidur
seperti itu menjadikan seseorang tidak bisa tidur terlalu nyenyak. Dengan
demikian, tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat bagi hati, sedangkan tidur
pada sisi kiri lebih bermanfaat bagi badan.”
Nah,
sekarang Anda sudah menemukan jawabannya. Tidur berbaring ke sisi kanan membuat
tidur tidak nyenyak. Tidak nyenyak membuat kita cepat bangun untuk shalat
tahajud.
H.
Tidur dalam Keadaan Suci
Langkah
selanjutnya agar kita dapat bangun di waktu malam tidak kalah uniknya dengan
langkah sebelumnya. Apa langkah ini, yaitu tidur dalam keadaan suci. Adakah
hubungan kondisi suci dengan kemudahan bangun malam? Saya jawab, tentu ada.
Simaklah dua hadis Rasulullah berikut ini!
Ø Tidaklah
seorang Muslim bermalam dalam keadaan suci dan berzikir, lantas ia bangun malam
dan meminta kebaikan kepada Allah, baik urusan dunia maupun urusan akhiratnya, melainkan Allah akan memberinya.
(HR. Abu Daud dan Ahmad).
Ø Sucikan
jasad kalian ini, niscaya Allah akan mensucikan kalian. Sebab tidaklah seorang
hamba bermalam dengan keadaan suci, selain di rambutnya ada malaikat penjaga,
tidaklah hamba itu membalikkan badannya di malam hari, selain malaikat
mendoakan, “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, sebab ia dalam keadaan bersuci.”
(HR. Thabrani).
Bukankah
kesucian itu merupakan syarat sah ibadah yang kita lakukan? Dan bukankah
kekotoran itu menjadi penghalang ibadah tidak diterimanya ibadah kita? Bukankah
orang yang sering berbuat dosa (dalam
keadaan tidak suci) sangat sulit untuk bangun malam? Cobalah kalian renungkan
wahai pecinta tahajud.
Oleh
karena itu, siapa yang ingin dimudahkan oleh Allah untuk bangun malam maka
hendaklah ia dalam keadaan bersuci sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi
Muhammad Saw. Berikut ini.
“Jika engkau datangi
tempat tidurmu, berwudhulah engkau sebagaimana akan melakukan shalat.
(HR. Bukhari dan Muslim).
I.
Tidur Sedini Mungkin
Langkah
selanjutnya adalah tidur sedini mungkin agar kita dimudahkan oleh Allah Swt.
Bangun pada malam hari. Untuk membahas langkah ini simak cerita berikut
ini.
Pada
suatu malam selepas shalat Isya, Pak Ujang dan Bu Upik, bersilaturahmi ke
tempat sahabatnya, Bu Titi,. Sudah lama mereka berdua tidak sowan ke rumah beliau. Kebetulan, Bu
Upik sudah beberapa bulan tidak bertemu. Jaraklah yang memisahkan mereka
berdua. Bu Upik berdomisili di Pekanbaru, Riau, sedangkan Bu Titi tinggal di
Batusangkar, Sumatra Barat. Sebenarnya, orang tua Bu Upik tinggal di kota yang
sama, Batusangkar, namun karena Bu Upik ikut suaminya ke Pekanbaru, maka kota
kelahirannya itu ia tinggalkan. Bukan hanya kota kelahirannya, tempat kerjanya
yang semula sama dengan Bu Titi pun harus rela ia tinggalkan karena mengikuti
jejak sang suami. Bu Upik dan Pak Ujang tiba di rumah Bu Titi selepas Isya.
Saat bertemu, Bu Upik dan
Bu Titi langsung berangkulan erat. Pak Ujang hanya terdiam menyaksikan adegan
yang mengharukan itu.
“Aduh,
Ustadzah tambah imut-imut saja.”canda Bu
Titi.
“Ah,
Ni Titi ada-ada saja. Bukan imut-imut, tapi justru “amit-amit”. Nih, tambah
item sejak di Pekanbaru.” bantah Bu Upik sambil tersenyum.
“Iya,
ya. Agak iteman dikit. Kenapa ya, Ustadzah?” tanya bu Titi
“Oh…Pekanbaru
itu panas, Niti. Kemudian, kalau mandi dakinya susah keluar. Airnya kayak
berminyak. Mungkin pengaruh minyak.” Bu Upik menjelaskan.
“Ooo...begitu
ya.”
“O
ya Ustadz, silakan duduk. Maaf nih saking kangennya. Sampai lupa mempersilakan Ustadz duduk.”kata Bu Titi mempersilakan Pak Ujang.
“Nggak
apa-apa, Ni Titi. Saya maklum. Namanya juga konco
arek (baca: kawan lama) yang sudah lama nggak ketemu.”jawab Pak Ujang
sambil tersenyum.
Bu
Titi pun mempersilakan Pak Ujang dan Bu Upik duduk. Ia langsung menuju dapur
untuk membawa air minum dan kue. Walaupun Pak Ujang dan Bu Upik mencegahnya
namun Bu Titi tetap bersikukuh untuk melayani keduanya. Tidak berapa lama, air
minum dan kue pun tiba. Bu Titi mempersilakan keduanya minum dan menyantap kue.
Obrolan kedua sahabat itu terus berlanjut. Tanpa terasa malam semakin merambat
dan menunjukkan pukul 23.45 menit.
“Maaf,
Ni Titi, sudah malam nih. Kami pamit
dulu.” kata Bu Upik.
“Memangnya
jam berapa sekarang, Ustadzah?” tanya Bu Titi sambil mencari-cari jam di rumah.
“Jam
dua belas kurang seperempat.” jawab Bu Titi.
“Masya Allah. Ni Titi sangka masih jam
sepuluhan.”
Singkat
cerita Pak Ujang dan Bu Upik pun pamit pulang. Kendaraan melaju menuju Bukit
Gombak. Sesampainya di rumah, Pak Ujang dan Upik langsung menuju tempat tidur.
Sesaat kemudian, keduanya terlelap dalam tidur yang pulas karena lelah dan
kecapean. Keduanya terperanjat kaget saat hari menunjukkan pukul lima lewat
seperempat.
“Ya
Allah, kita terlambat shalat Subuh.”
kata mereka serempak.
“Kalau
gitu kita batal shalat tahajud.” teriak Bu Upik
“Jangankan
tahajud, subuh saja lewat.” jawab Pak Ujang menyesal.
Cerita
di atas menjelaskan bahwa tidur terlalu larut malam, apalagi dalam kondisi
tubuh yang lelah akan menyebabkan kita terlambat bangun malam untuk tahajud.
Oleh karena itu, tidur sedini mungkin dapat menjadi solusi yang tepat agar
dapat bangun pada malam hari. Bahkan, Rasulullah Saw. Menganjurkan agar
kita tidur setelah isya. Berikut ini
beberapa keterangan yang menganjurkan untuk tidur sedini mungkin.
o Beliau
(Nabi) tidak menyukai tidur sebelum isya dan bicara sesudahnya. (HR.
Bukhari)
o Qadhi
„Iyad berkata, “Begadang setelah isya bisa jadi menjadikan tidur sebelum subuh,
atau mengakhirkan shalat subuh dari ketepatan waktunya, dan bahkan bisa
menggagalkan shalat malam.”
o Kata
Ibnu Rafi‟, “Umar bin Khattab seringkali membangunkan orang-orang dengan tongkatnya
ketika malam, „Bangun-bangun, kiranya Allah memberi karunia shalat untuk
kalian.”
Meskipun
demikian, bukan berarti kita tidak boleh tidur larut malam. Rasulullah
membolehkan umatnya untuk tidur hingga larut malam jika memang memilki
keperluan atau hajat yang sangat penting dan bermanfaat. Misalnya menuntut
ilmu, menghadiri silaturahmi, membicarakan urusan kemaslahatan umat, dll.
J.
Buatlah Kesepakatan
Langkah
selanjutnya adalah membuat kesepakatan dengan pasangan kita (istri atau suami
jika sudah menikah) atau dengan teman, tetangga, dan ustadz, untuk saling
membangunkan pada malam hari. Baik melalui telapon, sms, mengetuk pintu,
memencet bel, dan cara lain yang tidak mengganggu dan telah disepakati agar
bisa membuat Anda bisa bangun tidur pada malam hari.
Jangan
lupa, sebelum menyerang kasur (baca: tidur) sempatkanlah berbincang sebentar
untuk saling memberi motivasi. Ajak pula teman yang belum ada keinginan untuk
tahajud. Khususnya yang kecanduan nonton bola dan kecanduan main internet.
Mereka yang suka nonton bola dan main internet pada malam hari sebenarnya sudah
biasa bangun malam. Tinggal diarahkan saja untuk melakukan shalat tahajud.
Mudah-mudahan dari candu bola dan internet berubah menjadi „candu tahajud‟.
Sehingga, jadilah „masyarakat pecinta tahajud‟. Nah, kalau sudah meluas dan
konsisten, bisa dibuat KOMUNITAS PECINTA TAHAJUD (Kopi Tahajud). Semoga!
Kebiasaan melakukan tahajud pada setiap malam, terlebih dilakukan secara
bersama-sama merupakan tradisi yang baik yang perlu dikembangkan. Bukankah tradisi
yang baik akan mendatangkan kebaikan?
Dalam
sebuah hadisnya, Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Siapa yang mengajak kepada kebaikan dalam Islam, kemudian orang yang
diajaknya mengamalkannya sesudah wafatnya, bagi yang mengajak sama pahalanya
dengan yang diajak. Sedikitpun tidak mengurangi pahala orang yang diajak. Dan
siapa yang mengajak berbuat kejahatan, lalu ia melakukan sepeninggalnya, yang
mengajak berdosa seperti dosa orang yang diajaknya, sama-sekali tidak
mengurangi dosa orang yang diajaknya.” (HR. Muslim).
K.
Berzikir Sebelum Tidur
Langkah
selanjutnya agar Allah memudahkan kita bangun malam untuk salat tahajud adalah
berzikir sebelum tidur. Zikir adalah benteng paling kokoh yang bisa menjaga
godaan setan dan membantu shalat malam. Di antara zikir yang dianjurkan dan
sering dilakukan oleh Nabi Muhammad sebelum tidur, tertuang dalam beberapa
riwayat berikut!
Ø Dari
Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menuju
kasurnya (hendak tidur), hendaklah ia kibaskan dengan sarungnya bagian dalam,
sebab ia tidak tahu kotoran yang tercecer, dan hendaklah ia berbaring di atas
pinggangg sebelah kanan, dan ucapkanlah doa, bismika allahumma wadha‟tu janbi wabika arfa‟uh, allâhumma in amsakta
nafsî faghfir lahâ warhamhâ wa in arsaltahâ
fahfazhâ bimâ tahfazhu bihi „ibâdakashshâlihîn. „Dengan nama-Mu, ya Allah,
aku baringkan tubuhku, dan dengan izin-Mu pula angkat tubuhku. Jika Engkau
tahan jiwaku, maka ampunilah dan rahmatilah. Dan, jika Engkau lepaskan
(kembalikan), maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hambahamba-Mu yang
saleh. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ø Dari
Aisyah r.a., Nabi Saw. jika mendatangi kasurnya setiap malam, beliau menghimpun
telapak tangannya, kemudian beliau tiup dan beliau bacakan surat AlIkhlas,
Al-Falaq dan An-Nas, kemudian beliau usapkan keduanya ke seluruh
tubuhnya.Beliau memulai dari kepalanya, lalu wajahnya, dan seluruh bagian depan
badannya. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.
Ø Dari
Ibnu Mas‟ud, bahwa Nabi Saw. bersabda,
“Barangsiapa
membaca dua ayat terakhir dari surat AlBaqarah pada malam hari, niscaya dua
ayat tersebut telah mencukupkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ø Dari
Anas bin Malik r.a., Nabi Saw. jika mendatangi kasurnya beliau membaca doa, Alhamdulillâhil-ladzî ath‟amanâ wasaqâna,
wakafânâ fakam mimmal-lâ kâfiya lahu wala wu-wiya lahu „Segala puji bagi
Allah yang memberi kami makan dan minum dan mencukupi kami. Karena berapa
banyak orang yang tidak dicukupi dan tidak mempunyai perlindungan. (HR. Muslim)
Ø Tersebut
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan kisah setan bersamanya,
setan berujar, “Jika engkau mendatangi kasurmu, bacalah ayat kursi (Allahu lailaha illa huwa hayyul qayyum) hingga engkau
merampungkannya, niscaya engkau mendapat penjagaan dari Allah hingga engkau
berpagi hari.‟
Ø Dari
Hafsah r.a., Nabi Saw. jika mendatangi tempat tidurnya, beliau letakkan tangan
kanannya dibawah pipi kirinya seraya berdoa, “Ya Allah, jagalah diriku dari
siksa-Mu ketika hari Engkau bangkitkan hambaMu.”
Ø Dari
Barra‟ bin Azib r.a., Nabi Saw. bersabda, “Jika engkau mendatangi kasurmu,
lakukanlah wudhu sebagaimana untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas
pinggang sebelah kanan, kemudian bacalah doa, Allâhumma aslamtu nafsî ilaika, wawajjahtu wajhî ilaika, wafawwadhtu
amrî ilaika, wa alja-tu zharî ilaika, ragbatan warahbatan ilaika, lâ malja-a
walâ manjâ illâ ilaika, âmantu bikitâbikal-ladzî anzalta, wabinabiyyikal-ladzî
arsalta, „Ya Allah, aku serahkan jiwaku untuk-Mu, aku hadapkan wajahku
kepada-Mu, aku limpahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku
kepada-Mu, dengan perasaan antara harap dan takut kepada-Mu. Tiada tempat
bersandar dan keselamatan selain kepada-Mu, saya beriman kepada kitab-Mu yang
Engkau turunkan, dan nabi-Mu yang Engkau utus.‟
Ø Dari
Ubadah bin Shamit r.a., Nabi Saw. bersabda, “Siapa bangun malam lantas membaca, lâ ilâha illallâhu wahdahu la syarika lahu,
lahul mulku walahul hamdu wahuwa „alâ kulli
syai-in qadîr, alhamdulillâh, subhânallâh,
walâ ilâha illallâhu, wallâhu akbar, walâ hawla wala quwwata illâ billâhi,„Tidak
ada sembahan yang benar selain Allah, Zat Yang Tak Bersekutu. Segala kerajaan
dan pujian menjadi milik-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji
bagi Allah. Maha Suci Allah, tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, Allah
Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena bantuan dari Allah.‟
Kemudian mengucapkan, Allahummagh firlî, „Ya
Allah, ampunilah aku‟, atau berdoa dengan doa lainnya, niscaya dikabulkan
doanya. Jika kemudian ia berwudhu untuk shalat, shalatnya diterima. (HR.
Bukhari)
Ø Dari
Barra bin Azib r.a., katanya, Nabi Saw. jika bangun dari tidurnya beliau
membaca doa, „Alhamdulillahil ladzi
ahyânâ ba‟da mâ amâtanâ wailaihin-nusyur, „Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami setelah mematikan, dan kepadaNya kita kembali.‟ (HR. Muslim)
Itulah
zikir-zikir yang biasa dilakuan Rasulullah sebelum tidur. Lalu, apa hubungannya
zikir dengan kemudahan bangun malam? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita
simak hadis yang diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah bersabda,
“Jika salah seorang
mendatangi tempat tidurnya (hendak tidur), maka malaikat dan setan mulai
berkata. Malaikat berkata, “tutuplah dengan kebaikan!‟ setan berkata, “tutuplah
dengan keburukan!‟ maka jika orang tersebut berzikir kemudian tidur, malaikat
akan menjaganya semalaman.”
Hadits
di atas menjelaskan kepada kita bahwa malaikat akan senantiasa menjaga orang
yang berzikir sebelum tidur, karena dengan zikir seseorang akan lebih mudah
untuk bangun melaksanakan shalat malam daripada orang yang tidak berzikir
sebelum tidur.
Bagaimana
tidak akan mudah untuk bangun malam, sedangkan orang yang berzikir senantiasa
dalam keadaan suci dan dalam penjagaan malaikat yang diutus Allah? Tentu, azam
yang kuat dibarengi dengan kekuatan zikir sangat memudahkan seseorang untuk
menyambut seruan Allah, sehingga dalam kondisi ini setan tidak akan berkutik
apalagi mengencingi telinga orang yang berzikir.
L. Menyadari
Bahwa Allah-lah yang Memanggilmu
Langkah
terakhir yang dapat kita lakukan agar Allah berkenan membangunkan kita di waktu
malam adalah menyadari bahwa Allah lah yang memanggil kita. Apa yang Anda
rasakan ketika datang surat bahwa Bupati ingin bertemu Anda, dan akan
memberikanhadiah kepada Anda? Dapat dipastikan, Anda akan melonjak
kegirangan. Sekarang, mari kaitkan
dengan ibadah! Jika kita menyadari bahwa Allah Yang mengundang kita untuk
bangun di tengah malam untuk melaksanakan shalat tahajud, tidakkah kita
gembira? Bukankah Allah itu lebih tinggi dari bupati? Inilah beberapa panggilan
Allah kepada kita untuk bangun malam yang tertera dalam Al-Qur‟an! “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya) (yaitu)
seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua
itu. Dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Qs. Al-Muzammil [73]:
1-4)
Dan pada sebahagian malam
hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudahmudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs. Al-Isra [17]: 79)
Saudaraku
pecinta tahajud, Allah memanggil Anda. Allah mengajak Anda. Dan Dia berjanji
akan memberikan reward berupa
„pengangkatan derajatmu di sisi-Nya‟. Bukankah janji Allah tidak pernah ingkar?
Maka, bangunlah sekarang! Campakkan selimutmu! Dan berserulah, “Rabb, aku
penuhi panggilan-Mu….!!!