Oleh : Syaiful Anwar
Dosen
FE Unand Kampus II Payakumbuh
A.
Kesehatan Jasmani
Inilah
wujud tahajud, yaitu berupa kesehatan jasmani dan terhindar dari berbagai macam
penyakit. Sebelum saya menjawab secara ilmiah, izinkan saya mengutarakan kepada
Anda kisah Bapak Abdurrahman, SE, yang saya kutip secara lengkap dari buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud.
Sehari-hari,
bapak ini adalah tenaga pengajar di sebuah pesantren modern yang terletak di
Bogor. Kesederhanaan selalu menghiasi kesehariannya, mulai cara berpakaian
sampai berbicara tidak menampakkan sebagai sosok yang angkuh dan sombong.Tegur
sapa antarguru juga selalu beliau lakukan di sela-sela waktu mengajar. Bahkan,
sikap keramahannya menjadikan dirinya banyak dikenal di antara guru yang lain.
Tidak hanya itu, beliau mencontohkan pula sikap tersebut kepada anak-anak
didiknya.
Untuk
pergi mengajar, beliau cukup dengan berjalan kaki menuju sekolah yang jaraknya
tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Beliau landasi pekerjaannya tersebut
dengan semangat keikhlasan. Beliau merasa penuh kecukupan dengan apa yang saat
ini dimilikinya.Rasa syukur Pak Rahman–panggilan akrabnya–selalu dibuktikan
dengan banyak melakukan ibadah shalat. Di antara shalat yang tidak pernah lupa
dilakukannya sejak muda adalah shalat tahajud.Rupanya, pekerjaan sebagai guru
membawanya untuk selalu menyempatkan diri melakukan shalat tahajud. Ya, beliau
tidak pernah absen atau lalai meninggalkan shalat tersebut. Bahkan, Pak Rahman
mendirikan shalat tersebut sesering mungkin. Hal ini sama sekali tidak
mengganggu tugasnya sebagai guru. Justru sebaliknya, tugas mengajar dapat
diselesaikannya dengan baik.
Suatu
saat, istri Pak Rahman bertanya, “Pak, kenapa sih hampir setiap hari Bapak melakukan shalat tahajud, padahal aku
sudah cukup bersyukur dengan keadaan sekarang?” Pak Rahman pun menjelaskan,
“Bu, coba dengarkan! Bapak akan ceritakan sedikit kenapa kita harus tahajud
lebih sering. Pertama, kita harus
selalu mengharap rida Allah di manapun dan kapan pun kita berada. Kedua, kita harus yakin akan adanya Hari
Akhir. Oleh karena itu, sudah seberapa jauh kesiapan kita untuk menghadapi sakaratul maut, menghadapi azab kubur,
ingat dosa-dosa yang pernah dilakukan untuk selalu meminta ampun dan bertobat
kepada-Nya? Di samping itu, bagaimana akan menghadapi Padang Mahsyar, yang
konon manusia akan merasakan berdirinya saja selama 50.000 tahun untuk
menghadapi hisab (pengadilan Allah)?
Pada saat itu semua amal dimintai pertanggungjawabannya. Pada waktu itu pula
matahari hanya beberapa jengkal saja dari kepala. Sekarang saja, jarak matahari
dengan bumi jutaan kilometer kita sudah merasakan panas yang luar biasa.
Bahkan, menurut para ahli, di permukaan matahari panasnya bisa mencapai 6000
derajat celcius, sedangkan di dalamnya bisa mencapai 100.000 derajat celcius.
Selain itu, kita akan menghadapi penyeberangan jembatan (sirathal mustaqim), yang menurut hadis lebarnya seperti rambut
dibelah tujuh dan panjangnya membentang antara timur dan barat.” jawabnya
dengan ramah.
Untuk
itu, dengan aktivitas shalat tahajudnya, saat ini Pak Rahman merasa sangat
bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada diri dan
keluarganya. Terlebih walaupun sudah berusia lanjut, ia merasakan kesehatannya
sangat terjaga. Baik kesehatan jasmani maupun rohani. Karena, pada umumnya,
orang seusianya yang sudah berkepala lima mungkin akan sering sakit-sakitan.
Walaupun gerakan olahraga saat ini jarang dilakukannya.Ia pun berujar kepada
sang istri, “Inilah salah satu hikmah tahajud, Bu. Jasmani dan rohani kita
terasa sehat sepanjang masa.”
Kisah
Pak Rahman ini sudah cukup menggambarkan tentang manfaat tahajud untuk
kesehatan. Namun, saya ingin menambahkannya kepada Anda dengan beberapa kisah
dan riwayat berikut.
o Menurut
Al-Qadhi Bahauddin, “Jika Salahuddin AlAyyubi mendengar musuh akan menyerang
tentara kaum Muslimin dengan kekuatan penuh atau saat-saat menjelang peperangan
dengan tentara Salib segera dimulai, malam harinya beliau bersujud dalam shalat
tahajud seraya berdoa, “Ya Allah, semua
urusan duniaku telah putus untuk menolong agama-Mu. Tidak ada tersisa kecuali
keabadianku di sisi-Mu, berpegang teguh kepada tali-Mu, dan bersandar kepada
karunia-Mu. Hanya kepada-Mulah tumpuan dan harapanku.” Dan kemenangan pun
diraihnya.
o Pernah
ada seorang dokter yang bertugas melayani pengobatan umat Islam sekian lama
tidak kedatangan pasien. Ia pun mengadukan hal tersebut kepada Nabi seraya
menanyakan rahasia kesehatan mereka. Maka dijawablah, bahwa mereka sehat karena
rajin shalat tahajud dan mengatur pola makan.
Itulah
beberapa riwayat dan kisah tentang manfaat sekaligus mukjizat tahajud dalam
menyehatkan jasmani manusia. Seperti janji saya tadi bahwa saya juga akan
menjelaskan secara ilmiah tentang
pengaruh tahajud terhadap kesehatan kepada Anda para pecinta tahajud..
•
Menurut hasil suatu penelitian
yang disampaikan dalam muktamar tentang
kesehatan dalam Al-Quran di Kairo tahun 1405 H disimpulkan bahwa shalat secara
umum, dan shalat malam khususnya, memiliki peran sangat besar dalam melancarkan
peredaran darah dan saluran pernapasan. Shalat juga mempunyai pengaruh yang
siginifikan dalam melemaskan sendi-sendi anggota badan dan tulang, khususnya
tulang punggung. Dalam penelitian itu dijelaskan, ada perbedaan sangat mencolok
antara mereka yang mengerjakan shalat wajib dan shalat malam dan mereka yang
hanya melaksanakan shalat wajib saja. Mereka yang mengerjakan shalat wajib
sekaligus shalat malam memiliki tulang punggung yang lebih kuat.
•
Shalat Tahajud juga dapat
menyembuhkan berbagai penyakit jasmani. Hati mengandung zat androgen yang
berfungsi membunuh penyakit. Pada saat mata terjaga atau tidak tidur, kandungan
zat androgen itu lebih banyak dibanding saat tidur. Jika kita mengurangi tidur
dengan tepat untuk mendekat kepada Allah, tubuh akan meningkatkan kandungan zat
androgen, sehingga lebih kuat dalam mencegah atau melawan berbagai penyakit.
•
Pendawam (Orang-orang
yang membiasakan atau melazimkan) shalat Tahajud berarti orang yang paling
banyak bersujud kepada Allah. Saat sujud, posisi kening, dua telapak tangan,
dua lutut dan ujung-ujung jari kaki menyentuh lantai, tertekuk sehingga turut
menghadap ke kiblat. Ini berarti semua anggota tubuh dihadapkan dan dipasrahkan
kepada satu-satunya Tuhan sumber kesembuhan, sumber kesehatan jasmani dan
rohani, yaitu Allah Swt. Hal tersebut tentu saja menyebabkan beberapa hal
sebagai berikut.
