Salingkaluak.com,- Kehidupan kita sebagai manusia jika dicermati tidak terlepas dari salah satu komponen alam yaitu tanah. Berdasarkan keyakinan, bahwa kita berasal dari tanah dan kembali ke tanah. Tentunya ini benar adanya sesuai dengan fakta dan realita yang ada. Kita tinggal dan menetap diatas tanah, kita tumbuh dan berkembang dari hasil yang bersumber dari tanah, nantinya kita juga kembali dan melebur dengan tanah. Tanah memberikan kehidupan bagi yang hidup dan kembali lagi menjadi sumber kehidupan untuk kehidupan berikutnya.
Membahas
mengenai tanah, tepat tanggal 5 Desember 2023 dikenal sebai hari Tanah sedunia.
Hari Tanah Sedunia diperingati untuk membuat banyak orang sadar akan manfaat
tanah sebagai bagian dari kehidupan. Selain itu juga untuk memusatkan perhatian
pada pentingnya tanah yang sehat dan mengadvokasi pengelolaan sumber daya tanah
yang berkelanjutan. Dikutip dari laman resmi PBB (United Nations/UN), sejarah
hari internasional untuk merayakan tanah yang disebut sebagai Hari Tanah
Sedunia/World Soil Day ini direkomendasikan oleh International Union of Soil
Sciences (IUSS) pada tahun 2002. Di bawah kepemimpinan Kerajaan Thailand dan
dalam kerangka kerja Kemitraan Tanah Global, FAO telah mendukung pembentukan
resmi Hari Tanah Sedunia/World Soil Day sebagai platform peningkatan kesadaran
global terkait tanah yang sehat.
Pada Juni 2013 dalam Konferensi FAO, Hari Tanah Sedunia/World Soil Day resmi
diadopsi pada Sidang Umum PBB ke-68. Pada Desember 2013, Majelis Umum PBB
menanggapi dengan menetapkan tanggal 5 Desember 2014 sebagai Hari Tanah Sedunia
yang pertama.
Kita
harus tahu bahwa tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik,
kimia dan biologi secara integral mampu menunjang produktivitas tanaman untuk
menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, pakan, obat-obatan,
industri, perkebunan, maupun kehutanan. Secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan
unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl);
Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman.
Dalam
bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai
media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur
dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di
atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air
yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke
tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan
bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan
demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan
benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media
tumbuhnya tanaman.
Nutrisi
yang bisa tersedia untuk tanaman dikendalikan oleh interaksi antara sifat-
sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Sebagai media tumbuh dan penyedia unsur
hara bagi tanaman, pasokan nutrisi yang cukup harus dipertahankan untuk menjaga
stabilitas produksi tinggi dan mutu hasil yang diinginkan. Pasokan nutrisi bagi akar-akar tanaman
merupakan suatu proses yang dinamis. Tanaman menyerap nutrisi dalam bentuk
kation dan anion dari larutan tanah dan melepaskan sejumlah ion seperti H + , OH-,
dan HCO3 -. Perubahan konsentrasi ion dalam larutan disangga oleh proses
jerapan pada permukaan mineral tanah. Penurunan kadar ion dalam larutan
menyebabkan pelepasan ion yang sama dari permukaan mineral tanah. Sebaliknya,
peningkatan konsentrasi ion dalam larutan dari pemupukan atau input lain dapat
menyebabkan sebagian ion diendapkan sebagai mineral . Mikroba tanah menggunakan
ion dari larutan tanah untuk merombak bahan organik, dan ketika mikroba
tersebut mati maka nutrisi dilepaskan kembali ke larutan tanah. Proses tersebut
bergantung pada pasokan bahan organik, ketersediaan ion anorganik, dan kondisi
lingkungan lainnya.
Meningkatnya
kegiatan produksi biomassa (tanaman yang dihasilkan kegiatan pertanian,
perkebunan dan hutan tanaman) yang memanfaatkan tanah yang tak terkendali dapat
mengakibatkan kerusakan tanah untuk produksi biomassa, sehingga menurunkan mutu
serta fungsi tanah yang pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesuburan
tanah dan tidak terlepas dari keseimbangan sifaf fisika, kimia, dan biologi.
Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan
lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di
Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan
memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus
menerus dengan dosis yang berlebihan.
Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand