Oleh: Obel, S.P., M.P
( Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Unand)
Tanah Datar, sebuah kabupaten yang terletak di jantung Provinsi Sumatera Barat, kembali memukau dunia dengan Festival Saghibu Dulang, sebuah perayaan yang menampilkan kekayaan budaya dan keindahan kearifan lokal Minangkabau. Festival ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan cerminan dari warisan budaya yang kuat, identitas sosial yang kokoh, dan semangat gotong royong yang tak pernah pudar di kalangan masyarakat Minangkabau.
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Saghibu Dulang
Saghibu Dulang, yang juga dikenal sebagai "makan bajamba," merupakan tradisi makan bersama yang memiliki akar dalam kebudayaan Minangkabau. Dalam tradisi ini, makanan disajikan di atas dulang besar yang diletakkan di tengah-tengah kelompok yang duduk melingkar di lantai. "Saghibu" berarti berkumpul atau berkerumun, sementara "dulang" merujuk pada nampan besar tempat makanan disajikan. Tradisi ini tidak hanya mempererat ikatan sosial antarwarga, tetapi juga menjadi manifestasi dari rasa hormat dan kebersamaan yang terjalin di antara mereka.
Hidangan yang disajikan dalam Saghibu Dulang biasanya terdiri dari masakan khas Minangkabau, seperti rendang, gulai ayam, ikan bakar, dan berbagai jenis sambal serta lalapan. Setiap orang di kelompok tersebut akan makan bersama dari dulang yang sama, menggambarkan prinsip egaliter dan kebersamaan yang sangat dihargai dalam masyarakat Minangkabau. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, semua duduk sejajar dan berbagi makanan dengan penuh syukur dan kebersamaan.
Sejarah dan Evolusi Festival Saghibu Dulang
Festival Saghibu Dulang awalnya muncul sebagai bentuk apresiasi terhadap keberhasilan masyarakat Nagari Tanjung Barulak dalam mengembangkan budidaya jeruk purut, yang telah menjadi komoditas utama di wilayah tersebut. Jeruk purut, yang dikenal dengan rasa asam segarnya, tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga di Nagari Tanjung Barulak, tetapi juga berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Dengan adanya komoditas ini, banyak anak-anak di nagari tersebut yang dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, sebuah pencapaian yang sangat dibanggakan oleh masyarakat setempat.
Seiring berjalannya waktu, festival ini berkembang menjadi acara tahunan yang meriah dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Festival ini tidak hanya mempertahankan tradisi makan bajamba, tetapi juga menggabungkannya dengan berbagai kegiatan lain yang menampilkan kekayaan budaya Minangkabau, seperti pertunjukan tari piring, randai, dan musik talempong. Tari kolosal yang melibatkan ratusan penari menjadi salah satu atraksi utama yang selalu dinantikan oleh para pengunjung.
Rangkaian Acara dan Atraksi Menarik di Festival Saghibu Dulang
Festival Saghibu Dulang biasanya berlangsung selama beberapa hari, dengan berbagai kegiatan yang menonjolkan aspek budaya, ekonomi, dan pariwisata di Tanah Datar. Selain acara puncak makan bajamba, festival ini juga menjadi ajang bagi UMKM lokal untuk memamerkan produk-produk mereka. Pengunjung dapat menemukan berbagai kerajinan tangan khas Minangkabau, seperti kain tenun dan produk ecoprint, serta menikmati kuliner lokal yang menggugah selera.
Salah satu daya tarik utama lainnya adalah pameran hasil panen jeruk purut, di mana pengunjung dapat melihat langsung betapa pentingnya komoditas ini bagi perekonomian lokal. Pameran ini tidak hanya menampilkan jeruk purut sebagai produk unggulan, tetapi juga berbagai olahan dari jeruk purut, seperti sirup, manisan, dan produk kecantikan berbahan dasar jeruk purut yang semakin diminati di pasaran.
Selain itu, festival ini juga menyuguhkan berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti penampilan musik talempong yang merdu, serta tarian-tarian yang menampilkan keindahan gerak dan pakaian adat Minangkabau. Semua acara ini tidak hanya menarik wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara, yang tertarik untuk menyaksikan dan merasakan langsung keunikan budaya Minangkabau.
Dampak Sosial dan Ekonomi: Lebih dari Sekadar Festival
Festival Saghibu Dulang memiliki dampak yang sangat positif bagi perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat Tanah Datar. Dengan banyaknya wisatawan yang datang, sektor pariwisata mengalami peningkatan signifikan. Penginapan, rumah makan, dan pusat oleh-oleh setempat merasakan dampak langsung dari ramainya pengunjung selama festival berlangsung. Ini memberikan dorongan ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh UMKM dan sektor jasa di daerah tersebut.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menekankan bahwa festival ini bukan hanya tentang perayaan budaya, tetapi juga tentang memperkuat perekonomian lokal dan memperkenalkan potensi daerah kepada dunia luar. Ia berharap festival ini dapat terus berkembang dan menjadi acara tahunan yang dinantikan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
Wali Nagari Tanjung Barulak, Fuadil Hulum, juga mengungkapkan harapannya agar Festival Saghibu Dulang bisa menjadi inspirasi bagi nagari-nagari lain di Tanah Datar untuk mengadakan acara serupa yang mengangkat potensi dan keunikan daerah mereka masing-masing. Dengan begitu, setiap nagari di Tanah Datar dapat berkontribusi dalam memperkuat identitas budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Festival Saghibu Dulang bukan hanya sekadar acara budaya, tetapi juga sebuah upaya nyata untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur sambil menghadirkan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Tanah Datar. Dalam konteks globalisasi yang semakin mendominasi, festival ini menjadi simbol resistensi terhadap homogenisasi budaya dan pengingat akan pentingnya merawat identitas lokal.
Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang dari berbagai belahan dunia, Festival Saghibu Dulang diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Ini adalah kesempatan bagi Tanah Datar untuk memperkenalkan keindahan budaya Minangkabau kepada dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kebersamaan di antara warganya.
Festival ini mengajarkan kita bahwa dalam era modern ini, tradisi dan inovasi tidak harus saling bertentangan. Sebaliknya, mereka dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain, menciptakan sebuah harmoni yang indah antara masa lalu dan masa depan. Festival Saghibu Dulang adalah bukti nyata bahwa melalui pelestarian budaya, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan dan kebanggaan bersama.