1.
Kebahagiaan yang tinggi
karena segalanya telah dipasrahkan kepada Allah. Kita lepaskan segala
ikatan-ikatan duniawi, lalu dengan penuh kesadaran mengakui bahwa Allah
Mahasuci, Mahatinggi, dan Mahatertpuji (subhâna
rabbiyal a‟lâ). Pada kondisi seperti ini, segala sumber penyakit menjadi
terkendali. Bila sedang sakit, sujud berfungsi kuratif (mengobati). Bila dalam
keadaan sehat, sujud berfungsi preventif atau mencegah. Dengan bersujud, stres
yang menjadi pemicu timbulnya berbagai macam penyakit turunan lainnya akan
terkendali. Jika sudah demikian, jasmani dan rohani-pun menjadi sehat.
2.
Menetralisasi dampak
listrik dan magnet. Bila tidak terkendali, kedua hal itu akan menyebabkan
berbagai penyakit jasmani dan rohani, seperti perasaan tidak nyaman, kejang
otot, radang tenggorokan, mudah lelah, pelupa, migrain, dan berbagai penyakit
fisik lain, termasuk tumor yang berkembang menjadi kanker. Posisi sujud
langsung di bumi atau di lantai, tanpa alas, dan menghadap ke Kakbah sebagai
pusat bumi di alam semesta ini adalah cara yang sangat alamiah dan efektif
menyalurkan radiasi dan magnet yang berlebih atau zat-zat yang menyebabkan
penyakit dari tubuh kita ke dalam bumi. Demikianlah hasil penelitian yang
dilakukan Dr. Muhammad Dhiya‟uddin Hamid, Ketua Departemen Radiasi Makanan di
lembaga penelitian tekhnologi radiasi.
B.
Menguatkan Rohani atau
Kejiwaan
Tahajud
dapat menguatkan rohani (mental) Andadalam menghadapi episode kehidupan dunia
ini.Saudaraku, saya ingin berbagi cerita kepada Anda tentang mentalitas seorang
ustad dalam menyikapi hidup.
Yuk,
kita simak saja ceritanya!
Suatu
hari sang ustad mendapat telpon dari temannya sesama ustad, bernama Yondris.
Ustad Yondris meminta kesediaan dirinya untuk menyampaikan ceramah di Balai
Kota, atas undangan Walikota Payakumbuh, Bapak Yosrizal Zain.Sang Ustad yang
tinggal di Batusangkar pun menyanggupi undangan tersebut. Pada waktu yang
ditentukan, sang ustad pun berangkat ke Payakumbuh dengan mengendarai motor.
Lebih kurang satu jam perjalanan sang ustad pun sampai di Payakumbuh. Sebelum
menuju lokasi, ia pun singgah di tempat Ustad Yondris. Kebetulan sang ustad
belum tahu persis lokasi ceramah. Ia menyinggahi Ustad Yondris karena beliau
sangat tahu daerah Payakumbuh.
Setelah
menyiapkan segala sesuatunya sang ustad
berangkat bersama Ustad Yondris ke lokasi ceramah (Balai Kota).
Setibanya di balai kota sang ustad dan Ustad Yondris pun memasuki ruangan Balai
Kota. Sang ustad disambut hangat oleh para jamaah yang umumnya adalah para
pejabat di wilayah Payakumbuh.Sewaktu sang ustad tiba, Pak Walikota ketika itu
belum berada dalam ruangan. Maka sang ustadz, Ustad Yondris dan para petinggi
lainnya menunggu Pak Walikota. Tak lama kemudian Pak Walikota datang. Beliau
menyalami sang ustadz dan semua yang berada di depan.
