Salingkaluak.com,- Menjamurnya pertumbuhan industri saat sekarang ini yang tentunya pasti terdapat produk sampingannya berupa limbah baik padat maupun cair akan manjadi salah satu contoh sumber yang dapat mencemari lingkungan. Kegiatan industri akan menghasilkan limbah yang mengandung logam berat seperti Pb, Cr, Cu, Zn, Cd dan Hg. Diantara logam berat, timbal (Pb) merupakan logam berat yang paling berbahaya dan bersifat akumulatif.
Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan terkontaminasinya komponen fisik dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan. Kontaminasi tersebut bisa berasal dari kegiatan manusia ataupun proses alam, yang menyebabkan kualitas lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan seharusnya.
Sementara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi dikawasan perairan, udara, tanah dan lain sebagainya. Pencemaran pada tanah misalnya sudah telah menjadi masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan. Berbagai aktivitas industri seperti penambangan dapat mengahsilkan limbah logam berat beracun yang dapat mencemari tanah. Apabila pencemaran tersebut terjadi dekat dengan wilayah pemukiman, maka dampaknya akan sangat besar manakala logam berat tersebut terakumulasi ke manusia melalui proses biomagnifikasi dalam rantai makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi alternatif yang berkelanjutan untuk mengurangi pencemaran tanah tersebut, salah satunya dengan fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan suatu inovasi penggunaan tanaman sebagai penyembuhan pada tanah yang tercemar. Inovasi ini dinilai cukup efektif dan efisien digunakan. Banyak tanyaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi salah satunya yaitu tanaman hias. Pemilihan tanaman hias dinilai cukup bagus karena disamping bertindak sebagai fitoremediasi juga dapat memberikan nilai estetika. Beberpa contoh tanaman hias yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Bunga Matahari
Bunga matahari merupakan tanaman hias yang biasanya banyak ditanaman dipekarangan rumah dan memiliki ciri khas bunga berwarna kuning dengan kelopak bunga yang padat. Bunga matahari mampu menyerap arsen, timah, uranium, strontium hingga radosesium yang mempunyai efek berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Lidah mertua
Tanaman hias yang satu ini sudah dikelas luas oleh masyarakat. Dikenal sebagai lidah mertua atau sanseviera memiliki berbagai corak disepanjang daunnya. Lidah mertua dipercaya dapat menetralisir racun monoksida, nikotin hingga radiasi nuklir sehingga sangat cocok di tanam disepanjang jalan raya, selain menambah keindahan kota juga dapat mengurangi polusi akibat asap mobil dan motor.
3. Mahoni
Pohon mahoni yang ditanam dipinggir jalan, selain digunakan sebagai tanaman peneduh juga berperan dalam menyerap timbal yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
4. Anthurium
Tanaman hias yang satu ini sangat banyak ditanam dirumah-rumah bagi pecinta tanaman hias. Selain mempunyai bunga yang cantik dan eksotis. Anthurium mampu menyerap polutan seperti amonia dan aseton. Tidak perlu memakai alat penjernih udara untuk membersihkan polusi di rumah.
5. Hanjuang
Hanjuang merah merupakan tanaman hias yang kerap dimanfaatkan para sebagai daun potong. Motif daun yang menarik membuat perangkai bunga jatuh hati. Tanaman hanjuang mempunyai kemampuan menyerap Pb paling tinggi dengan nilai 2,36 mg.kg-1.hari-1.
6. Sambang dara
Sambang darah adalah perdu kecil dengan tinggi 0,5 m hingga ± 3 meter. Batangnya berkayu, dengan percabangan yang sangat banyak. Tanaman sambaing darah memeliki kemampuan menyerap timbal dengan nilai 1,70 mg.kg1 .hari-1.
Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand