Limapuluh Kota,- Nagari Seribu Menhir bergitu orang menjuluki negeri yang ada di lembah bukit barisan di utara Limapuluh Kota ini. Ada juga yang menyebut nagari Bukik Posuak (Bukit tembus) karena di sana ada satu bukit bolong alias punya lobang yang tembus sampai kebelakang bukit tersebut.
Nagari Maek berada di kecamatan Bukit Barisan kabupaten Limapuluh Kota. lebih kurang 30 km dari Kota Payakumbuh. Disebut nagari seribu menhir karena nagari ini memiliki ribuan menhir yang tersebar di setiap jorong di kenagarian Maek. Masyarakat sekitar menyebut batu menhir ini dengan sebutan batu mejan alias batu kuburan.
Selain batu menhir nagari Maek Juga dikenal dengan bukik Posuak (bukit tembus). Begitu kita memasuki Nagari Maek bukik posuaklah yang akan menyambut pandangan mata kita lebih awal selain hamparan bukit barisan.
Jalan lurus di Jorong Koto Godang maek seperti menuju gapura alam bukik posuak ini.
Saat ini Maek sudah menjadi dua nagari. Jorong koto Tinggi menjadi nagari persiapan Koto Tinggi Maek dan Nagari Maek sendiri. Pusat aktifitas nagari yang berada di dasar lembah ini masih di Jorong Ronah.
Menhir menhir yang tersebar di Nagari Maek merupakan bukti sejarah peninggalan zaman megalitikum atau peradaban zaman batu. Konon batu menhir tersebut sudah ada ribuan tahun sebelum tahun masehi berbilang.
Menhir terbanyak ada di Situs bawah Parit Koto Tinggi maek, Ronah, Balai Balai Batu di Koto Godang Maek. juga ada di jorong jorong lain yang jumlah tidak banyak tersebar di tanah warga.
Sudah banyak para arkeolog datang meneliti apa sebenarnya cerita sejarah tersimpan di batu menhir tersebut.Baik dari dalam maupun luar negeri.
Baru baru ini Supardi SH ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat mencoba menelusuri hasil penelitian ahli arkeologi di Universitas Gajah Mada. Yang mana kampus ini pernah melakukan penelitian terhadap menhir yang ada di Nagari Maek tersebut.
Untuk lebih pastinya kita harus lakukan uji karbon dilabor dan itu yang bagus ujinya di Amerika Serikat, cerita Supardi beberapa hari lalu.
Untuk menjaga dan melestarikan serta memperkenalkan lebih luas peninggalan sejarah dan budaya, Kader partai Gerindra ini akan adakan Forum Diskusi Group (FGD) di Maek. FGD ini bertujuan menggali lebih dalam cerita budaya dan sejarah peradaban tua di Nagari Maek tersebut.
Segala lini atau lapisan masyarakat akan kita libatkan dalam diskusi yang dalam rencana diadakan menjelang akhir bulan Juni 2023 ini, kata Supardi.
Kita melihat kedepan potensi wisata baik sejarah maupun budaya di lembah peradabn tua ini sangat bagus. Tentu dalam pengelolaannya nanti mampu semaksimal mungkin memberdayakan masyarakat sekitar. Dan juga keasrian alam serta kelestarian situs situs cagar budaya bisa terjada dengan baik, kata Supardi SH.
Untuk bisa sampai ke Nagari Maek saat ini butuh kehati hatian tinggi dalam berkendaraa. Kondisi jalan yang tidak terlalu lebar dengan tebing bukit dan jurang menghiasi perjalanan.
Sisi jalan juga banyak yang rusak bahkan terban ke jurang. Masyarakat Nagari Maek berharap kepada pemerintah kabupaten Limapuluh Kota untuk bisa memperbaiki jalan yang sudah rusak.
Posisi jalan rusak sangat menantang maut bagi pengendara. Seperti disampaikan Efrizal Hendri Dt Patiah, Wali Nagari Maek kepada awak media beberapa waktu lalu di kantor Wali Nagari Maek.
Sudah lama kami suarakan perbaikan jalan ini. Kami takut nanti tidak hanya korban kecelakaan saja berjatuhan tapi bisa bisa akses kenagari Maek putus. Tebing jurang sudah terban memakan badan jalan cerita Efrizal Hendr Dt patiah.