Kabid Perpustakaan Bahas Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Perpustakaan di Forum Renstra Kota Payakumbuh
Payakumbuh, Salingkaluak.com, – Pemerintah Kota Payakumbuh hari ini menggelar Pelaksanaan Forum Rencana Strategis (Renstra) Misi II dengan fokus pada "Pendidikan Berkualitas" di Aula Randang Balai Kota Payakumbuh pada 22/4/25. Acara penting ini dihadiri oleh berbagai perangkat daerah, stakeholder pendidikan, penggiat literasi, serta tokoh masyarakat lainnya.
Salah satu agenda utama dalam forum ini adalah pemaparan Rencana Strategis Bidang Perpustakaan Tahun 2025-2029 oleh Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Payakumbuh, Rudi Arnel, mewakili Plt. Kadis Perpustakaan dan Arsip, Iffon Satria Chan, yang sedang dalam kesibukan lain. Dalam presentasinya, Rudi Arnel menguraikan secara detail isu-isu strategis yang dihadapi oleh bidang perpustakaan di Kota Payakumbuh.
Lebih lanjut, Rudi Arnel menyoroti beberapa isu internal krusial yang perlu mendapat perhatian. Isu pertama adalah masih kurangnya bahan bacaan di perpustakaan. Ia mengungkapkan data terkini, "Jumlah koleksi perpustakaan hingga April 2025 tercatat sebanyak 21.290 eksemplar dengan 10.273 judul. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Payakumbuh yang mencapai 147.936 jiwa, rasio ketercukupan koleksi menunjukkan bahwa 1 buku harus melayani 7 orang. Angka ini jauh dari standar Perpustakaan Nasional yang menetapkan minimal 1 koleksi per kapita."
Selain masalah koleksi, Rudi Arnel juga menyoroti belum memadainya sarana dan prasarana perpustakaan pasca renovasi Gedung Layanan Umum Perpustakaan Daerah. Meskipun gedung telah direnovasi dengan baik, fasilitas pendukung seperti kursi aula untuk kegiatan, kursi ruang audio visual, infokus, serta sarana bermain anak masih belum tersedia.
Isu lainnya yang dipaparkan adalah belum maksimalnya publikasi perpustakaan baik melalui media elektronik maupun kegiatan secara langsung. Hal ini berdampak pada kurangnya informasi yang diterima masyarakat terkait layanan dan kegiatan perpustakaan.
Rudi Arnel juga menyinggung masih kurangnya kegiatan literasi yang diselenggarakan di perpustakaan. Upaya peningkatan minat baca dan literasi melalui workshop, seminar, pelatihan, serta kegiatan literasi berbasis inklusi sosial dinilai belum optimal.
Adapun saran yang disampaikan oleh Syahrul dari HIMPAUDI Payakumbuh agar perpustakaan memfasilitasi menulis untuk guru-guru sehingga menjadi bahaan bacaan bagi anak-anak didik di Payakumbuh. "Karena gurulah yang paling tahu tentang apa yang disukai oleh anak didik," ungkap Syahrul di Aula Rendang.
Selanjutnya Kabid Rudi Arnel menyampaikan bahwa isu kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola perpustakaan juga menjadi perhatian serius. Dengan hanya 7 orang personel yang melayani seluruh perpustakaan di Kota Payakumbuh, termasuk perpustakaan kelurahan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan perpustakaan sekolah, beban kerja menjadi sangat tinggi, terutama dalam mendukung program peningkatan minat baca dan literasi berbasis inklusi sosial. Dan hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Opet Nawati untuk menggerakan kembali TBM-TBM yang ada di Payakumbuh. "Sebaiknya kita gerakkan Kembali pengelola TBM yang ada di Payakumbuh agar buku-buku bisa dengan mudah diakses masyarakat," kata Opet Nawati menyampaikan.
Berbagai isu internal yang belum optimal ini secara langsung berkontribusi pada isu strategis perangkat daerah bidang perpustakaan, yaitu "Masih rendahnya budaya/minat baca dan literasi masyarakat." Dan untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Rudi Arnel memaparkan beberapa kebijakan strategis yang akan ditempuh oleh Bidang Perpustakaan Kota Payakumbuh dalam lima tahun mendatang (2025-2029). Kebijakan tersebut meliputi: Pengembangan literasi berbasis inklusi sosial melalui media teknologi informasi, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan perpustakaan kelurahan dan TBM, penyempurnaan pengelolaan perpustakaan daerah, pelaksanaan pengadaan bahan perpustakaan, pelaksanaan pembangunan perpustakaan daerah yang representative, peningkatan promosi dan sarana informasi perpustakaan, pelaksanaan pengelolaan perpustakaan berbasis IT dengan keterbukaan publik.
Lebih lanjut, Rudi Arnel juga memaparkan program dan kegiatan urusan bidang perpustakaan tahun 2025-2029 yang akan fokus pada Program Pembinaan Perpustakaan (meliputi Pengelolaan Perpustakaan Tingkat Daerah dan Pembudayaan Gemar Membaca Tingkat Daerah) serta Program Pelestarian Koleksi Nasional dan Naskah Kuno (melalui Pengembangan Koleksi Budaya Etnis Nusantara).
Dalam kesempatan tersebut, Rudi Arnel juga menyampaikan dampak positif dari pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang Perpustakaan Tahun 2024. Pasca renovasi gedung layanan perpustakaan daerah yang selesai pada 30 Agustus 2024, terjadi peningkatan signifikan pada jumlah kunjungan, tidak hanya dari dalam Kota Payakumbuh tetapi juga dari luar daerah. Selain itu, DAK juga berkontribusi pada penambahan koleksi bahan bacaan perpustakaan daerah.
Forum Renstra Misi II ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi Pemerintah Kota Payakumbuh dan seluruh stakeholder terkait untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguatan peran perpustakaan sebagai pusat literasi dan informasi bagi masyarakat.
Adapun di akhir penutup, Wulan Denura, menyampaikan bahwa, "Peprustakaan harus menyesuaikan dengan keadaan zaman di mana zaman teknologi saat ini telah mengalihkan masyarakat dari buku. Hal itu bisa disesuaikan dengan membuat perpustakaan digital," pungkas Wulan di acara sesi penutup. (Feni Efendi)