Acara
pun dimulai dengan pembacaan kalam Ilahi dan langsung ceramah. Dalam
ceramahnya, sang ustadz membahas tentang filsafat shalat. Katanya, takbir
mengajarkan kita bahwa yang dibesarkan dan diagungkan hanyalah Allah. Harta,
gelar, pangkat dan jabatan, semua kecil. Rukuk mengisyaratkan bahwa kita akan
menuju titik penurunan (sujud). Sujud
berarti merendahkan diri dan hati di hadapan Allah (tawaduk), tidak ada yang perlu disombongkan dan diagungkan, karena
semuanya akan ditinggalkan dan meninggalkan kita (salam). Oleh karena itu, ketika dipecat, diturunkan jabatan,
kehilangan uang, dan apapun yang kita cintai jangan khawatir, karena semuanya
hanyalah titipan, dan setiap titipan pasti akan dikembalikan kepada Allah.
Selesai
ceramah, langsung dilanjutkan dengan sambutan Pak Walikota. Dalam sambutannya,
Pak Walikota memuji kepiawaian sang ustad dalam menyampaikan ceramah. Katanya,
sederhana tapi kena sasaran.Pak Walikota pun mengakhiri sambutannya. Dan acara
pun ditutup oleh pembawa acara.Selesai acara, sang ustad diajak Kabag Kesra
memasuki ruangan dan diminta menandatangani bukti penerimaan honor ceramah.
Sang ustad pun menerima honor, dan sebelumnya sempat menolak.Namun, Kabag Kesra
memaksa sang ustad untuk menerima honor tersebut yang masih tersembunyi di balik
amplop.
Setelah
itu, Sang ustad pun pamit kepada Kabag Kesra, Ustad Yondris, dan beberapa
jamaah lainnya yang bertemu dengannya.Dengan mengendarai motor sang ustad meluncur ke Batusangkar dan beberapa saat
kemudian sampailah di rumahnya. Tiba di depan rumah, ia mengetuk pintu dan
disambut sang istri dengan senyuman ramah. Sang istri pun memberikan minuman
segelas teh manis sebagai penghangat badan. Setelah berbincang-bincang, sang
ustad menyerahkan amplop dan meminta agar istrinya membuka isi amplop. Setelah
dibuka, sang istri pun menyampaikan bahwa isi amplop berjumlah Rp. 400.000
(empat ratus ribu rupiah). Sang istri kemudian menyerahkan kembali amplop
tersebut kepada sang ustad, untuk dipegang sementara. Sang ustad pun menerima
amplop tersebut dan ia letakkan di saku belakang celana.
Malam
pun tiba. Pukul 01.00 dinihari, sang
ustad terbangun karena tiba-tiba ia ingin buang air besar. Kebetulan, di rumah
kontrakan yang ia dan istrinya diami tidak ada WC-nya, maka sang ustad pun
keluar menuju mushalla terdekat. Sementara sang istri masih tertidur. Ia pun
mengunci pintu. Setengah berlari sang ustad pun menuju WC Mushalla. Ketika
mulai bertafakur (baca: membuang kotoran), tiba-tiba sang ustad dikejutkan
dengan meluncurnya amplop dari celana belakang. Dan tak bisa ditahan karena
begitu cepat. Dan meluncurlah amplop beserta isinya (uang Rp. 400.000) ke
tempat pembuangan kotoran dan dihanyutkan secepat kilat oleh air yang deras. Di
mana setiap pembuangan kotoran itu tepat tertuju ke sungai di samping mushalla.
Dengan demikian, uang sebanyak empat ratus ribu rupiah habis ditelan derasnya
air sungai.
Sang
ustad pun termenung dan tiba-tiba ia tersenyum sendiri. Ia tersenyum karena
teringat ceramahnya. “Oh benar, uang hanyalah titipan. Oh, saya harus
mempraktekkan apa yang saya ceramahkan kemarin.” gumamnya.Sang ustad pun
kembali ke rumah. Ia membangunkan istrinya dan mengatakan kejadian yang baru
dialaminya. Sang istri pun terperanjat kaget. Namun, sang ustad pun
menenangkannya, dan mengatakan, “Ini adalah cobaan dan sebuah pelajaran, bahwa
apa yang ada di tangan kita belum tentu menjadi milik kita. Yang menjadi milik
kita adalah apa yang kita sedekahkan di jalan Allah.”Sang ustad pun mengajak
istrinya berwudhu dan melaksanakan shalat tahajud. Tidak terlihat sedikit pun
dari wajahnya raut kekecewaan dan kesedihan karena uangnya hilang terbawa arus
sungai.
Saudaraku
para pecinta tahajud, lihatlah bagaimana sikap sang ustad dan istrinya. Mereka
bisa tegar menghadapi cobaan, karena buah dari tahajudnya dan keyakinannya akan
nilai dunia yang tidak ada harganya dibanding kekalnya akhirat.Dan tahukah
siapa sang ustad yang diceritakan di atas? Dialah Abdul Hakim El Hamidy, atau
saya sendiri. Ya Allah, ampuni hamba jika narsis
atau membanggakan diri!
C.
Menumbuhkan Kewibawaan
Ini
dia mukjizat ketiga! Tahajud dapat menumbuhkan kewibawaan dan menciptakan rasa
senang serta lebih dikasihi oleh manusia. Keadaan ini tidak akan didapatkan
oleh orang-orang yang tidak pernah mengisi malamnya dengan tahajud. Kalam
pendawam shalat tahajud mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kecintaan,
pasti Allah pun akan menyambutnya dengan cinta yang berlimpah. Rasa cinta ini
akan terakumulasi di dalam hati dan sangat berpengaruh ke dalam jiwa yang
mewarnai seluruh gerak lakunya sehingga memancarkan kewibawaan dan keanggunan
wajah yang menyejukkan bagi siapa yang memandangnya.Anda ingin bukti? Saya akan
paparkan rangkaian cerita Rasululullah dengan Hindun bin Utbah, istri Abu
Sofyan. Bersiap-siaplah untuk menyimaknya!
Ketika
Rasulullah dan para pengikut setianya berhasil menaklukkan kota Makkah pada
tahun kedelapan Hijriah dari kekuasaan kaum Jahiliyah, pada malam harinya
Rasulullah menghabiskan waktunya dengan bertahajud di depan Kakbah Baitullah
untuk mengungkapkan rasa syukur atas kemenangan yang telah beliau dapatkan.Aktivitas Rasulullah tersebut
ternyata diintai dan diperhatikan oleh Hindun binti Utbah, istri Abu Sofyan bin
Harb, seorang pembesar Quraisy. Hal yang sedang diamati oleh Hindun itu sungguh
pemandangan luar biasa. Tibatiba hati Hindun seperti tersirami air sejuk yang
memengaruhi kering dan kerasnya jiwa selama ini. Pemandangan itu benar-benar
mengubah pandangan dan kehidupannya.
Esok
hari, Hindun mendekati suaminya, Abu Sofyan. Dengan berani dan lantang, dia
sampaikan apa yang tak mampu dibendungnya. “Sesungguhnya aku ingin masuk
Islam!”Abu Sofyan sungguh kaget. “Saya melihat kamu telah keluar dari agama
nenek moyang!” bentak Abu Sofyan dengan keras. Hindun menjawab, “Demi Allah,
aku tidak pernah melihat Allah disembah dengan penyembahan yang sebenarnya di
depan Kakbah sebelum tadi malam! Demi Allah, jika malam tiba, para sahabat
Muhammad hanya mengerjakan shalat dengan berdiri, rukuk dan sujud!” jawab
Hindun dengan ketulusan.
Akhirnya,
istri Abu Sofyan tersebut pun memeluk Islam. Masuknya Hindun ke dalam Islam
menebarkan pengaruh yang luar biasa bagi para pembesar Quraisy. Termasuk
suaminya, Abu Sofyan yang kemudian ikut memeluk islam. Mereka kaum kafir
Quraisy akhirnya berbondong-bondong masuk Islam.
D.
Tampan atau Cantik
Orang
yang rajin melaksanakan shalat Tahajud adalah akan terlihat tampan atau cantik.
“Barangsiapa yang banyak menunaikan
shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan/cantik di siang hari.” (HR.
Ibnu Majah)
Percaya
atau tidak percaya, Anda harus percaya. Mengapa saya menekankan “harus
percaya?” Baiklah, izinkan saya untuk menceritakan beberapa pengalaman saya.
o Tahun
2002, saya pernah menjadi imam rutin di Surau Bonjol Rao-Rao Batusangkar. Salah
seorang jamaah bernama Uni Nurhayati – akrab dipanggil Ni Gadang – berkali-kali
bilang kepada saya, bahwa wajah saya kelihatan bersinar. Saya pun tidak
memedulikannya. Dan saya anggap ketika itu beliau bercanda dan terlalu
melebih-lebihkan saya.
o Tahun
2005, saat saya memimpin Majelis Zikir dan Muhasabah RISMI (Remaja Islam Masjid
Ihsan) Batusangkar, saya mengajak beberapa jamaah untuk shalat tahajud dan
muhasabah. Saat saya berdialog dan ceramah, beberapa orang jamaah pengajian
ibuibu berbicara kepada saya, “Wah, wajah Aa kelihatannya bercahaya. Kami
senang melihatnya.” Saya hanya tersenyum dan tidak terlalu memikirkan kata-kata
itu. Saya khawatir ujub dengan ibadah saya yang belum seberapa itu.
o Tahun
2010, saat saya tinggal di Riau, adik kandung saya, Hilmi dan istri saya pun
ikut mengatakan hal yang serupa, bahwa wajah saya kelihatan cerah ketika
berturut-turut melaksanakan tahajud selama sepekan. Dan sebaliknya, ketika dua
hari saja saya tidak tahajud, wajah saya kelihatan kusam.
o Tahun
2011, istri saya pun mengatakan hal yang sama, bahwa wajah saya kelihatan
bersih, walaupun agak tua dari umurnya alias BERMUTU (Bermuka Tua).
Saudaraku,
pengalaman di atas tidak saya buat-buat. Demi Allah, saya bersumpah di
hadapan-Nya. Namun, saya tidak bermaksud membanggakan diri. Saya pun masih
merasa bahwa apa yang mereka katakan perihal saya itu terlalu berlebihan.
Namun, saya percaya bahwa tahajud itu membuat wajah seseorang menjadi lebih
cantik atau tampan. Ada pasangan suami istri, Khairul Amri dan Murni, setiap
kali saya dan istri melihatnya, ada hal yang menakjubkan. Wajah keduanya
terlihat bersih dan bersinar, padahal sebelumnya saya dan istri tidak
melihatnya. Setelah saya selidiki, keduanya sangat rajin menjaga mutu ibadah,
termasuk ibadah shalat Tahajud.
E.
Memudahkan Rezeki
Mukjizat
yang Anda tunggu-tunggu dari seringnya melaksanakan shalat Tahajud adalah bahwa
shalat malam tersebut dapat memudahkan rezeki. Namun, sebelum menyampaikan
kisah tentang pengaruh tahajud terhadap kemudahan rezeki, saya ingin
mengingatkan kepada Anda–jika Anda terlupa–bahwa rezeki bukan sebatas materi.
Ketenangan jiwa, kesehatan, dan keharmonisan rumah tangga pun merupakan bagian
dari rezeki yang tak ternilai harganya.
Saya
menceritakan kisah tentang pengaruh tahajud terhadap kemudahan rezeki. Ini
merupakan kisah Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc., yang dikenal sebagai
seorang ulama, Ketua BAZNAS, dan Pakar
Ekonomi Islam. Beliau dilahirkan dari keluarga yang berpendidikan, membuat Pak
Didin–panggilan akrab Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.–sangat tertarik
dengan dunia pendidikan. Bahkan, aktivitasnya yang segudang membuat dirinya
banyak dikenal oleh masyarakat luas. Kepiawannya dalam bidang agama adalah
menjadi kesempatan masyarakat untuk banyak bertanya kepadanya mengenai
persoalan agama.
Meskipun
demikian, kesederhanaan dan sifat tawaduk
(rendah diri) kerap menempel pada sosok beliau. Acapkali mendapat undangan
untuk mengisi berbagai kegiatan datang kepadanya. Beliau tidak pernah
membedakan siapapun yang mengundangnya. Kesempatan hadir selalu diutamakan.
Bahkan, tegur sapa dengan orang yang baru dikenalnya pun tanpa sungkan sering
dilontarkannya. Segudang aktivitas dan kegiatan dalam kesehariannya ditapaki
dengan penuh optimis. Pembawaannya yang tenang dan penuh kharismatik adalah hal
yang selalu tertanam dalam kepribadiannya.
“Allah
adalah yang mengatur semua urusan,” ucap Pak Kyai pada salah seorang muridnya
sambil diamini sang murid.
Selalu
memohon kepada-Nya adalah cara yang terbaik sehingga secara berangsur-angsur,
Allah benar-benar membuktikannya dan membuatnya pas. Segala kesulitan yang ia
rasakan mulai berangsur-angsur menjadi mudah dan hilang. Semua itu berkat
kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan ibadahnya kepada Sang Mahakuasa.Keseharian
Pak Didin saat ini tidak lain adalah hasil pembiasaannya sejak dulu. Beliau
tidak pernah lupa shalat Tahajud yang selalu dilaksanakannya setiap malam.
“Usahakan tahajud itu dilakukan setiap malam.” ujarnya di sela-sela pengajian.
Beliau
meyakini sekali ayat yang terdapat dalam surat Al-Isra ayat 79, yang
mengungkapkan bahwa tahajud itu adalah ibadah yang akan menyebabkan Allah
memberikan „maqaman mahmuda‟ (kedudukan
yang terpuji). Bagi Rasulullah, maqaman
mahmuda itu diartikan selalu menjadi panutan dan sebutan dengan kebaikan
dari seluruh makhluk Allah di bumi maupun di langit. Idiom itu juga diartikan syafaat al-uzhma (pertolongan yang
agung), yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah Saw. untuk memberikan
syafaat kepada umatnya. Bagi orang yang beriman atau kaum muslim yang selalu
melaksanakan shalat Tahajud, akan dijaga perilakunya oleh Allah Swt. sehingga
perilakunya sesuai dengan ajaran Islam yang mulia.
“Sebagai
orang yang beriman, saya yakin dengan tidak ada keraguan sedikit pun akan
kemuliaan dan kedudukan tinggi dari shalat tahajud itu,” katanya dengan penuh
keyakinan sambil kembali mengingat masa lalunya.
F.
Meningkatkan
Produktivitas Kerja
Mukjizat
yang terakhir adalah tahajud dapat membuat jiwa menjadi bersih dan
produktivitas kerja meningkat. Hal ini bisa Anda renungkan dalam sebuah hadis
Nabi Saw. berikut ini:
“Setan
membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan
tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan setan berkata, „Malam masih
panjang, maka tidurlah.‟ Jika orang yang tadi bangun lalu berzikir kepada Allah
Swt., maka terlepas satu ikatan, jika dia berwudhu, maka terlepas satu ikatan
yang lainnya, dan jika dia melaksanakan shalat, maka terlepas semua ikatannya.
Pada akhirnya dia akan menjadi segar
dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor
yang diliputi rasa malas.” (HR. Bukhari)
Silakan
perhatikan kata-kata yang saya tebalkan! “dia
akan menjadi segar dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan
jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” Artinya, jika seseorang yang
bertahajud, maka semangat kerjanya akan meningkat, sebaliknya jika dia enggan
bertahajud, maka daya kerjanya akan melemah karena diliputi kemalasan.