PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PERIKANAN MENGGUNAKAN ASAM ASETAT DAN EM4 (Effective Microorganisme 4) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN
Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan
Alat yang diperlukan sebagai
berikut :
1. Drum/tong
plastik, ember bekas cat ukuran 25L, ember rumah tangga beserta tutupnya.
2. Selang
kecil 2 meter.
3. Plastik
hitam ukuran besar 60 cm x 90xm dan diberi beberapa lubang 1 cm.
4. Saringan
selebar drum/tong.
5. Botol
aqua ukuran sedang
Bahan yang diperlukan adalah :
1. 1
kg sisa limbah ikan yang sudah terbuang
2. ¼
gula merah yang sudah dilarutkan dengan ½ liter air
3. ½
liter bahan EM4
4. 200 gram asam asetat
5. ½
liter air bekas cucian beras
6. 10
liter air tanah
Cara Pembuatannya:
Campur air bekas cucian beras, EM4, dan
air gula ke dalam tong plastik. Sementara itu cincangan ikan dimasukkan ke
dalam kantong plastik yang sudah dilubangi. Setelah itu, masukkan kantong
plastik ini ke dalam tong plastik dan tambahkan air tanah, kemudian ikat
kantong plastik berisi cincangan ikan itu dan tutup pula tong plastik itu
dengan rapat selama tiga minggu. Setelah tiga minggu, limbah ikan dalam tong
itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. Angkat limbah itu hingga air tiris.
Limbah ikan dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan air dalam tong
menjadi pupuk cair
Contoh
Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Industri
·
Pada
Tanaman Bayam
Aplikasi pupuk cair
organik terhadap tanaman bayam (A.tricolor), berpengaruh pada
peningkatan tinggi tanaman pada 1,2 dan 3 MST (Minggu Setelah Tanaman). Unsur
N, P dan K terutama dibutuhkan untuk suplai energi pada pembelahan sel dan
kekuatan jaringan terutama dinding primer pada jaringan batang dan daun. Namun
begitu, tidak begitu berbeda nyata perbedaan nya tinggi tanamannya. Dari hasil
pengamatan, pemberian pupuk cair organik dari limbah cair industri perikanan
meningkatkan jumlah daun tanaman pada 1, 2, dan 3 MST. Jumlah daun tanaman
selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kondisi lingkungan yang baik akan
mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula. Hal ini disebabkan oleh
tanaman bayam merupakan tanaman yang berumur pendek sehingga pertambahan jumlah
daun setiap minggunya relatif sama. Hara yang diberikan dalam tanah dalam keadaan kelembapan
yang cukup, serta kondisi akar tanaman yang baik akan segera tersedia dan
diserap tanaman. Pada keadaan ini tanaman tumbuh dengan baik dimana kebutuhan
hidupnya dapat terpenuhi sehingga secara fisiologis proses-proses metabolisme
berjalan lancar. Hasil fotosintesis akan digunakan untuk membentuk tunas-tunas
baru yang nantinya akan berkembang menjadi daun. Terdapat peningkatan bobot A.
microphylla dengan pemberian pupuk organik cair yang dihasilkan setiap 5
hari pengamatan.
· Pada Tanaman Kangkung
Laju
pertumbuhan kangkung darat juga meningkat dengan menggunakan pupuk organik cair
limbah industri perikanan. Asupan unsur hara yang cukup akan menopang
pertumbuhan tanaman seraca optimal, namun apabila asupanunsur hara tidak mampu
memenuhi kebutuhan tanaman, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat bahkan mati
karena kekurangan makanan . Jumlah daun mengindikasikan adanya pertumbuhan
suatu tanaman, semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan oleh tanaman maka
pertumbuhan tanaman tersebut semakin baik (Syukron, 2013).
·
Mentimun
Penggunaan POC limbah ikan dapat
memberikan peningkatan pertumbuhan jumlah daun dan luas daun pada tanaman
mentimun, hal tersebut diduga peningkatan pertumbuhan ini terjadi karena POC
limbah ikan mempunyai kandungan N 0,30 %
dan penambahan dosis POC limbah ikan mempengaruhi penambahan jumlah N di dalam
tanah dan yang diabsorbsi tanaman. Adapun peranan utama nitrogen (N) bagi
tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan, baik daun, batang, dan cabang tanaman. Selain
itu, nitrogen pun dalam pembentukan hijau daun, protein, lemak dan berbagai
persenyawaan organik lainnya yang sangat berguna dalam proses fotosintesis
(Murdaningsih et.al, 2021).
· Selada
Pada tanaman selada, pemberian POC
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Akan tetapi,
pemberian POC terhadap berat panen per tanaman dan berat panen per petak
dengannluasan 10 m2 menunjukan pengaruh yang nyata. Berat panen nyata lebih
tinggi, baik berat panen perntanaman maupun berat panen per petak luasan 10 m2 (Yudi et.al , 2015).
·
Pada
Tanaman Cabai
Pupuk organik cair limbah pencucian ikan berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit yakni tinggi batang,
jumlah daun dan jumlah bunga. Pertumbuhan
yang baik bagi tanaman cabai rawit dapat didukung pula oleh ketersediaan
makronutrien lainnya, seperti karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, dan sulfur yang dibutuhkan untuk siklus hidup tanaman dan
menghasilkan generasi yang lain cabai rawit seperti pada umumnya tanaman lain,
akan sehat jika unsur hara tersebut terpenuhi. Makronutrien dapat tersedia pada
proses fermentasi bahan primer yang mencakup limbah cair ikan sebagai pupuk
yang diaktivasi oleh mikroba EM4 yang menguntungkan
bagi pertumbuhan tanaman.
· Pada Tanaman Terung
Ungu
Perlakuan pupuk organik cair limbah ikan berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman 11 MST, jumlah buah per tanaman, dan berat buah
per tanaman, namun berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar, berat kering
total tanaman dan panjang buah per tanaman.
Tanaman terung ungu ini masih akan bertambah tinggi setelah keluarnya bunga dan
buah, karena tanaman terung ini termasuk dalam tipe pertumbuhan indeterminate.
Tinggi tanaman terung ungu pada umur 11 MST (akhir penelitian) berkisar antara
50,46 cm – 54,86 cm. POC limbah ikan, pada konsentrasi ini diduga kandungan
unsur hara seperti P yang diserap tanaman cukup tinggi, karena beberapa
referensi menunjukkan bahwa P berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. P juga berfungsi dalam metabolisme, fotosintesis, pembentukan bunga
dan buah.
Daftar Pustaka
Ali
Farida. 2015. Pembuatan Kompos dari Ampas Tahu dengan Activator Stardec. Jurnal
Penelitian. 1-7.
Cahyo.
2016. Aplikasi Pupuk Granul Limbah Ikan Laut sebagai Sumber N-Organik dalam
Budidaya Sawi (Brassica juncea).
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Fitria Y, Bustami I, dan Desniar. 2008. Pembuatan
Pupuk Organik Cair Dari Limbah Cair Industri Perikanan Menggunakan Asam Asetat
dan EM4 (Effective Microorganisms). Jurnal Sumberdaya Pertanian. 1 (1). Institut Pertanian
Bogor.
Khairunnisa.
2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik dan Kombinasinya Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica juncea L. Var. Kumala). Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim. Malang
Kim, JK . 2011. Cost
Effectiveness of Converting Fish Waste into Liquid Fertilizer. Fish Aquat Sci. 14 (3). Pukyong National
University. Busan
Marsetyo, RB. 2013. Pengaruh
Penambahan EM4 (Effective Microorganisms) dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair
dari Limbah Cair Industri Perikanan. Skripsi. Universitas Brawijata. Malang
Murdaningsih, dan Priska Sri Rahayu.
2021. Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Ikan Pada Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus L.). AGRICA: Journal of Sustainable Drayland Agriculture. 14 (1). 1-10
Nidya Tani. 2019. Pembuatan
Pupuk Organik Cair dengan Cara Aerob. Jurnal IPTEK. 14 (2). Univeristas Muslim
Indonesia. Makassar
Rahmawati, dan Junaidin. 2019. Pembuatan
Pupuk Organik Cair dengan Cara Anaerob. Skripsi. Universitas Muslim Indonesia
Makassar. Makassar
Syukron,
F. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Bokashi dari Tepung Ikan Limbah Perikanan
Waduk Cirata. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Thoyib, N. 2016. Pembuatan Pupuk
Organik Cair dari Sampah Organik Rumah Tangga dengan Bioaktivator EM4
(Effective Microorganisms). Jurnal Konversi. 5 (2). Universitas Lambung Mangkurat.
Kalimantan
Umniyatie.
2014. Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif-4 (Effective
Microorganisme 4).
Laporan PPM UNY. Karya Alternatif Mahsiswa
Yudi Sastro, Erna P A, Ikrarwati, dan Sutardi, S. 2015. Efektivitas
Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi Limbah Ikan pada Caisim dan Selada Skala
Lapangan. Prosiding Smeinar Nasional. 232-238
Zakaria.
2023. The Effect of Fermentation Duration on Nutrition Composistion of Seaween
(Sargassum sp.) Liquis Organis Fertilizer. Journal of Aquaculture and
Fish Health. 12 (1). Universitas
Muhammadiyah Parepare. Sulawesi.